Muktamar Amul Huzni untuk Para Syuhada Pandemi

oleh Reporter

20 September 2022 | 14:04

Oleh: Ihsan Setiadi Latief

 

Di antara hiruk pikuk Muktamar PERSIS, selain soal bursa caketum, membahas Qanun Asasi Qanun Dakhili (AD-ART), program jihad/kerja, bayan/rekomendasi muktamar, jangan lupakan pula para syuhada Covid-19. Dua tahun kemarin merupakan tahun duka cita (‘amul huzni) khususnya bagi keluarga besar jam'iyyah Persatuan Islam dan umumnya bagi bangsa Indonesia.

Di semua level, kegiatan tatap muka dan berkumpul secara langsung di jami'iyyah PERSIS dan bagian otonom ditunda, dibatasi, sampai dibatalkan. Hampir semua jenis kegiatan (rapat, pengajian, ngantor, dll. dilakukan secara daring), sampai Muktamar XVI PERSIS kali ini ditunda dua kali, selama dua tahun, menunggu sampai pandemi melandai. Muktamar PERSIS dan bagian otonom (PERSISTRI, Pemudi PERSIS, dan Himi PERSIS) kali ini tak berlebihan didekasikan khusus bagi syuhada pandemi.

Entah berapa banyak kader terbaik yang wafat di lingkungan jam'iyyah PERSIS dan bagian otonom, karena ada yang terbuka dan menerima takdir Allah, ada yang menutupi dengan berbagai pertimbangan. Hanya terbaca ucapan dan doa takziah yang mengalir hampir setiap hari silih berganti lewat gadget WhatsApp group dan media sosial lainnya, tanpa bisa bertakziah secara langsung. Apalagi di awal pandemic, kita semua bingung harus melakukan apa dan bagaimana terhadap situasi yang tidak menentu saat itu.

Anggota, tasykil/pengurus, dan simpatisan; santri, para guru, ustadz, kiai, pergi mendahului kita. Suami kehilangan istri, istri kehilangan suami, orang tua kehilangan anak, anak kehilangan orang tua. Semoga Allah merahmati dan mengampuninya. Aamiin ya robbal aalamiin.

Kita bisa bermuktamar karena mereka. Kematian akibat pandemi Covid-19 bukanlah aib, insyaallah syahid, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.,

 أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ ابْنُ مِقْسَمٍ أَشْهَدُ عَلَى أَبِيكَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ قَالَ وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ (رواه مسلم)

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, orang yang mati terbunuh karena berjuang di jalan Allah, itulah orang yang mati syahid.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, sedikit sekali jumlah umatku yang mati syahid.” Para sahabat berkata, “Lantas siapakah mereka wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda, “Barang siapa terbunuh di jalan Allah, maka dialah syahid; siapa yang mati di jalan Allah juga syahid; siapa yang mati karena suatu wabah penyakit juga syahid; siapa yang mati karena sakit perut juga syahid.”

Ibnu Miqsam berkata, “Saya bersaksi atas bapakmu mengenai hadits ini, bahwa beliau juga berkata, ‘orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid.’” (HR. Muslim)

Hadits di atas diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya, “Kitab Al-Imarah” no. 3631; Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 3244; Ibnu Majah dalam Sunan-nya, no. 2801 dengan kualitas shahih; dan At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 1019 dengan kualitas shahih.

Melalui sebuah foto di lokasi makam ayah mertua alm. seorang anggota PERSIS di daerah, penulis dapat merasakan sendiri kebesaran Allah Swt., bahwa kehendak-Nya adalah mutlak, bahwa segalanya milik-Nya.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ.

 يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي

Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS Al-Fajr: 27-30)

Mudah-mudahan kita semua dapat mengambil ibrah (pelajaran) dan hikmah dari pandemi Covid-19 ini, selamat jalan para syuhada.

[]

 

Editor: dh

 

Reporter: Reporter Editor: admin