Bandung - persis.or.id, Menyoal tentang fenomena yang selalu terjadi di Indonesia, dimana menjelang Pilkada sering kali orang-orang kafir (non-muslim, red) turut menyambangi pesantren-pesantren dan mesjid. Karena mereka menyadari bahwa suara umat Islam adalah yang terbanyak jumlahnya, jadi harus bisa mereka manfaatkan. Persatuan Islam menyesalkan jika kampanye orang kafir bisa diterima di pesantren dan mesjid.
Salah satu anggota dewan hisbah PP Persis, Ust. Salam Russyad, menyoroti fenomena kampanye masuk pesantren dan mesjid, apalagi yang datangnya dari kalangan orang kafir. "Fenomena keluar-masuknya orang kafir akhir-akhir ini ke pondok-pondok pesantren itu menunjukkan betapa bodohnya ummat Islam ini, sampai kalangan santri bahkan ustadz dan kyai sekalipun tidak faham tentang syari'at Islam", tegasnya.
Bergaul dan bertoleransi kepada orang kafir sudah diatur dalam Islam yaitu pada batas-batas tertentu dan hanya dalam konteks muamalah saja, jangan sampai masuk ke ranah ibadah atau bahkan orang kafir itu memasuki masjid-masjid.
Apalagi dalam rangka silaturrahim politik untuk menjadi pemimpin.
"Dalam al-Qur'an larangan makan babi itu hanya ada dua ayat, tetapi larangan besahabat karib dan menjadikan pemimpin orang kafir ada 18 ayat yang melarangnya. Sekarang ada kyai dan ustadz yang besahabat karib dengan orang kafir, itu sebagai bukti bahwa yang bersangkutan adalah kyai dan ustadz yang tidak memahami ayat ayat al-Qur'an, Memprihatinkan.. !" pungkas Salam Russyad. (HL & TG)