Banda Aceh, persis.or.id - Ketua Bidgar PimpinanWilayah PersatuanIslam (PW PERSIS) Aceh Ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA. mengingatkan umat Islam mengenai kewajiban membela dan membantu Palestina.
Hal ini disampaikan oleh Ustaz Yusran Hadi dalam khutbahnya pada shalat Jum'at kemarin (Jum'at, 20/10/23) di Masjid Nurul Huda kantor BPKP Banda Aceh.
DIa mengatakan, baru-baru ini Israel telah melancarkan serangan udara yang brutal terhadap Gaza Palestina.
Israel membombardir dan menghancurkan Kota Gaza dengan ribuan rudal dalam serangan udaranya yang brutal dan membabi buta setiap harinya selama 12 hari ini sejak hari Ahad (08/10/2023).
Israel membantai warga Gaza dengan rudal tanpa ampun, termasuk anak-anak, para wanita, lansia dan para nedis. "Bahkan israel menggunakan bom fosfor untuk membantai warga Gaza," katanya
Serangan udara yang brutal dan mematikan ini telah mengakibatkan korban tewas syahid sekitar 3800 orang dan korban luka-luka sekitar 12.500 orang terluka dari warga Gaza.
Angka korban tewas dan luka-luka akan terus bertambah karena masih banyak korban yang berada dalam reruntuhan ribuan bangunan yang belum dievakuasi, mengingat keterbatasan alat untuk mengevakuasi mereka.
Terlebih lagi, kata dia, sampai hari ini, Israel masih terus membombardir Gaza dengan serangan udaranya.
Selain itu, ribuan bangunan berupa rumah, perkantoran, toko, pasar, masjid, gereja, sekolah, dan lainnya hancur akibat serangan ini.
"Bahkan rumah sakit yang seharusnya menjadi zona aman dalam perang tak luput dari sasaran rudal Israel. Kemarin (Kamis, 19/10/23), rudal israel menghantam sebuah rumah sakit yang mengakibatkan 500 orang tewas syahid," terangnya.
Tidak hanya itu, listrik dan air bersih diputuskan oleh Israel. Bantuan berupa makanan, minuman, selimut, pakaian dan obat-obatan dari beberapa negara dilarang masuk ke Gaza, sehingga tertahan di perbatasan Rafah Mesir dengan Gaza Palestina.
Gaza diblokade dari disolasi dari bantuan luar sehingga mengalami krisis makanan, minuman, obat-obatan, pakaian dan tempat tinggal.
"Oleh karena itu, Umat Islam wajib membela dan membantu saudara-saudaranya yang tertindas dan terzalimi di Palestina sesuai dengan kemampuannya masing-masing," imbuhnya.
Menurutnya, seorang pemimpin negara yang muslim harus mengutuk dan memaksa Israel untuk menghentikan aksi brutalnya.
Bila Israel tidak patuh, maka perlu mengirimkan pasukan untuk membela Palestina, memberikan senjata kepada pejuang Palestina, memutuskan diplomasi dengan israel, dan mengembargo ekonominya.
Umat Islam yang bukan pemimpin negara tetap memiliki kewajiban untuk membantu Palestina dengan beragam cara.
"(Dengan) mengadakan aksi bela Palestina, mengadakan penggalangan dana (infak) untuk Palestina untuk membantu meringankan penderitaan mereka, mendoakan keselamatan dan kemenangan mereka, mendoakan kehancuran Israel dan negara-negara yang membantu mereka, serta memboikot produk-produk Israel," tegas ustaz Yusran.
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi Aceh ini menyayangkan sikap para pemimpin dunia yang hanya diam atau mengutuk saja, tanpa berbuat aksi tegas dan nyata unruk menghentikan kebrutalan Israel.
Menurutnya ini adalah tragedi kemanusiaan yang paling besar dan biadab yang dilakukan oleh Israel terhadap umat Islam Gaza.
Israel sengaja melalukan Genosida dengan melakukan pembantaian secara membabi buta dan brutal.
Ini kejahatan yang luar biasa sadis dan kejam di era modern yang diklaim menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian (HAM) dan anti penjajahan, seperti yang didengungkan selalu oleh Amerika dan sekutunya dari negara-negara Eropa.
Namun, sayangnya para pemimpin negara-negara di dunia khusus pemimpin Arab dan Muslim hanya bisa menonton tragedi kemanusiaan ini, tanpa bisa menghentikan kebiadaban Israel.
"Bahkan Amerika dan negara-negara sekutunya mendukung dan membantu Israel untuk memerangi para pejuang Hamas. Mereka menggunakan politik standar ganda dalam persoalan perang Israel dan Hamas," tegasnya.
Selanjutnya dirinya menjelaskan kaitan iman, ukhuwah islamiah dan solidaritas terhadap umat Islam.
"Iman merupakan ajaran paling mendasar dan esensial dalam ajaran Islam. Tanpa iman, ajaran Islam lainnya tidak ada makna. Iman mengikat semua ajaran Islam lainnya."
Di antara wujud ikatan iman adalah ukhuwah Islamiah (persaudaraan seagama) dan solidaritas Islam.
Dengan dorongan iman, maka terwujudlah ukhuwah Islamiah dan solidaritas sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah ta'ala dan Rasul-Nya.
"Islam menginginkan agar persaudaraan karena iman atau yang sering disebut dengan ukhuwah Islamiah itu tidak berhenti sebatas ucapan, namun harus diwujudkan secara nyata dalam sikap dan perbuatan. Dorongan yang mewujudkan semua itu adalah iman," ungkapnya.
Para ulama telah mendefinisikan iman adalah tashdiiqun bil qalbi, wa iqraarun bil lisan, waamalun bil jawaarih.
Maknanya, iman adalah keyakinan dalam hati yang diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan.
Oleh karena itu, ukhuwah Islamiah yang terbentuk karena iman itu wajib diwujudkan dengan sikap dan perbuatan nyata berupa solidaritas terhadap muslim lainnya yang menderita, mencintanya, menolongnya, peduli dan berempati terhadap penderitaannya, membelanya, dan sebagainya.
"Ini dikarenakan umat Islam berada dalam satu agama (Islam) dan satu iman (iman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya). Inilah manifestasi dari ukhuwah Islamiah yang diperintahkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah," ujarnya.
Anggota Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara ini menyebutkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang memerintahkan umat Islam untuk bersolidaritas terhadap muslim lainnya yang tertindas dan terzalimi.
"Begitulah kewajiban bersolidaritas terhadap sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah ta'ala dan Rasul-Nya," ungkapnya.
Maka, kata dia, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk bersolidaritas terhadap saudara-saudara kita di Palestina yang menderita dengan ikut merasakan penderitaan mereka, peduli dan empati terhadap penderitaan mereka, menolong memenuhi kebutuhan mereka, dan membela mereka.
"Inilah bukti iman dan ukhuwah Islamiah yang diwajibkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya," pungkasnya.
[]