Oleh: Syarief Ahmad Hakim (Wakil Ketua Dewan Hisab dan Rukyat PP PERSIS dan anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI)
Menurut data Almanak Islam 1445 H yang diterbitkan oleh PERSIS Pers, Ahad 29 Oktober 2023 akan terjadi Gerhana Bulan Sebagian dan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
Data gerhana tersebut berdasarkan hasil perhitungan program Hisab Astronomis PERSIS.
Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah data menurut aplikasi Islamic Times yang juga dibuat oleh Dewan Hisab dan Rukyat PP PERSIS, dengan asumsi bahwa pengguna Islamic Times yang beroperasi di hp akan lebih banyak daripada pengguna Hisab Astronomis yang beroperasi di Personal Computer ataupun laptop.
Hasil hitungan Islamic Times akan sedikit berbeda dari hasil hitungan Hisab Astronomis, karena algoritma dan jumlah suku koreksi yang digunakan berbeda.
Islamic Times menggunakan algoritma VSOP87 untuk data posisi Mataharinya dan ELP2000-85 untuk data posisi Bulannya. Namun algoritma keduanya bukan versi yang lengkap tapi telah direduksi.
Adapun jumlah total suku koreksinya adalah 357 suku koreksi (Matahari = 192 suku dan Bulan 165 suku). Sedangkan Hisab Astronomi menggunakan algoritma VSOP87D untuk data posisi Mataharinya dan ELPMPP02 untuk data posisi Bulannya dengan algoritma keduanya versi lengkap.
Adapun jumlah total suku koreksinya adalah 38.363 suku koreksi (Matahari = 2.462 suku dan Bulan 35.901 suku). Sebagai contoh waktu terjadinya GBS 29-10-2023 menurut Hisab Astronomis -lihat di almanak 1445 H- adalah: Awal Umbra (U1) = 02:35:22 WIB, puncak gerhana (Mx) = 03:14:03 WIB dan akhir Umbra (U4) = 03:52:44 WIB.
Sedangkan menurut Islamic Times -lihat pada gambar 3- adalah: Awal Umbra (U1) = 02:35:15 WIB, puncak gerhana (Max) = 03:13:58 WIB dan akhir Umbra (U4) = 03:52:41 WIB.
Dengan demikian, untuk Awal Umbra (U1) mempunyai selisih 7 detik, puncak gerhana (Max) memiliki selisih 5 detik dan akhir Umbra (U4) selisihnya 3 detik. Artinya selisihnya tidak terlalu jauh, tidak lebih dari 10 pada orde detik.
Prasyarat Terjadinya Gerhana Bulan
Gerhana Bulan akan terjadi apabila:
- Posisi Bulan sedang oposisi dengan Matahari atau dilihat dari Bumi, Bulan sedang berlawanan arah dengan Matahari, sehingga Bulan tampak sebagai bulan purnama. Posisi demikian akan terjadi bila nilai elongasi (jarak sudut) Bulan terhadap Matahari sekitar 180° atau dengan kata lain selisih Bujur Ekliptika Bulan-Matahari sekitar 180°.
- Posisi Bulan dan Matahari berada di sekitar Titik Simpul (titik perpotongan antara bidang lintasan Bulan dengan Ekliptika), baik di Titik Simpul Naik maupun Titik Simpul Turun. Dengan kata lain Bulan dan Matahari sedang berada di Lintang Ekliptika yang sama dengan selisih nilai Lintang Ekliptika Bumi dan Matahari sekitar 0°.
Gerhana Bulan dan Jenis-jenisnya
Gerhana Bulan ialah peristiwa terhalangnya cahaya Bulan sebagai pantulan sinar Matahari oleh bayangan Bumi, sehingga permukaan Bulan yang tertutup bayangan Bumi tidak bisa memantulkan cahayanya ke arah Bumi.
Karena Bulan merupakan benda langit yang tidak memiliki cahaya sendiri sama seperti Bumi. Perhatikan gambar berikut ini:
Gambar 1. Bayangan Umbra dan Penumbra Bumi dilihat dari arah samping
Bumi adalah benda langit yang bulat menyerupai bola, tidak memeliki cahaya sendiri dan tidak transparan, sehingga ketika Bumi terkena cahaya Matahari ia akan membuat bayang-bayang berbentuk kerucut yang bagian ujung kerucutnya menjauh dari Bumi.
Bayangan inilah yang dinamakan bayangan inti atau Umbra Bumi, sedangkan bayangan yang diakibatkan oleh cahaya Matahari yang datang dari arah berlawanan dengan piringan Matahari ke Bumi disebut bayangan semu atau Penumbra.
Pada gambar 1, bayangan Penumbra adalah bayangan yang mengapit bayangan Umbra dengan kedua ujung kerucut bayangannya menyentuh Bumi.
Sebenarnya kalau dilihat dari arah Bumi ke Bulan, kedua bayangan Bumi tersebut berbentuk bulat, dimana bayangan Umbra berada di tengah dan bayangan Penumbra di sekelilingnya, sebagaimana terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 2. Bayangan Umbra dan Penumbra Bumi dilihat dari arah Bumi
Jenis-jenis gerhana Bulan yang kita kenal sekarang diakibatkan oleh posisi Bulan terhadap kedua bayangan Bumi di atas. Adapun jenis-jenis gerhana Bulan tersebut ialah:
- Gerhana Bulan Total (GBT), ialah apabila saat puncak gerhana seluruh piringan Bulan berada di bayangan Umbra Bumi seperti yang ditunjukkan posisi Bulan ke dua pada gambar di atas. Karena terhalang bayangan Umbra maka cahaya Bulan tidak terlihat sedikitpun.
- Gerhana Bulan Sebagian (GBS), ialah apabila saat puncak gerhana hanya sebagian piringan Bulan berada di bayangan Umbra Bumi dan sebagian lagi berada di bayangan Penumbra seperti yang ditunjukkan posisi Bulan ke tiga pada gambar 2 di atas. Bagian piringan Bulan yang berada di Umbra terlihat gelap sedangkan yang berada di Penumbra masih terlihat cahayanya.
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP), ialah apabila saat puncak gerhana seluruh piringan Bulan berada di bayangan Penumbra Bumi seperti yang ditunjukkan posisi Bulan ke satu pada gambar 2 di atas. Pada saat Bulan berada di Penumbra, Bulan masih menampakkan cahaya meskipun mengalami peredupan sekitar 14% (tergantung jauh dekatnya Bulan ke bayangan Umbra Bumi) dari cahaya Bulan Purnama. Dengan kadar peredupan yang hanya sekitar 14% tersebut mata manusia pada umumnya tidak bisa membedakan antara Bulan tersebut sedang Gerhana Penumbra atau sedang Purnama biasa. Inilah sebabnya mengapa Gerhana Penumbra tidak dikenal oleh orang awam dan hanya dikenal dikalangan pegiat astronomi saja.
Cara Membaca Data Islamic Times
Islamic Times merupakan aplikasi Ilmu Falak yang dibangun oleh Dewan Hisab dan Rukyat PP PERSIS sebagai pembuat algoritma Ilmu Falaknya, kemudian berkolaborasi dengan PT Someah Kreatif Nusantara sebagai pembuat sistem operasi yang kompatibel dengan perangkat android.
Aplikasi ini memuat 4 macam hitungan terkait waktu dan arah ibadah umat Islam, yaitu: Waktu shalat, arah Kiblat, awal bulan Qamariah dan gerhana Bulan dan gerhana Matahari. Juga disediakan data astronomis untuk Matahari dan Bulan.
Bagi yang membutuhkan aplikasi ini bisa mengunduh di link: http://bit.ly/islamic-times
Terkait data-data yang tersedia di menu Gerhana tampak dalam tampilan berikut:
Gambar 3. Tampilan data Gerhana Bulan Sebagian 29-10-2023
1. Rabi’ al-Akhir, 1445 H adalah moment yang menunjukkan waktu terjadinya gerhana dengan mengacu pada bulan dan tahun Hijriah. Untuk mengetahui moment ini kita harus memilih dulu gerhana matahari atau bulan, kemudian kita pilih tahun hijriyahnya.
2. Gerhana Bulan Sebagian adalah menunjukkan jenis gerhana Bulan
3. Ahad, 29 Oktober 2023 adalah waktu terjadinya gerhana Bulan.
4. Bandung, INDONESIA (107° 36’ 33” , -6° 54’ 43”, Elev : 719,300 Mdpl) adalah lokasi yang dihitung peristiwa gerhananya oleh aplikasi. Jika kita menghidupkan fitur lokasi pada hp kita kemudian kita aktifkan aplikasi Islamic Times maka secara otomatis lokasi itulah yang keluar hasil hitungannya. Namun jika kita ingin mengetahui data gerhana di tempat lain maka kita harus merubah dulu secara manual di fitur pengaturan lokasi. Contoh lokasi pada gambar 3 adalah untuk kota Bandung dengan koordinat Bujur 107° 36’ 33” BT dan Lintang -6° 54’ 43” LS. Elev = elevasi, ialah ketinggian kota Bandung diukur dari permukaan laut, yaitu sebesar 719,300 Mdpl (Meter di atas permukaan laut).
5. Gerhana dimulai 29 Oktober dan berakhir 29 Oktober, adalah menunjukkan waktu terjadinya gerhana Bulan berdasarkan tanggal dan bulan Masehi. Jika waktu gerhana Bulan terjadi sebelum dan sesudah pukul 00:00 maka tanggal memulai dan berakhirnya gerhana akan berbeda.
6. Fase gerhana Bulan adalah tahapan yang dilalui Bulan selama peristiwa gerhana berlangsung. Adapun fase-fase tersebut ialah awal Penumbra (P1), awal Umbra (U1), awal total (U2), tengah gerhana (Max), akhir total (U3), akhir Umbra (U4) dan akhir Penumbra (P4). Namun yang mengalami semua fase gerhana hanya gerhana Bulan Total saja. Gerhana Bulan Sebagian tidak mengalami fase awal total (U2) dan akhir total (U3), sedangkan gerhana Bulan Penumbra tidak mengalami fase awal Umbra (U1), awal total (U2), akhir total (U3) dan akhir Umbra (U4). Fase-fase Bulan diukur dengan waktu daerah yang sesuai dengan lokasi yang dihitung. Contoh di atas untuk kota Bandung maka waktu daerahnya adalah WIB (Waktu Indonesia Barat) dimana fase awal Penumbranya (P1) terjadi pada pukul 01:01:50 WIB, fase awal Umbra (U1) terjadi pada pukul 02:35:15 WIB, tengah gerhana (Max) terjadi pada pukul 03:13:58 WIB, akhir Umbra (U4) akan terjadi pukul 03:52:41 WIB dan akhir Penumbra (P4) akan terjadi pada pukul 05:26:06 WIB.
Perhatikan lima posisi bulan saat memulai fase-fase GBS 29-10-2023 pada gambar di bawah ini!
Gambar 4. Empat fase Gerhana Bulan Sebagian 29-10-2023
7. Azm = Azimuth, yaitu arah posisi Bulan yang diukur dari titik Utara melalui lingkaran Horizon searah jarum jam sampai lingkaran vertikal yang mengenai Bulan pada fase tertentu. Berdasarkan data yang ada pada gambar 3, Azimuth Bulan pada fase awal Penumbranya (P1) adalah sebesar 311,0°, pada fase awal Umbra (U1) 294,5°, pada fase tengah gerhana (Max) 291,0°, akhir Umbra (U4) 288,5° dan pada akhir Penumbra (P4) 284,8°. Perhatikan gambar 5 di bawah ini:
Gambar 5. Tinggi dan Azimuth Bulan saat GBS 29-10-2023
Pada gambar 5 mengilustrasikan posisi bulan dengan koordinat Horizon, yaitu penentuan posisi Bulan dengan Azimuth dan ketinggian. Dimana Azimuth Bulan saat fase tengah gerhananya adalah 291,0°, yaitu jarak dari U-T-S-B sampai ke K.
8. Alt = Altitude, yaitu ketinggian Bulan yang diukur dari lingkaran Horizon melalui lingkaran vertikal (lingkaran yang ditarik dari lingkaran Horizon sampai ke Zenith bila nilainya positif dan ke Nadir bila nilainya negatif) sampai ke posisi Bulan pada fase tertentu. Berdasarkan data yang ada pada gambar 3, ketinggian Bulan pada fase awal Penumbranya (P1) adalah sebesar 59,1°, pada fase awal Umbra (U1) 39,7°, pada fase tengah gerhana (Max) 31,0°, akhir Umbra (U4) 22,1° dan pada akhir Penumbra (P4) 1,0°.
Perhatikan kembali gambar 5 di atas. Pada gambar 5 yang mengilustrasikan posisi bulan dengan koordinat Horizon. Dimana tinggi Bulan saat fase tengah gerhana adalah 31,0°, yaitu jarak antara K (Bulan).
9. Magnitude Penumbra adalah perbandingan antara diameter Bulan yang tertutup oleh Bayangan Penumbra Bumi pada saat puncak gerhana terhadap diameter bayangan Penumbra secara keseluruhan. Saat seluruh piringan Bulan berada pada bayangan Penumbra maka nilai Magnitudo Penumbranya akan lebih besar dari 1. Seperti saat puncak atau tengah GBS nanti nilai Magnitudo Penumbrannya adalah 1,1169.
10. Adapun Magnitudo Umbra adalah perbandingan antara diameter Bulan yang tertutup oleh Bayangan Umbra Bumi pada saat puncak gerhana terhadap diameter bayangan Umbra secara keseluruhan. Saat Gerhana Bulan Sebagian nilai Magnitudo Umbranya akan lebih kecil dari 1. Seperti saat puncak atau tengah GBS nanti nilai Magnitudo Umbranya hanya 0,1224 saja, atau dengan kata lain piringan Bulan yang memantulkan cahaya Matahari ke arah Bumi sekitar 88%. Berarti piringan Bulan yang tergerhanai (gelap) hanya sekitar 12% saja. Silahkan perhatikan gambar 4 di atas!
11. Radius Umbra adalah jarak dari tengah bayangan Umbra ke keliling lingkarannya. Adapun radius Penumbra adalah jarak dari tengah bayangan Penumbra ke keliling lingkarannya. Besar dan kecilnya radius bayangan Umbra Bumi, demikian juga radius bayangan Penumbra Bumi tergantung pada jarak Bumi-Bulan. Semakin besar radius bayangan Umbra Bumi demikian juga radius bayangan Penumbra Bumi, maka semakin lama gerhana berlangsung.
Catatan: Nilai radius bayangan Umbra dan bayangan Penumbra Bumi pada gambar 3 ada kesalahan dalam menampilkan datanya. Seharusnya nilai yang benar untuk radius Penumbra adalah 1,2685° sedangkan untuk nilai radius Umbranya 0,7327°.
12. Durasi Penumbra adalah lamanya rentang waktu yang ditempuh Bulan saat menyusuri radius bayangan Penumbra Bumi. Adapun durasi Umbra adalah lamanya rentang waktu yang ditempuh Bulan saat menyusuri radius bayangan Umbra Bumi. Pada saat GBS nanti durasi Penumbranya berlangsung selama 4 jam 24 menit 16 detik, sedangkan durasi Umbranya berlangsung selama 1 jam 17 menit 25 detik.
13. Terbit adalah saat posisi piringan atas Bulan bersentuhan dengan ufuk sebelah Timur. Saat peristiwa GBS 29-10-2023 nanti, Bulan akan terbit di ufuk Timur pada pukul 18:12:27 WIB.
14. Transit adalah saat posisi piringan tengah Bulan bersentuhan dengan lingkaran meridian atas. Saat peristiwa GBS 29-10-2023 nanti waktu transit Bulannya tidak muncul karena transit Bulannya terjadi tanggal 30 Oktober 2023, sedangkan sistem hanya menghitung tanggal 29 Oktober 2023 saja.
15. Terbenam adalah saat posisi piringan atas Bulan bersentuhan dengan ufuk sebelah Barat. Saat peristiwa GBS 29-10-2023 nanti, Bulan akan terbenam di ufuk Barat pada pukul 05:28:26 WIB.
Kesimpulan
Pada Ahad, 29 Oktober 2023 akan terjadi peristiwa Gerhana Bulan Sebagian dan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia mulai pukul 02:35:22 WIB sampai dengan pukul 03:52:44 WIB menurut versi Hisab Astronomis atau mulai pukul 02:35:15 WIB sd 03:52:41 WIB menurut versi Islamic Times.
Adanya selisih waktu terjadinya gerhana disebabkan oleh algoritma dan jumlah suku koreksi yang digunakan Hisab Astronomi berbeda dengan yang digunakan Islamic Times.
Dengan bantuan aplikasi Islamic Times, kita dapat mengetahui akan terjadinya peristiwa gerhana jauh-jauh hari sehingga dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambutnya.
Data-data yang disediakan Islamic Times cukup lengkap sehingga mempermudah pengamatan peristiwa gerhana. Misalnya dengan data Azimuth = 291° dan tinggi Bulan = 31° saat puncak gerhana nanti, kita akan dapat mengarahkan pandangan ke posisi Bulan yang sebenarnya dengan tepat, yaitu kira-kira searah dengan arah kiblat Indonesia (Barat Laut) dan jarak Bulan dari ufuk Barat kira-kira setinggi tiga kepalan tangan yang diluruskan. Bagian piringan Bulan yang tergerhanai sekitar 12% berada di sebelah kiri bawah.
Semoga pada waktunya nanti kita bisa melaksanakan ibadah yang terkait dengan peristiwa GBS di atas. Aamin.
[]
Foto: Freepik.com