Hadiri Silaturahim Akbar PERSIS Labuhanbatu, Ketua PW PERSIS Sumut Jabarkan Tujuh Doktrin Jamiyyah

oleh Henri Lukmanul Hakim

14 Desember 2024 | 16:16

Hadiri Silaturahim Akbar PERSIS Labuhanbatu, Ketua PW PERSIS Sumut Jabarkan Tujuh Doktrin Jamiyyah

Labuhanbatu, persis.or.id - Ketua Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (PW PERSIS) Sumut KH. Muhammad Nuh, MSP. menjabarkan tujuh doktrin Jamiyyah Persatuan Islam yang wajib dipahami dan diamalkan oleh para kader.


Ketujuh doktrin tersebut yakni, mengembalikan umat kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, melakukan amar makruf nahi mungkar, menghidupkan dan memelihara ruhuljihad, ijtihad dan tajdid, membentuk ash-haabun dan hawariyun, mengembangkan pendidikan dan dakwah, menghidupkan kegiatan syar'iyah dan ijtima'iyah, dan yang ketujuh adalah memperkaya perpustakaan Islam.


Hal ini disampaikan Muhammad Nuh ketika menghadiri Silaturahim Akbar sekaligus Pengajian Akbar PERSIS Labuhanbatu (Labuhanbatu Induk, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara), di halaman Sekretariat Pimpinan Cabang PERSIS Bilah Hilir, Labuhanbatu, Minggu (8/12/2024).


Nuh yang juga diamanahi sebagai anggota Komite IV DPD RI asal Sumatera Utara ini, lalu menjabarkan bagaimana ketujuh doktrin ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan bernegara.


"Mengembalikan umat kepada Al-Qur'an dan As Sunnah, dalam kenyataanya, tidak sedikit dari kaum muslimin, baik dalam akidah, ibadah, dan akhlaknya yang tidak sesuai dengan tuntunan dasar Islam, yaitu Kitabullah Al-Quran dan bimbingan As-Sunnah Rasulullah saw. Padahal, dua pedoman dasar ini yang memandu kaum muslimin untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat," beber Nuh.


Terkait melakukan amar makruf nahi mungkar, jelas Nuh, Allah Swt. memberikan kepada manusia dua potensi yang berlawanan, yaitu fujur (dorongan untuk melalukan kesalahan) dan takwa (potensi kebaikan).


"Potensi kebaikan harus didukung dan dikembangkan dengan amar makruf, sedangkan dorongan untuk melakukan kesalahan harus ditahan dari dalam dengan mujahadatunnafs (mengkondisikan hati); jika keburukan itu dari luar wajib dihadapi dengan nahi mungkar," terangnya.


Adapunt mengenai menghidupkan dan memelihara ruhuljihad, ijtihad dan tajdid, ia menyampaikan sabda Rasulullah saw.


"Urusan terpenting adalah Islam. Tiang penyangganya shalat, dan puncak kemuliaannya adalah jihad fisabilillah. Jihad dalam makna sungguh sungguh mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki demi meraih keridhaan Allah Swt." terangnya.


Membentuk ash-habun dan hawariyun, kata Nuh, diperlukan dalam perjuangan untuk menegakkan nilai nilai Islam, adanya pendukung dan kader dakwah.


"Dengan demikian, dakwah akan berkelanjutan dan pihak lain tidak seenaknya mengganggu dakwah dan para da'i," sebutnya.


Masih lanjut, Dewan Pertimbangan MUI Sumatera Utara ini menjelasakan, doktrin kelima yang bisa diaplikasikan dalam bernegara adalah mengembangkan pendidikan dan dakwah.


"Pendidikan mengantarkan anak-anak umat dan bangsa untuk nantinya turut mengelola negara. Dalam sejarah PERSIS, Muhammad Natsir rahimahullah adalah perintis pendidikan dengan lembaga yang beliau dirikan, yaitu Pendis (Pendidikan Islam)," ungkapnya.


Menghidupkan syar'iyah ijtima'iyah, sebut Nuh, tidak sedikit ruang kosong dalam kehidupan sosial kita yang perlu diisi dengan kegiatan Sosial Islam.


"Umpamanya dalam saling menolong antara aghniya (orang kaya) dengan masyarakat kurang mampu, didirikanlah Lembaga Amil Zakat (LAZ) PERSIS," terangnya.


Memperkaya perpustakaan islam, kata Nuh, merupakan Gerakan Dakwah PERSIS yang dikenal sejak awal dengan publikasi dan penerbitan buku, seperti A. Hassan dengan majalah Al-Lisan dan Pembela Islam.


"Begitu juga buku buku Islam seperti soal jawab, pengajaran shalat dan lainnya," pungkasnya.

BACA JUGA: Kembangkan Dakwah di Daerah Minoritas, PW Persis Sumut Lantik PD Persis Kabupaten Karo.