Paradigma Silaturahmi dalam Konteks Pengembangan Kualitas Diri

oleh Fia Afifah

19 September 2025 | 17:04

Ishmah Azkiya Akhyar, S.Psi (Ketua PC Pemudi PERSIS Cibeber)

Oleh: Ishmah Azkiya Akhyar, S.Psi (Ketua PC Pemudi PERSIS Cibeber)


Manusia adalah makhluk sosial, karenanya mereka tidak bisa hidup sendirian dan saling membutuhkan satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, mereka juga harus saling menyayangi dan menghormati. Dengan saling menyayangi dan menghormati, maka akan terjalin relasi yang harmonis. Oleh karena itu, prinsip kasih sayang dan saling menghormati kepada sesama bersifat mutlak.


Islam adalah agama yang tidak hanya menekankan hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga menekankan hubungan antar umat manusia. Keduanya merupakan dua sisi mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Maka, persaudaraan dalam Islam adalah salah satu aspek yang sangat vital. Salah satu cara untuk merekatkan persaudaraan dan kebersamaan antar manusia adalah melalui silaturahmi.


Menurut Al Ghozali (2016), secara filosofis, silaturahmi dapat dikaji dengan uraian sebagai berikut:


1. Secara ontologis, silaturahmi adalah bahasa agama untuk menunjukkan jalinan kasih sayang di antara sanak saudara yang masih ada hubungan darah. Seperti anak kepada orangtua, adik kepada kakak, keponakan kepada paman, cucu kepada kakek-nenek.

Sedangkan silaturahmi adalah bahasa pergaulan yang sudah menjadi bahasa Indonesia dan diserap dari bahasa Arab. Kata ini menujukkan makna persaudaraan dan persahabatan yang dibangun melintasi batas hubungan darah.


2. Secara epistemologis, dalil mengenai silaturahmi dapat ditemui dalam Al-Qur’an dan Hadits. Artinya, sumber pengetahuan yang dapat dirujuk untuk melaksanakan silaturahmi dapat menggunakan metode bayani.


Metode bayani ini dapat menjelaskan persoalan silaturahmi dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diperjelas oleh ayat lain, atau ayat Al-Qur’an yang diperjelas oleh hadits Nabi SAW, atau hadits Nabi Saw yang diperjelas oleh hadits Nabi Saw yang lain.


Baik ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits tentang silaturahmi banyak yang menganjurkan akan pentingnya kasih sayang terhadap sesama serta melarang sifat yang mengandung permusuhan dan pertikaian.


3. Secara aksiologis, silaturahmi memiliki beberapa manfaat, seperti mendapatkan rahmat, nikmat, dan ihsan dari Allah SWT, mengantarkan seseorang masuk surga dan menjauhkannya dari neraka, serta diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.


Maka sejatinya silaturahmi adalah konsep untuk menyambung, menjaga, dan mempererat hubungan antar sesama manusia yang didasari nilai-nilai kasih sayang, saling memaafkan, memberikan dukungan, serta menghormati hubungan persaudaraan dan kemanusiaan. Silaturahmi bukan hanya sekeadar pertemuan biasa, melainkan tindakan aktif untuk menyambung hubungan yang sempat putus, membersihkan diri dari kesalahan, dan menciptakan keharmonisan serta keberkahan dalam kehidupan.


Silaturahmi tidak hanya menjaga hubungan persaudaraan yang terikat atas dasar kebersamaan, saling mengasihi, dan saling melindungi antar sesama manusia, akan tetapi siapa pun yang menyambung tali silaturahmi, maka Rahmat Allah menyertai di tengah ikatan persaudaraan itu. Hal tersebut diisyaratkan melalui firman Allah berikut ini:


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, yang Maha Rahman (Allah SWT) akan mengadakan perasaan kasih sayang bagi sesamanya.” (Q.S. Maryam [19]: 96)


Selain itu, silaturahmi juga merupakan aktivitas yang dapat mendatangkan pahala dari Allah SWT. Allah SWT berjanji bagi siapa saja di antara hamba-hambaNya yang menyambungkan tali silaturahmi, maka Allah SWT akan memberikan segala kenikmatan juga beberapa keutamaan, di antaranya adalah mengantarkan seseorang ke surga dan menjauhkannya dari neraka.


Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw: Dari Abi Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshary r.a. Ia berkata: ada seseorang bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amal yang dapat memasukkanku ke dalam surga”. Nabi SAW menjawab: “Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya, dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan sambunglah tali kekerabatan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

BACA JUGA: Selain Buat Musholla Darurat, Sigab PERSIS Korda Cianjur Bantu Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur
Reporter: Fia Afifah Editor: Fia Afifah Rahmah