Jakarta, persis.or.id – Menjadi salah satu tim yang mengikuti kejuaraan Piala Dunia U-20, kehadiran timnas sepakbola Israel di Indonesia dinilai sangat berisiko.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag., hal paling ringan dari kehadiran tim tersebut adalah memantik polemik pro-kontra di tengah masyarakat.
Lebih jauhnya, kata dia, akan membuka peluang dan alasan bagi munculnya kemarahan yang berlebihan dari kalangan masyarakat yang kecewa. “Yang bisa saja diprovokasi manjadi tindakan anarkis” ujarnya.
Dirinya menambahkan, jika timnas Israel dipaksakan hadir di Indonesia, dengan sangat sederhana masyarakat akan menilainya sebagai pelecehan atau bahkan pelanggaran sengaja terhadap Mukadimah Undang-Undang Dasar Indonesia.
“Apa arti menolak penjajahan di atas bumi dan tidak membuka hubungan diplomatik, jika dengan alasan olahraga dibolehkan? Lalu bagaimana jika kemudian dengan alasan bisnis dan perdagangan, atau pendidikan dan lain sebagainya?” jelasnya.
Dalam situasi seperti ini, kata dia, maka persatuan masyarakat dan integrasi nasional sepatutnya menjadi prioritas pemerintah. Caranya yakni dengan menghindari sikap atau kebijakan yang dapat membelah masyarakat.
“Bagaimanapun, menerima dan menjamin kehadiran timnas Israel akan menimbulkan pandangan masyarakat menjadi terbelah. Sebab yang diketahui dan diyakini mayoritas masyarakat Indonesia bahwa Israel sampai saat ini jelas-jelas sebagai penjajah bangsa Palestina,” paparnya.
Menurutnya, hingga kini konstitusi Indonesia dengan tegas tidak mengakui penjajah, dan itu sebabnya sampai saat Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Bahkan pada faktanya, tindakan kekejaman dan kebrutalan tentara Zionis Israel kepada bangsa Palestina masih terus berlangsung hingga saat ini.
Apalagi kata Ustaz Jeje, tensi politik pada 2023 ini sudah mulai menghangat, seiring sudah dekatnya Pemilu 2024.
“Maka isu apapun akan sangat mungkin digiring kepada sentimen dan kepentingan politis. Apalagi isu yang berhubungan dengan Israel yang sangat sensitif,” ungkapnya.
[]
Reporter: ASN
Editor: Fia Afifah