Bandung - persis.or.id, Melihat pemberitaan yang tak elok dari sebuah media televisi, salah seorang netizen ungkapkan kritikannya untuk Metro TV. "Semalam (04/12/2016) saya melihat tayangan Metro TV yang menggambarkan betapa mereka merasa tak nyaman dengan bullying yang dilakukan oleh sekelompok peserta Aksi 212 kepada sebagian reporter dan crew mereka. Menyaksikan hal teresebut standing position saya jelas; Saya tidak membenarkan dan mengecam prilaku bullying semacam itu!", ungkap Tatan Ahmad Santana.
Tatan melanjutkan, untuk memahami ekspresi kekesalan semacam itu, maka elok rasanya apabila kita semua mencoba melacak akar penyebab kekesalan sebagian besar ummat ini, yang sesungguhnya banyak "diprovokasi" oleh berbagai tayangan yang disiarkan oleh Metro TV; yang acapkali bias dan berpihak.
Sebagai contoh kecil tentang persoalan Aksi yang terjadi akhir-akhir ini. Bila kelompok GNPF yang melakukan Aksi, maka Metro TV menjelma menjadi media yang sangat kritis. Metro hadir dengan tayangan yang melakukan kritik keras dari mulai soal motif aksi, soal kepentingan publik yang terganggu, soal sampah yang berserakan, bahkan hingga soal perusakan taman. "Singkat kata, bila GNPF MUI yang beraksi, maka mata kamera Metro TV begitu terbuka dan jeli", heran Tatan.
Hal tersebut menurut Tatan, berbeda jauh ketika pemilik Metro TV: Bung Surya Paloh dan kawan-kawan menggelar aksi. Metro kehilangan daya kritis. Metro tak bicara tentang motif sesungguhnya dari Aski tersebut. Metro gagu untuk bicara tentang kepentingan publik (jamaah CFD) yang terganggu dengan keberadaan aksi tersebut.
"Metro pun membisu ketika aksi tersebut sesungguhnya secara sah dan meyakinkan telah melanggar aturan CFD yang harus bersih dari kegiatan Politik. Bahkan mata kamera Metro pun buta dengan sampah yang berserakan dan taman yang rusak tak karuan. Aksi Bung Surya dan Kawan-Kawan nampak sempurna di Metro TV. Sempurna dan tanpa cela", terang Tatan.
Tatan menyebutkan bahwa itu baru sebagian kecil dari bias dan berpihaknya Metro TV kala menyampaikan informasi. "Selain ini tentu saja masih banyak hal lainnya yang tentu saja saya tak memiliki ruang yang cukup untuk membukanya di sini", jelas Tatan.
"Permintaan saya sederhana saja, dan permintaan saya ini tak hanya ditujukan untuk Metro tapi juga seluruh Media, termasuk pengguna Media Sosial di manapun anda berada dan di sisi keberpihakan manapun anda berdiri", ucap Tatan.
Tatan mengajak mengedepankan sikap Adil yang diajarkan oleh konstitusi negara dan bahkan oleh kitab suci. "Ingatlah, udara yang anda pakai untuk menyebar informasi kepada publik adalah milik publik. Jangan kotori atmosfir kita dengan berita busuk yang bisa membuat kita semua susah bernafas", imbuhnya.
"Terakhir, khusus untuk Metro Tv, sebagaimana Ust. Arifin yang masih menyelipkan doa bagi Pak Ahok di Aksi 212 kemarin, saya pun ingin berkirim doa untuk Metro TV; Semoga Metro mampu menjaga keadilan dalam menyampaikan pemberitaan, semoga Metro TV pun tetap mengudara dan terus memproduksi kebaikan", pungkas Tatan. (/TG)