Ketum PP PERSIS: Jadikan Hari Santri Momentum Pemeliharaan Spirit Jihad

oleh Reporter

21 Oktober 2022 | 09:43

Jakarta, persis.or.id – Keberadaan Hari Santri yang digelar setiap 22 Oktober setiap tahunnya, diharapkan menjadi momen untuk bersyukur akan adanya bentuk pengakuan dan penghargaan negara kepada jasa perjuangan dan pengorbanan para ulama.

Terutama dalam memobilisir rakyat Indonesia dan kaum santri khususnya, dalam mempertahankan kemerdekaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), Ustaz Dr. K.H Jeje Zainudin, M.Ag.,

Meski begitu, bukan berarti bahwa umat Islam sebagai kaum santri harus berbangga diri apalagi jumawa atau sombong dengan peran dan jasa nenek moyang masa dulu. “Sebab hal itu bukan hanya sebagai sikap yang sia-sia, tetapi juga dilarang oleh Islam,” jelasnya.

Bahkan, K.H Jeje menyatakan peringatan yang diterangkan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 134, yang artinya: "Mereka itu adalah umat yang telah berlalu, bagi mereka pahala perbuatan mereka dan bagi kalian hasil jerih payah kalian. Kalian tidak akan ditanya tentang apa yang mereka kerjakan."

Jadi, kata dia, sebagai generasi pewaris para ulama, kaum santri jangan hanya bisa bangga dan bernostalgia dengan heroisme semangat jihad para tokoh ulama dan para santri jaman dahulu.

Akan tetapi wajib meneladani spirit jihad, keberanian, kepahlawanan dan keikhlasan pengorbanan yang telah dicontohkan para ulama dan para santri terdahulu untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara dan menjaga kemuliaan agama.

“Kemudian ditransformasikan menjadi kiprah nyata perjuangan dalam mengawal dan mengisi kemerdekaan saat ini, agar tetap terjaga, Istiqamah, lurus dan konsisten dalam rel cita-cita Indonesia merdeka,” harapnya.

Selanjutnya, K.H Jeje juga memberi gambaran akan adanya tantangan bagi para santri saat ini dan masa yang akan datang yang akan terus menghadapi perubahan global yang sangat dinamis, bahkan berpotensi destruktif, merusak tatanan dan nilai-nilai agama, serta terus berjuang menjaga keharmonisan hidup berbangsa dan  bernegara.

“Karenanya dibutuhkan generasi santri yang memiliki visi yang responsif dan antisipatif dengan wawasan luas yang, dapat  memandang jauh ke depan dalam menyiapkan peradaban gemilang bagi kejayaan umat dan bangsa,” tegasnya.

 

Reporter: MN

Editor: Fia Afifah

Reporter: Reporter Editor: admin