Yogyakarta, persis.or.id - Mahasiswa dari Universitas Persatuan Islam (Unipi) yang tersebar di beberapa fakultas, telah menggelar kegiatan field trip pada Jumat-Ahad (21-23/01/2022).
Berasal dari tiga prodi yakni Pendidikan Sejarah, Pendidikan Bahasa Inggris dan juga Informatika, penyelenggaraan field trip tersebut dimaksudkan agar para mahasiswa mendapatkan input terbaru untuk pengembangan pembelajarannya.
Salah satu lokasinya adalah Pondok TI Yogyakarta yang berada di Kabupaten Bantul, untuk menyerap keilmuan terkait perkembangan pondok pesantren kekinian tersebut.
Sebab jika mendengar kata pondok pesantren, biasanya yang terbayang adalah kajian kitab kuning, bahasa Arab, hadis, dan sebagainya. Akan tetapi, pondok pesantren di Yogya ini menawarkan konsep yang berbeda.
Asalnya, pondok tersebut bernama Pondok IT Bantul Pajangan yang didirikan pada 2014 dengan nama Pondok Program. Kemudian berkembang dan kembali merubah nama menjadi Pondok Multimedia dan sekarang menjadi Pondok IT.
Founder Pondok IT KH Rully Indrawan mengatakan, Pondok IT ini didirikan sebagai upaya mendorong agar lulusan pondok pesantren memiliki skill yang dibutuhkan dunia kerja, khususnya yang bergerak di bidang Informasi dan Teknologi (IT).
Oleh karena itu, Pondok IT ini memiliki beberapa jurusan, Pondok Programer, Pondok Multimedia, dan juga Pondok Marketer.
“Pondok IT merupakan sebuah lembaga pendidikan non formal untuk anak-anak tidak mampu, yang diajarkan mengenai keagamaan dan skill IT secara gratis dan memiliki jaminan kerja,” ujarnya.
Menurut KH Rully, pendirian Pondok IT ini juga didasari atas keprihatinan sebab masih melekatnya stigma bahwa lulusan pondok pesantren atau santri selalu tertinggal dalam hal pendidikan, dan juga kesulitan saat mencari kerja.
“Tujuannya tak lain agar nanti para santri mampu memperoleh keterampilan, sehingga dapat menjadi bekal menghadapi dunia kerja,” katanya.
Oleh karena itu, Pondok IT ini menggratiskan proses pembelajaran salah satunya karena dilakukan subsidi silang dari para alumni Pondok IT sendiri. “Bisa gratis karena ada subsidi dari para alumni santri yang sudah bekerja,” terangnya.
Untuk mengikuti proses belajar, Pondok IT akan melakukan seleksi terhadap calon santrinya. Salah satu syaratnya yakni berusia 18 hingga 23 tahun dan benar-benar berniat untuk mencari ilmu agama dan IT.
"Pimpinan Pondok IT adalah Ustaz Nur Ilham yang masih muda berusia 22 tahun. Begitu juga dengan musyrif dan para mentor yang rata-rata berusia di bawah 25 tahun tapi sudah menghasilkan karya, pendapatan, bahkan fundraising untuk dakwah yang nilainya 500 juta rupiah setiap bulan," tandasnya.
Kunjungan ke Pondok IT dan Cyber tersebut dilakukan Prodi Informatika. Selain itu, ada juga Prodi Pendidikan Bahasa Inggris juga mengunjungi Kampung Bahasa.
Sedangkan untuk Prodi Pendidikan Sejarah dengan mengunjungi Candi Boko, Candi Plaosan, dan juga Candi Borobudur.
(IS/MN/FAR)