Bandung, persis.or.id - Kominfo PERSIS menggelar Diskusi Kebudayaan pada Sabtu (19/03/2022) di RM Sukahati, Cipacing. Hal ini menjadi sebuah langkah baru yang dilakukan PERSIS untuk merambah dakwah melalui dimensi yang lain.
Dalam sambutannya, Pepen Irfan Fauzan, M. Hum. menyebutkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan karena beberapa sebab, di antaranya bahwa PERSIS tidak anti terhadap ranah kebudayaan.
"Bahkan lebih jauh, justru dengan kehadiran Majalah Iber yang kini hadir kembali menyapa para pembaca sekalian, sebagai wujud konkret kepekaan PERSIS terhadap aspek budaya," tutur Pepen.
Kegiatan yang diselenggarakan di pertengahan Syaban 1443 H ini mengundang sejumlah pimpinan jam'iyyah, mulai dari Pimpinan Pusat hingga Daerah serta lembaga-lembaga informasi di jam'iyyah PERSIS.
Sementara itu, Ketua HMK, Dr. Tiar Anwar Bachtiar menyebutkan, ada yang memandang bahwa PERSIS memiliki irisan dengan Wahabi yang anti budaya. Padahal dalam tradisi keilmuan di PERSIS, arah dakwahnya sudah terintegrasi dengan budaya, yaitu budaya Sunda.
"Misalnya, pernah terbit Tafsir Al-Burhan yang diperuntukkan bagi masyarakat Sunda. Hal ini kemudian berimbas bahwa PERSIS berkembang kuat di Jawa Barat yang notabene berbudaya Sunda," jelas Dr. Tiar.
Lebih jauh, Dr. Tiar memberikan penjelasan bahwa pembacaan pupuh menafsirkan ayat-ayat yang dibacakan Qari adalah karya KH. Syarif Sukandi yang merupakan tokoh dan penggerak budaya dalam dakwah PERSIS.
"Ada fakta kebudayaan yang mengkhawatirkan bahwa Bahasa Sunda akan menjadi bahasa asing, karena tidak dikuasai secara kolektif oleh generasi milenial. Oleh karena itu, menjadi hal yang signifikan PERSIS menguatkan dakwah melalui ranah budaya dalam membangkitkan lagi bahasa Sunda. Salah satu hal yang konkret adalah penerbitan lagi Majalah Iber Anyar, " tegasnya.
Pada paparan penutupnya, Tiar Anwar menyarankan agar diskusi-diskusi kebudayaan agar diperluas dengan melibatkan pihak-pihak lain, agar kebudayaan dapat terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kontributor: Muslim Nurdin
Editor: Amir Hamzah