Kaum Tsamud Arsitek Yang Pasik Dalam Al-Quran (Bagian Satu)

oleh Redaksi

21 Januari 2025 | 07:52

Kaum Tsamud Arsitek Yang Pasik Dalam Al-Quran

C. Da’wah Nabi Shalih as.


Nabi Shalih As berda’wah pada kaumnya (Tsamûd), antara lain seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’ân,


1. Beribadah hanya kepada Allâh al-A’raf 73,



وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْجَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلُ فِي أَرْضِ اللهِ وَلاَتَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.


Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”. (Qs. Al-A’râf [7]:73) Yang mengandung makna tidak menyekutukan Allâh, hanya menyembah kepadanya.


2. Keterangan, hujjah yang jelas, petunjuk ketauhidan atas Allâh dan ibadah kepadanya, telah datang kepada kamu sekalian, al-A’râf 73,



وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْجَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلُ فِي أَرْضِ اللهِ وَلاَتَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.


Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”. (Qs. Al-A’râf [7]:73)


3. Allâh Swt mendatangkan nâqatullâh (unta Allâh), atas permintaan mereka. Ini sebagai bukti kebenaran atas kenabian dan da’wahnya Nabi Shalih As, seperti pada al-A’raf 73, (Al-Maraghi, III:8,199)



وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْجَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلُ فِي أَرْضِ اللهِ وَلاَتَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.


Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”. (Qs. Al-A’râf [7]:73)


Kalimat nâqatullâh sama dengan kalimat baitullâh artinya ini menunjukkan,


a. Li at-Takhshish, kepada arti yang khusus. Unta itu khusus bagi Allâh.

b. Li at-Tafdhîl, arti keutamaan. Unta itu lebih dari unta yang lainnya.

c. Takwînuhu min ghairi sababin, terjadinya tanpa sebab dan terwujudnya berbeda dengan yang lain.

Dan kata Lakum âyah menunjukkan makna,


a. Tanda-tanda yang menunjukkan atas qudrat Allâh.

b. Unta itu keluar dari batu yang licin shukhratu malsâ-in batu itu bergerak-gerak bagaikan orang hamil akan melahirkan, lalu batu menjadi terbelah dan keluar unta seperti yang diminta oleh kaum Tsamûd.

c. Unta itu meminum air sumur seluruhnya dalam satu hari, dan menjadikannya air susu untuk memberi minum pada kaum Tsamûd (Ibnu Jauzi, III, 224).


Dan menurut Shawi (II:102-103) unta itu minum di sumur dengan memasukkan kepalanya pada sumur, ia minum hingga menghabiskan semua air, lalu menjadikannya air susu dan kaum Tsamûd meminumnya serta menyimpannya.


4. Kaum Tsamûd dilarang Allâh Swt mengganggu unta Allâh, biarkan makan dan minum di bumi Allâh, dan jangan sekali-kali menyakitinya, jika demikian nanti akan diadzab Allâh, al-A’raf 73,



وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْجَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلُ فِي أَرْضِ اللهِ وَلاَتَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.


Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”. (Qs. Al-A’râf [7]:73)


5. Allâh Swt membagi waktu untuk mengambil air dari sumur, antara kaum Tsamûd dan unta Allâh, al-Syuara 155,



قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَّهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَّعْلُومٍ.


Shalih menjawab: Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu”. (Qs. Al-Syu’ara [26]:155)


Abdul Wahab Al-Najjari (tt, 58) menyebutkan, bagi unta dan kaum Tsamûd ada waktu mengambil air, satu hari untuk unta dan satu hari yang lainnya untuk kaum Tsamûd. Unta itu tahu waktu dan hari yang khusus buatnya untuk mengambil air, ia tidak pergi mengambil air jika giliran bagi kaum Tsamûd.


BACA JUGA:

Fir’aun, Sosok Pemimpin Sombong Dalam Al-Quran (Bagian Satu)

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon