Jalur-Jalur Periwayatan Hadits Mengusap Wajah Setelah Berdo’a

oleh Reporter

10 Juni 2016 | 16:26

Sebelumnya telah di bahas jalur riwayat sampai tuntas tentang riwayat mengangkat tangan pada hadits umum (Innallaha hayyun karim.....) dimana kedudukannya dloif tidak sampai ke Nabi saw. bagi yang belum membacanya silahkan klik disini. Tentang masalah mengusap wajah setelah do'a juga terjadi perbedaan pendapat dalam menilai derajat haditsnya, perbedaan ini sebenarnya tidak perlu di permasalahkan sampai terjadi pertengkaran. Selama masing-masing menghormati pendapat orang lain dan masing-masing sudah memahami dan bisa dipertanggung jawabkan atas pendapatnya itu. usap wajah umumUntuk komentar dan pendapat para imam madzhab tentang mengusap wajah bisa ikhwan akhwat cari saja di situs lain, banyak kutipan pendapat para imam tentang hal ini. Namun khusus kajian-kajian hadits yang dipermasalahkan dirasa minim, sehingga perlu kiranya penulis susun analisa kajian sebagai penambah saja dari apa yang belum di dapatkan dari yang lain. Karena itu fokos kajian penulis adalah takhrij hadits seluruh hadits harus diungkap dan dilihat bagaimana kedudukannya sesuai ukuran ilmu hadits. Setelah itu silakan dilihat dan diuji kelemahannya dimana. Berikut takhrij hadits tentang mengusap wajah setelah berdo’a:
  1. Hadits ‘Umar bin Khottob r.a:
حدثنا أبو موسى محمد بن المثنّى و إبراهيم بن يعقوب وغيره واحد , قالوا : حدثنا حمّاد بن عيسى الجهني عن حنظلة بن أبي سفيان الجمحي عن سالم بن عبد الله عن أبيه عن عمر بن الخطاب قال : كان رسول الله إذا رفع يديه في الدعاء، لم يحطهما حتى يمسح بهما وجهه “Adalah Rasul saw apabila ia mengangkat kedua tangannya dalam do’a, ia tidak menurunkannya sampai ia usap wajahnya”. UW Umar bin Khotob(Dikeluarkan oleh: At-Turmudzy;Al-Jami’u Al-Kabiru Littirmidzy. Juz 5 hal.395 no.3386 tahqiq: Basyar Awwad. Cet. Darul Gorby Al-Islamy) Juga riwayat ini dikeluarkan oleh: Abdu ibn Humed [1], Al-Bazzar [2] At-Thobarony Mu’jam Ausath[3] dan  Kitab Du’a [4]. Semua riwayat bermuara ke Hamad bin ‘Isa. Penilaian para rowi pada riwayat At-Turmudzy:
  • Umar bin Khottob r.a : Shahabat Nabi saw
  • Ibnu Umar r.a : Shahabat Nabi saw
  • Salim bin ‘Abdullah : Tabi’in Tsiqotun Tsabtun ‘Abidun [5]
  • Handzolah : Tsiqotun Hujjatun [6]
  • Hamad bin ‘Isa : Dloif derajat ke 9 [7]
  • Ibrohim bin Ya’qub : Tsiqotun Hafidzun [8] terkenal dengan nama Imam Al-Juzajany. Salah satu imam jarh dan ta’dil
  • Abu Musa : Tsiqotun Tsabtun [9]
Pada riwayat ini titik kritis penilaiannya ada pada rowi Hammad bin’isya beliau rowi dloif. Abu Daud menilai: “hadits-haditsnya Munkar” [10]. Al-Hakim menilai : “beliau meriwayatkan dari Ibn Jureiz dan Ja’far Hadits-hadits Maudlu (Palsu). Adapun Ibnu Hibban menilai: “beliau meriwayatkan dari Ibn Jureiz dan ‘Abdul Aziz bin Umar sesuatu (riwayat-riwayat) yang maqlub (terbalik).[11]Abu Hatim mengatakan : “Dloiful Hadits”[12]. Namun ada penilaian baik dari Yahya bin Main: “Syaikh yang Sholih”.[13] Dengan penilain diatas Ibnu Hajar menyimpulkan : “Dloif derajat ke 9”. [14] Ibnu Hajar memberikan penilaian dloif dengan pengertian rowi ini muhtamal, bisa diperhitungkan riwayatnya apabila ada syawahid atau mutabi’at. Adapun pernyataan Abu Daud dengan perkataannya: “Hadits-haditsnya munkar” ini tidak berarti rowinya Munkarul Hadits. Hanya saja riwayat-riwayat yang dibawanya terdapat hadits-hadits yang munkar yang menyelisihi rowi yang lebih tsiqoh atau Hamad tafarrud dalam riwayatnya. Apakah Hamad bin Isya memiliki Mutabi’ atau Syahid pada riwayat ini? Jalur ini Muhtamal (memungkinkan untuk bisa saling menguatkan dengan riwayat yang lain)
  1. Hadits Yazid bin Sa’id r.a: (H.R.Aby Daud, Abu Nu’aim)
Jalur hadits ini terjadi goncangan yang dahsyat “Mudlthorib”. Dikarenakan ketidak ajegan jalur riwayat dan matannya, yaitu: Jalur 1: Qutaibah<< Ibnu Luhai’ah<< Hafs bin Hisyam<< Saib bin Yazid<< Yazid bin Sa’id r.a<< Nabi saw: حدثنا قتيبة بن سعيد، حدثنا ابن لهيعة، عن حفص بن هاشم بن عتبة بن أبي وقاص، عن السائب بن يزيد، عن أبيه أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دعا فرفع يديه مسح وجهه بيديه. “Sesungguhnya rasul saw apabila ia berdoa maka ia mengangkat kedua tangannya (kemudian) ia usap wajahnya dengan tangan itu”. (Dikeluarkan oleh: Abu Daud; Sunan Aby Daud. Juz 2 hal.113 no.1492 Cet. Daru Ibn Hazm) Juga di keluarkan oleh: Ath-Thobarony [15] Abu Nu’aim Al-Ash-Bahany [16] Jalur 1 ini  terdapat Hafs bin Hasyim rowi yang majhul tidak ada terjemahnya (Majhulul ‘Ain)[17] . Rowi ini telah disebutkan oleh Abdullah bin Lahi’ah. Abdullah bin Lahi’ah adalah rowi dloif. Disini jelas penyebutan rowi majhul ini oleh ibn Lahi’ah menunjukkan “kepikunannya”. Beliau dinilai oleh Yahya bin Ma’in sebagai rowi dloif baik sebelum kitabnya terbakar atau sesudahnya [18] begitupun Imam An-Nasai menilai dloif. Abu Zur’ah dan Abu Hatim mengatakan: “Perkaranya (Hadits) Mudlthorib (goncang) hadits dicatat hanya sebagai I’tibar. Imam Al-Jauzajany mengatakan: “tidak ada cahaya pada haditsnya, dan tidak layak haditsnya di pakai hujjah”[19]. Ibnu Hajar mengatakan: Ibn Lahi’ah  “Mukhtalith” (pikun). Karena ada rowi Hafs bin Hasyim yang Majhulul ‘Ain dan Ibnu Lahi’ah yg terbukti “pikun” maka jalur ini Dloif Goir Muhtamal (tdk memungkinkan untuk naik jika ada riwayat lain) Jalur 2: ‘Amr bin Kholid<< Ibnu Lahi’ah<< Hafs bin Hasyim<< Khollad bin  As-Saib<< As-Saib<< Nabi saw: حدثنا أبو الزنباع روح بن الفرح ثنا عمرو بن خالد الحراني ثنا ابن لهيعة قال سمعت حفص بن هاشم بن عتبة بن أبي وقاص يذكر أن خلاد بن السائب حدثه عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا دعا رفع راحيته إلى وجهه. “Sesungguhnya rasul saw apabila ia berdoa maka ia mengangkat kedua telapak tangannya (sejajar) ke wajahnya”. (Dikeluarkan oleh: Ath-Thobarony; Al-Mu’jam Al-Kabir. Juz 7 hal.167 no.6625 Cet. Maktabah Ibn Taimiyyah) Jalur ini lebih parah hampir sama dengan Jalur 1, masih ada ibnu Lahi’ah yang “pikun” dan Hafs bin Hasyim yang Majhul namun ibnu Lahi’ah di jalur ini menyebutkan dapat riwayatnya dari Hafs dari Kholad dulu kemudian dari sa’ib. dan dari saib langsung ke Rasul saw. Dijalur ini matannya tdk menyebutkan mengusap wajah. أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا دعا رفع راحتيه إلى وجهه “Bahwa Rasul saw apabila berdoa ia mengangkat kedua telapak tangannya sampai wajahnya”. Riwayat dloif ini menyalahi makna riwayat dloif pada jalur 1. Jalur ini Dloif Goir Muhtamal (tdk memungkinkan untuk naik jika ada riwayat lain) Jalur 3: Yahya bin Ishaq<< Ibnu Lahi’ah<< Haban bin Wasi’<< Khollad bin Saib<< Nabi saw: حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا يحيى بن إسحاق قال أنا ابن لهيعة عن حبان بن واسع عن خلاد بن السائب الأنصاري : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا دعا جعل باطن كفيه إلى وجهه. “Sesungguhnya Rasul saw apabila berdo’a ia jadikan telapak tangannya searah wajahnya” (Dikeluarkan oleh: Imam Ahmad; Musnad Imam Ahmad. Juz 4 hal.56 no.16612) Kemudian masih jalur ini imam Ahmad juga meriwayat hadits kedua: حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا يحيى بن إسحاق ثنا ابن لهيعة عن حبان بن واسع عن خلاد بن السائب الأنصاري :أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا سأل جعل باطن كفيه إليه، وإذا استعاذ جعل ظاهراهما إليه.  “Adalah Rasulullah saw. apabila memohon sesuatu (pada Allah), beliau menjadikan perut dua telapak tangan ke arahnya. Dan ketika meminta perlindungan, beliau menjadikan belakang dua telapak tangan ke arahnya”. (Dikeluarkan oleh: Imam Ahmad; Musnad Imam Ahmad. Juz 4 hal.56 no.16613) Dijalur ini Ibnu Lahi’ah yang dloif justru meriwayatkannya dari Habban bin Wasi’ (shoduq) [20] dan di jalur ini riwayatnya mursal Khollad bin Saib langsung meriwayatkan dari Rasul saw. Riwayat ini terdapat dua ilat yakni rowi dloif Ibnu Lahi’ah dan sanad yang mursal. Dan jalur ke 3 ini terlihat tidak terlalu lemah karena tidak ada rowi majhul yakni Hafs bin Hasyim pada jalur 1 dan 2, namun apabila kita bandingkan antara jalur 1 dan 2 dengan jalur ke 3 justru yang benar riwayat ibn Lahi’ah ini dapat riwayat dari Hafs bin Hasyim yang majhul itu, bukan dari Habban bin Wasi’, ini bisa diketahui rowi yang meriwayatkan dari Ibn Lahi’ah tersebut yakni Qutaibah dan ‘Amr bin Kholid keduanya rowi tsiqoh menyebutkan dapat dari Ibnu Lahi’ah dari Hafs bin Hasyim. Adapun Yahya bin Ishaq dia hanya sebatas shoduq. Namun secara keseluruhan ketiga jalurnya adalah lemah sekali dan Idthirob (goncang). Ketiga riwayat diatas dloif goir muhtamal (tdk memungkinkan untuk naik jika ada riwayat lain)
Berikut bagan riwayat Ibnu Lahi'ah yang jalur riwayatnya rusak dan goncang (Mudlthorib Syadid). UW Yazid  
  1. Hadits Ibnu Abbas r.a
Hadits Ibnu Abbas r.a terdapat dua jalur, berikut penjelasan jalurnya: Jalur 1: حدثنا أبو كريب و محمد بن الصبّاح قالا : ثنا عائد بن حبيب عن صالح ابن حسّان الأنصاري عن محمّد بن كعب القرظي عن ابن عبّاس قال : قال رسول الله صلى الله عليه سلّم : إذا دعوت الله فادع بباطن كفيك، ولا تدع بظهورهما، فإذا فرغت فامسح بهما وجهك “Apabila kamu berdo’a maka berdo’alah dengan telapak tanganmu jangan dengan punggung tanganmu. dan apabila kamu selesai (berdo’a) maka usaplah wajahmu dengan telapak tanganmu” (Dikeluarkan oleh: Ibnu Majah; Sunan Ibn Majah Juz 2 hal.51 no. 1181 cet. Darul Ma’rifah) Juga di keluarkan oleh: Al-Marwazy; Sholat Witir no. 74 . Ibn Ady; Al-Kamil juz 4 hal.51.  Al-Hakim; Al-Mustadrok no.1968. dll. UW Ibnu AbbasSemua jalurnya bermuara ke: Sholih bin Hassan>> Muhammad bin Ka’ab>> Ibnu Abbas r.a: Dijalur ini terdapat Sholih bin Hasan. Padanya al.bukhory menilai:, “Munkarul Hadits”. Abu Hatim: “Dloiful Hadits, Munkarul Hadits”. Imam Ahmad: “Laisa bisyai”. Ibn Ma’in: “Laisa Haditsuhu Bidzalik”. Dan Imam An-Nasa’i menilai: “Matrukul Hadits”. (lihat semua penilaiannya di kitab Tahdzib[21]). Dari hasil penilaian itu Ibnu Hajar menyimpulkan: “Matruk”. Jalur ini jalur parah, Dloif Goir Muhtamal : (tdk memungkinkan untuk naik jika ada riwayat lain) Jalur 2: حدثنا عبد الله بن مسلمة، حدثنا عبد الملك بن محمد بن أيمن ، عن عبد الله بن يعقوب بن إسحاق ، عمن حدثه، عن محمد بن كعب القرظي ، حدثني عبد الله بن عبّاس أن رسول الله صلى الله عليه سلّم قال : لا تستروا الجدر من نظر في كتاب أخيه بغير إذنه فإنما ينظر في النار سلوا الله ببطون أكفكم ، ولا تسألوه بظهورها، فإذا فرغتم فامسحوا وجوهكم “Janganlah kalian menutupi tembok. Siapa saja yang melihat buku kawannya tanpa seizinnya maka sebenarnya dia hanyalah memandang api neraka. Berdoalah meminta kepada Allah dengan menggunakan bagian telapak tangan kalian dan janganlah kalian menggunakan bagian luar telapak tangan. Jika kalian selesai berdoa maka usapkanlah tangan kalian ke wajah”. (Dikeluarkan oleh: Abu Daud; Sunan Aby Daud no. 1485, Al-Baihaqy) Jalur ini melewati: Abdullah bin maslamah<< Abdul Malik<< Abdullah bin Ya’qub<< Laki-laki<< Muhammad bin Ka’ab>> Abdullah bin Abbas r.a: Jalur ini terdapat tiga cacat:
  1. Abdul Malik : rowi majhul atau tidak dikenal (Majhulul ‘Ain) [22].
  2. Abdullah bin Ya’qub : rowi ini juga majhul (Majhulul Hal) [23]
  3. Laki-laki : Majhulul ‘Ain.
Riwayat seperti jalur ini riwayat yang jelas rusak, riwayatnya jelas dloif goir muhtamal (tidak memungkinkan untuk naik jika ada riwayat lain).
  1. Mursal zuhry:
عبد الزراق عن معمر عن الزهري قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرفع يديه عند صدره في الدعاء ثم يمسح بهما وجهه (Dikeluarkan oleh: Abdurrozzaq; Mushonnaf Abdurrozaq. Juz 2 hal. 247 no. 3234 Cet.Habiburrohman Al-A’dzomy) Jalur ini rowinya tdak ada masalah  Tsiqoth, namun mursal. Dan Mursalnya Juhri dalam hal ini sudah dikenal dloif bahkan Ibnu Said Al-Qothon mengatakan: وروى البيهقي عن يحيى بن سعيد قال : مرسل الزهري شر من مرسل غيره “Mursalnya Zuhry adalah paling buruk daripada mursal rowi yang lain”. [24] Jalur ini mursalnya adalah lemah sekali terdapat kritikan dari ibn Said dengan penilaian mursal yang sangat buruk. Bahkan kemungkinan juga adalah riwayatnya Mu’dlol (terputus dua rowi). Jalur ini dloif goir muhtamal (tidak memungkinkan untuk naik jika ada riwayat lain)
  1. Mu’dlol Al-Walid bin ‘Abdullah bin Aby Mugits
حدثنا أبو مسلم الكشي ثنا القعنبي ثنا عيسى بن يونس عن إبراهيم بن يزيد عن الوليد بن عبد الله، أن النبي الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا رفع أحدكم يديه يدعو فإن الله عز وجل جاعل فيهما بركة ورحمة فإذا فرغ من دعائه فليمسح بهما وجهه “Apabila salah seorang diantara kalian mengangkat kedua tangannya berdo’a maka sesungguhnya Allah swt menjadikan pada keduanya (tangan) itu berkah dan rahmat. Dan apabila telah selesai dari do’ana maka usapkanlah dengan kedua tangan itu wajahnya”. (Dikeluarkan oleh: Ath-Thobarony; Kitab Ad-Du’a. Juz 1 hal. 887 no. 214 Cet.Darul Basyair Al-Islamiyati) Jalur riwayat ini Mu’dlol (terputus dua rowi) riwayatnya parah. Ditambah terdapat rowi matruk yang bernama Ibrohim bin Yazid Al-Khuzie. Imam Ibn Hajar merangkum penilaian para Imam dengan mengatakan: “Matrukul Hadits” [25] Jalur Mu’dlol nya Al-Walib bin Abdullah adalah jalur paling parah dan dloif sekali yang tidak bisa dijadikan hadits taqwiyyah. Seluruh jalur riwayat yang Marfu yang ana ketahui diatas ada 5 jalur yang menyebutkan mengusap wajah dan pada jalur Yazid bin Sa’id yang didalamnya terdapat Ibn Lahi’ah yang dloif terdapat 2 riwayat tidak menyebutkan mengusap wajah, dan semua jalur itu adalah dloif yang goir muhtamal ((tidak memungkinkan untuk saling menguatkan menjadi Hasan Lighoirihi) Berikut 2 jalur dari riwayat Mursalnya Zuhry dan Mu'dlol nya Al-Walid: UW Mursal Zuhry KESIMPULAN: RIWAYAT YANG MARFU yang di alamatkan ke Nabi saw tentang mengusap wajah selesai berdoa adalah riwayat yang dloif lemah sekali tidak bisa terangkat menjadi Hasan Lighoirih. Khusus Jalur 1 Hadits Umar bin Khottob r.a jalurnya di pandang Muhtamal (memungkin bisa saja terangkat) walaupun terasa berat, namun seperti kita tahu pada jalur lain sampai jalur ke 5 semuanya riwayat yang sangat dloif sekali, sehingga jalur 1 Hadits Umar bin Khottob yang didalamnya terdapat Hamad adalah jelas terbukti riwayatnya Munkar seperti telah dikatakan oleh Imam Aby Daud pada pembahasan jalur 1 diatas. Dengan penjelasan ini secara umum disimpulkan bahwa tata cara do'a adalah hal penting yang pasti di ketahui oleh para Shahabat Nabi saw dan diriwayatkan minimal secara masyhur dan teriwayatkan pada jalur riwayat yang baik (shohih) karena  berdo'a adalah pekerjaan Nabi dan para shahabat setiap harinya, namun kenyataannya riwayat berdo'a dengan mengusap wajah secara Masyhur tidak didapatkan riwayat yang baik sebaliknya hanya terdapat pada riwayat yang dloif dan itupun jumlahnya sedikit. Bahkan beberapa riwayat yang masyhur dan shohih tentang do'a didapatkan tidak ada tambahan dengan mengusap wajah. dengan ini menunjukkan 5 jalur yang marfu diatas adalah dloif dan munkar. Wallahu A’lam. Bersambung ke RIWAYAT YANG MAUQUF pada mengusap wajah. Silahkan klik disni.... Akhukum Fillah. (Dadi Herdiansah. Pameungpeuk-Bandung Jawa Barat) Situs resmi: abu-aqsith.com
Reporter: Reporter Editor: admin