Bandung - persis.or.id, Menjawab pertanyaan tentang ketidakhadiran Persis atas undangan Istana pada hari rabu (09/11), Wakil Ketua Umum Persis, Dr. Jeje Zaenudin, menyampaikan jawabannya.
"Pertama, bahwa pada prinsipnya kami mengapresiasi upaya kepala negara menenangkan suasana dengan cara mengunjungi dan juga mengundang pimpinan-pimpinan ormas Islam ke Istana. Sebagai sebuah langkah yang positif", ujar Dr. Jeje
Kemudian Dr. Jeje melanjutkan, "Kedua, Persis tidak memenuhi undangan Presiden karena Ketua Umum sedang sakit dan menyampaikan permohonan maaf ke Protokoler Istana", terangnya.
Selain mengapresiasi Persis juga mengkritisi langkah-langkah Presiden. "Terus terang kami juga sangat menyayangkan cara bapak presiden dalam memperlakukan pimpinan-pimpinan Islam yang mengesankan adanya pemilahan dan pilih pilih antara ormas islam mainstream dengan ormas islam yang seakan dimarjinalkan. Karena sikap seperti ini akan menimbulkan persepsi perpecahan di tubuh ormas ormas islam antara ormas yg pro dan kontra pemerintah, padahal sebenarnya tidak ada fakta seperti itu", papar Dr. Jeje.
Waketum PP Persis pun menyayangkan ketidakdiundangannya pimpinan ormas yang terlibat bahkan jadi pimpinan aksi tanggal 4 Nopember lalu. "Padahal seyogianya seluruh elemen Islam adalah bagian dari rakyat Indonesia yang berhak mendapat perhatian, perlakuan, dan pengayoman yang sama dari Kepala Negara", imbuh Dr. Jeje.
"Dengan tidak mengirim perwakilan untuk hadir di Istana, Persis juga ingin menunjukan empati kepada seluruh umat Islam yang kecewa dengan sikap Presiden yang memilih meninggalkan istana dan tidak bersedia menemui utusan para peserta aksi yang jumlahnya mencapai lebih dari satu juta orang itu. Semoga sikap seperti itu tidak berulang ulang dilakukan oleh kepala negara yang seharusnya memang menjadi pemimpin semua kalangan", pungkas Dr. Jeje (HL/TG)