persis.or.id, Dalam sebuah riwayat disebutkan:
من مسح على رأس يتيم في يوم عاشوراء رفعت له بكل شعرة على رأسه في الجنة درجة
“Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari ‘Asyura (10 Muharram) maka akan diangkat kedudukannya satu derajat di surga dari tiap satu helai rambut yang diusapnya.” (Tanbihul Ghafilin – Abul Laits As-Samarqandhi)
Al-Imam Ibnul Jauzi dalam “Al-Maudhu’at” berkata, “Hadits ini maudhu’ (palsu)” karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Habib bin Abi Habib, dia dikenal pendusta dan suka memalsukan hadits. Riwayat ini tidak dapat menjadi dalil anjuran menyantuni anak yatim pada hari ‘Asyura.
Al-‘Allamah Abdul Hayy Al-Luknawi mencantumkan riwayat tersebut dalam kitabnya “Al-Atsarul Marfu’ah fil Akhbaril Maudhu’ah” 1/94 yang berisi kumpulan hadits-hadits palsu. Begitupula Al-Imam As-Suyuthi dalam kitabnya “Al-La’ali Al-Mashnu’ah fil Ahaditsil Maudhu’ah” 2/92.
Tidak syakk lagi menyantuni anak yatim adalah amalan yang sangat utama sebagaimana yang ditunjukkan oleh riwayat-riwayat yang shahihah. Namun tanggal 10 Muharram jangan dianggap sebagai hari yang lebih utama untuk menyantuni anak yatim terlebih lagi sampai merayakannya.
Oleh Drs H Beben Mubarok M Ag.