Hubungan Rahasia Tiga Negara di Balik Hura-Hara Timur Tengah

oleh Reporter

22 Desember 2018 | 02:56

[Review Buku]
Persekutuan Iran, Israel dan Amerika Serikat
Hubungan Rahasia Tiga Negara di Balik Hura-Hara Timur Tengah
Trita Parsi, Pustaka Attin, 2018
364 Hal., A5, Soft Cover

------------------------------------------

Dengan akses terhadap dokumen rahasia-negara-tingkat-tinggi di masing-masing negara dan wawancara terhadap tidak kurang dari 130 pejabat tinggi dari masing-masing negara—sebagai analis, saksi dan pelaku sejarah—buku ini memberikan informasi yang berharga untuk memperbaiki pandangan kita tentang apa yang sesungguhnya terjadi di Timur Tengah selama lebih dari setengah abad ke belakang.

Ketergantungan pragmatis Iran pada Israel—yang mampu  memberikan Iran akses terhadap persenjataan produk Amerika dan perbaikan hubungan diplomatik—misalnya, membuat kita tidak bisa percaya terhadap keseriusan Iran dalam isu pembebasan wilayah Baitul Maqdis yang dihuni oleh warga Palestina.

Bagi Israel sendiri, Iran merupakan sekutu alami bagi Negara Yahudi, misalnya, sebagai negara yang sama-sama non-Arab di Timur Tengah dan sebagai konsekwensi logis dari sebuah doktrin kebijakan luar negeri yang dikenal dengan istilah “doktrin periperial”—pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri Israel, David Ben-Gurion.

Doktrin ini—“periperial” artinya “wilayah pinggiran”—mengungkapkan persepsi Negara Yahudi tentang ketidakmampuannya membangun hubungan damai dengan negara-negara di lingkaran-dalam Arab-Timur Tengah yang mendorongnya untuk membangun aliansi dengan negara-negara di pinggiran wilayah Timur Tengah, yaitu, Iran di sisi Timur, Ethiopia di sisi selatan, dan Turki di sisi utara.

Di sisi lain, sebagai negara yang berpopulasi warga Yahudi terbesar di Timur Tengah setelah Israel sendiri, Iran merupakan negara yang sangat kecil kemungkinanya untuk mendapatkan serangan militer-nuklir dari Israel.        

Maka, hubungan Israel, Iran, dan Amerika Serikat adalah sebuah keniscayaan yang didikte hukum-besi geopolitik dan kepentingan nasional masing-masing negara.

Israel membutuhkan Iran sebagai sesama negara ‘terasing-non-Arab’ di tengah-tengah negara Arab di wilayah Timur Tengah yang sama-sama memiliki kecenderungan konfrontatif dengan negara Arab; Iran membutuhkan Israel untuk mendapatkan akses diplomatik dan suplai persenjataan dari Amerika Serikat; dan Amerika Serikat berkepentingan atas relasi kedua negara ini—sebagai kekuatan regional di Timur Tengah—untuk menjaga kepentingan Amerika Serikat itu sendiri di Timur Tengah.

 

 

 

 

***

Reviewer (Pengulas):
Imam Sopyan (Bidang Kaderisasi PC Pemuda Persis Jatiasih - Bekasi)

Reporter: Reporter Editor: admin