Ketum dan Waketum PERSIS Ajak Hadirkan Nilai-nilai Islam

oleh Reporter

09 Oktober 2022 | 01:56

Bandung, persis.or.id - Ketua Umum PP PERSIS mengumumkan jajaran tasykil yang akan menemaninya memimpin jamiyyah PERSIS masa jihad 2022—2027, Sabtu (8/10/22), di kantor PP PERSIS, Jl. Perintis Kemerdekaan no. 2, Bandung.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PERSIS Dr. K.H. Jeje Zaenudin ditemani Wakil Ketua Umum Prof. Dr. H. Atip Latipul Hayat, S.H., MML. Sekretaris Umum yang diagendakan dapat hadir berhalangan karena sedang dalam perjalanan ibadah Umrah.

Setelah membacakan susunan tasykil PP PERSIS masa 2022—2027, ketua umum dan wakil ketua umum menyampaikan statement dan harapannya terkait dimulainya perjalanan PERSIS pada abad ke-2.

Wakil Ketua Umum Prof. Dr. H. Atip Latipul Hayat, S.H. menyampaikan dua hal yang menjadi perhatiannya bagi jamiyyah PERSIS. 

Pertama, dalam posisinya sebagai wakil ketua umum, ia menyampaikan bahwa posisi interaksinya dengan ketua umum sebagai dwi-tunggal, bukan hierarki birokratis. Sehingga, dapat saling melengkapi satu sama lainnya.

“Kita memiliki amanah yang formal dari umat. Posisi ini posisi yang saling melengkapi saling, mengingatkan. Ibarat dua sayap seekor burung, jika satu sayap patah, burung itu tidak dapat terbang,” ungkapnya.

Kedua, menurutnya, selama 100 tahun pertama PERSIS sudah berhasil menyampaikan penjelasan kepada umat bagaimana Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunah, hingga PERSIS kental dengan pendekatan hujjah.

Oleh karena itu, 100 tahun selanjutnya PERSIS harus dapat menghadirkan Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunah itu. Dengan menghadirkan, artinya PERSIS harus mengedepankan keunggulan. 

“Semua tasykil yang diumumkan tidak lagi berjalan di atas rutinitas, tetapi semuanya harus unggul. Sebagaimana PERSIS selalu berpikirnya dan memilih qaul arjah (pendapat yang lebih kuat) daripada yang rajih (kuat), bahkan dalil pun harus yang ungggul,” jelasnya

Ketua Umum PERSIS Dr. K.H. Jeje Zaenudin pun menegaskan apa yang disampaikan Prof. Atip Latipul Hayat. Ia menyampaikan komitmen mereka untuk membangun kepemimpinan yang bersenyawa, menyatu, chemistry, tunggal, hingga mencerminkan keinginan dan harapan bersama. 

“Sehingga, kita tidak melakukan pendekatan hierarkis kepemimpinan, tetapi pendekatan berbagi peran yang jelas,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa mereka menyadari tugas dan pekerjaannya akan sangat besar, baik pada aspek keagamaan yang menjadi core gerakan PERSIS maupun aspek-aspek dunia internasional yang membutuhkan respons, dari mulai bagaimana perubahan iklim, tantangan bonus demografi, hingga jaringan dan hubungan internasional. 

“Poin pentingnya menghadirkan kembali nilai-nilai Islam yang sudah dijelaskan menjadi kenyataan. Itulah inti dari transformasi kita, yaitu Islam yang hadir bukan Islam yang terceritakan,” tuturnya.

Terakhir, dirinya mengajak seluruh tasykil untuk bahu membahu dan kompak, dari pimpinan pusat sampai pimpinan jamaah. 

“Insyaallah, harapan bersama itu akan dikabulkan oleh Allah Swt,” tutupnya.

[]

(HL/dh)

Reporter: Reporter Editor: admin