Oleh: Dadan Wildan Anas (Sekretaris Majelis Penasihat PP Persis)
Berjamiyyah itu berkumpulnya banyak ide, harapan, keinginan, bahkan kekecewaan. Hidup berjamiyyah adalah hidup dalam kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama. Berjamiyyah juga harus seiring dan sejalan, tidak bisa memaksakan keinginan satu pada yang lainnya.
Lebih dari 35 tahun saya berada di jamiyyah PERSIS. Pasti ada kepuasan sekaligus juga kekecewaan. Itu sebuah keniscayaan. Saya menaruh hormat dan penghargaan kepada seluruh aktivis PERSIS di berbagai tingkatan, dari Pimpinan Cabang hingga Pimpinan Pusat. Mereka telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan biaya hanya untuk mencari rida Allah. Menapaki jalan menuju kemaslahatan, dengan harapan memiliki nilai ibadah.
Tidak ada yang sempurna dalam berjamiyyah. Kadang kitu salah kieu salah. Saya teringat pesan Ustaz Shiddiq Amien, ketika saya mendampinginya sebagai Sekretaris Umum PP PERSIS tahun 2000-2005. Kapal bergerak itu pasti menerjang gelombang, kapal diam itu hanya bersandar di pelabuhan. Pilihan kita, menerjang gelombang atau bersandar di tepian.
Kata beliau lagi, akan selalu ada orang yang menilai dari sudut pandang dan persepsinya. Kadang selalu saja kita dianggap salah. Namun, biarlah. Kita berjuang hanya berharap mardhatillah.
Muktamar XVI PERSIS, pada tanggal 24 s.d. 26 September 2022 di Soreang, diselenggarakan tepat di usia PERSIS yang ke-99. Tentu kita semua berharap, muktamar bukan sekedar seremonial. Namun, lebih dari itu, untuk menghimpun gagasan dan rencana aksi organisasi yang tidak hanya membumi, tetapi juga mendunia.
Hal lain yang sering menjadi sorotan adalah siapa figur ketua umum dan jajaran tasykil PP PERSIS lima tahun mendatang. Kader-kader terbaik PERSIS cukup banyak, tinggal pilih dari sekian jumlah anggota PERSIS yang terbaik. Yang mampu memajukan jamiyyah. Tidak perlulah saling meninggikan atau merendahkan sesama anggota, apalagi sesama ulama. Tidak ada manusia yg sempurna.
Era digital saat ini, justru yang penting kolaborasi yang saling melengkapi. Didasari oleh kesadaran bahwa berada pada pucuk pimpinan jamiyyah itu memikul tanggung jawab yang besar untuk memajukan jamiyyah.
Mari kita sadari, muktamar itu bagian dari aktivitas organisasi (jamiyyah). Muktamar digelar atas dasar persetujuan para pimpinan dan anggota jamiyyah. Berbeda pendapat dalam jamiyyah, itu hal yang lumrah. Asal tidak menjadi dendam dan perpecahan. Kuncinya, sebagai anggota Persis, kita harus taat kepada keputusan jamiyyah. Taat pula pada keputusan muktamar. Meskipun, mungkin tidak sesuai dengan harapan kita.
Yuk, kita sambut muktamar dengan riang.
Yuk, kita kukuhkan persatuan.
Yuk, kita kolaborasi untuk saling melengkapi. Tunjukkan kita organisasi yang rukun dan bersatu di bawah naungan Al-Qur'an dan As-sunnah.
[]
(HL/dh)