Makkah, persis.or.id - Mobilisasi jemaah haji di Armuzna sepenuhnya menjadi kewenangan otoritas Arab Saudi.
Karenanya, penguatan koordinasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan pihak Kementerian Haji dan Umrah (Kemrnhaj) Arab Saudi, Naqabah (Organda Saudi) dan pihak Masyariq menjadi sangat penting.
Proses koordinasi tersebut dilakukan mulai sebelum hingga penyelenggaraan puncak haji.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid mengatakan, pada 16 Juni 2024 lalu pihaknya secara lebih intensif melakukan pembahasan dengan para pihak untuk mengantisipasi kepadatan Muzdalifah.
"Kami ajak diskusi pihak Kemenhaj, Naqabah (Organda Saudi), dan Masyariq. Kita matangkan langkah antisipasi agar sebelum terik matahari, jemaah sudah bergeser ke Mina seluruhnya," katanya usai memantai pelaksanaan Wukuf di Arafah,” Senin (17/6/2024).
Diskusi ini diikuti para petinggi Kemenhaj, Naqabah, dan Masyariq. Sehingga keputusan bisa segera diambil agar kejadian 2023 tidak terulang.
"Setelah berdiskusi, kita sepakat untuk mengambil langkah cermat dan cepat agar tidak terjadi kepadatan di jalur Muzdalifah-Mina," jelasnya.
"Baik PPIH, Kemenhaj, Naqabah, maupun Masyariq sepakat turun langsung ke lapangan untuk melihat perkembangan dan sekaligus ambil kebijakan," tambahnya.
Sebagai contoh, setelah melihat kondisi jalur Muzdalifah-Mina, otoritas Saudi sepakat untuk mengeluarkan bus tambahan. Bus ini akan mengangkut jemaah dari Muzdalifah menuju Mina melalui pintu belakang (kedatangan).
“Upaya terus dilakukan agar jemaah bisa segera sampai Mina. Alhamdulillah sebelum terik, sudah tidak ada lagi jemaah di Muzdalifah," tandasnya.
Penyiapan Petugas
Kesiapan petugas haji juga menjadi salah satu ikhtiar yang disiapkan PPIH dalam mempercepat pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina.
Setidaknya lebih dari 425 petugas yang diterjunkan untuk membantu jemaah, baik pada saat kedatangan di Muzdalifah maupun pemberangkatan menuju Mina.
Sejak awal, mereka disiapkan untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji selama di Muzdalifah, termasuk memastikan ketersedian air minum.
Mereka juga sejak awal diminta untuk dapat mengatur pergerakan jemaah saat kedatangan di dan pemberangkatan dari Muzdalifah.
“Jemaah di Muzdalifah terbagi dalam 73 maktab. Setiap maktab kita tempatkan enam petugas yang mengatur pergerakan jemaah dari pertama tiba sampai saat akan diberangkatkan kembali menuju Mina,” kata Subhan.
“Mereka datang lebih awal ke Muzdalifah, sebelum jemaah tiba, dan mereka tinggalkan tempat setelah memastikan seluruh jemaah di maktabnya masing-masing sudah bergerak dari Muzdalifah ke Mina,” tutupnya.
[]
Dari Makkah, Henri persis.or.id tim Media Center Haji (MCH) 2024 melaporkan.