3. Azdab Allah atas Mudhar
Karena kaum Mudhar kufur terhadap Allah mereka diazdab dengan dua azdab yaitu, (1) kelaparan, kemiskinan. (2) ketakutan. Seperti dalam firman Allah,
وَضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللّهِ فَأَذَاقَهَا اللّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُواْ يَصْنَعُونَ.
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat .
Kata dzûqu adalah merasa dengan lidah, ini artinya azdab itu dirasakan sampai pada rasa yag sekecil mungkin. Sedangkan kata libâs (pakaian), memberikan arti bahwa azdab tersebut atau kepahitan dan kemadharatan yang menimpa mereka dari berbagai sisi yang mengurung bagaikan pakaian yang mengurung pada badan.
Sedangkan azdab atas kaum Mudhar adalah:
a. Libâsu al-Jû’, kelaparan yang mengurung, yaitu Selama 7 tahun mereka diadzab. Dan jenis-jenis adzab atas mereka,
- اكل الجيف = Makan bangkai busuk.
- أكل الميتة = Makan bangkai.
- أكل الكلاب = Makan anjing.
- أكل عظام محرقة = Makan tulang usang.
- Aklu al-‘alĤaz/al-wabar, Makan bulu-bulu yang dicampur darah.
- أكل القراد = Makan kutu-kutu.
- أكل ما يقعدون = Memakan seperti kulit yang diduduki.
- شرب الدماء = Meminum darah.
- قطع المطر = Tidak turun hujan.
- قطع الميرة = Habis stok makanan untuk kehidupan.
b. Libâs al-Khauf, Pakaian ketakutan. Artinya ketakutan yang mengurung bagaikan pakaian. Ketakutan tersebut karena,
- سرايا الرسول = tentara yang dikirim Rasulullah untuk mengintai mereka.
- Yauma badrin, kematian tentara mereka di perang badar.
- Ketakutan pada kematian karena pahitnya kelaparan.
Atas kelaparan yang menimpa, selanjutnya mereka mengirim Abu Sufyan bin Harb ke Madinah untuk menemui Nabi dan minta bantuan kepadanya, dengan disertai kelompoknya, dan Ia berkata:
يا محمد إنك جئت تأمر بصلة الرحم والعفو وإن قومك قد هلكوا فادع الله لهم فدعا لهم رسول الله وأذن للناس بحمل الطعام إليهم وهم بعد مشركون.
Wahai Muhammad, sesungguhnya engkau datang menyuruh untuk menyambungkan silaturahim dan pemaaf dan sesungguhnya kaummu sungguh telah celaka, maka berdo'alah kepada Allah bagi mereka. Maka Rasulullah saw berdo'a untuk mereka dan mengizinkan orang-orang untuk membawa makanan kepada mereka dan mereka setelah itu musyrik.
Yang dikirim Rasul ketika terjadi kelaparan dan kepahitan adalah طعاما / makanan, karena rasa kasihan kepada mereka. Dan ini memberi pelajaran pada, untuk memperhatikan yang sedang menderita musibah dengan cara mengurangi beban hidup mereka.
Dari kisah kabilah Mudhar tersebut memberikan satu isyarat bahwa جحد الأيات = menolak secara terang-terangan terhadap ayat Allah, كفر بالله = kufur terhadap Allah dan تكذيب الرسول = mendustakan Rasul setelah datang risalah, كفر النعم = tidak mengsyukuri ni’mat Allah adalah merupakan سنة الله/cara dari ketetapan Allah yang mendatangkan azdab. وما كنّا معذّبين حتّى نبعث رسولا al-Isra :15 Sebagaimana telah terjadi pula terhadap kaum terdahulu yaitu kaum Nuh as.diadzab dengan ditelan banjir, kaum عاد/ ‘ Aad, dengan angin shor-shor, kaum ثمود/Tsamud dengan petir dan gempam, kaum سدوم/Sudum dengan hujan batu/مطر dan kaum مديان/Madyan dengan hujan api.
C. Petunjuk Allah bagi Mukmin
فَكُلُوا مِمَّأ رَزَقَكُمُ اللهُ حَلاَلاً طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ {} إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ اللهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَعَادٍ فَإِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (.:) Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Nahl [16]:114-115)
Setelah menjelaskan kaum Mudhar yang disiksa karena kufur ni’mat terhadap Allah, menghalangi jalan Allah, dan mendustakan Rosul. Allah swt memberi petunjuk kepada kaum mu’minin agar:
1. Makan makanan حلال dan طيبا.
2. شكر النعمة = syukur nikmat dengan cara حلّ ما أحله الله/menghalalkan apa yang dihalalkan Allah, حرّم ما حرّمه الله/mengharamkan apa yang telah Allah haramkan.
3. طاعة على الرسول = taat kepada Rasul, dengan cara إتّباع الأوامر بالمداومة عليها = mengikuti perintah-perintahnya secara terus menerus.
4. Jangan memakan yang diharamkan Allah, al-Nahl: 115
5. Jauhi makanan yang kotor yaitu bangkai dan darah. serta daging babi dan sembelihan yang bukan karena Allah swt.
Kabilah Mudhar, pada masa selanjutnya, yaitu tahun 8 Hijriyyah masuk Islam, tunduk atas Rasulullah, meninggalkan apa yang mereka dulu sembah. Dan setelah mereka menjadi mu’min, Nabi bersabda:
لا تسبّوا مضر و لا ربيعة فانهما كانا مؤمنين {لسان العرب: 3, 1}
DAFTAR PUSTAKA
- Ahmad Mushtafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, V, Daar Fikr, Baerut, Lubnan, 1971
- Ali bin Muhammad al-Jauzi, Zaad al-Masir fi Ilmi Tafsir, IV, Al-Maktab al-Islami, 1965
- Ibnu Jarir al-Thabari, Jami al-Bayan an Tawil Ayi Alquran, Dar al-Fikr, 1988
- Ahmad Shawi al-Maliki, Hatsiah al-‘Alamah al-Shawi,II, Dar Al-Firk, Baerut, 1993
- Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Zaad al-Ma’ad, Maktabah al-Manar al-Islamiyyah, 1995
- Ibnu Manzhur. 1988. Lisân al-Arabi, Beirut: Dâr al-Ihya al-Turats al-Arabi.
- Mushtafa ‘Inani, al-Wasit, Daar al-‘Arif, Makkah, 1916
BACA JUGA:Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran