Bandung - persis.or.id, Kajian rutin shubuh yang diselenggarakan PJ Pemuda Persis Langonsari dan FORMAL (Forum Remaja Masjid Annur Langonsari), pada senin(20/7) difasilitasi oleh Ginanjar Nugraha, Ketua Lembaga Turats dan Pemikiran Islam PP.Pemuda Persis.
Ginanjar dijadwalkan akan mengisi kajian shubuh selama sepekan ke depan. Dalam kajian perdananya, Ia singgung corak pemikiran Persis yang utamakan argumentasi, bukan figur otoritas seorang tokoh.
"Karakter dasar pemikiran Persis terletak pada argumentasi, bukan berhenti pada Tokoh. Sekalipun ikut pada tokoh, itu bukan karena dia seorang tokoh, tapi karena argumentasinya dapat kita terima," ungkap Ginanjar dengan lugas.
Ginanjar pun ungkap kekhawatiran akan bergesernya Khittah Persis sebagai gerakan tajdid, menjadi gerakan yang taklid pada Tokoh. Ia berharap pada generasi muda, agar memiliki semangat intelektual; yang kritis dalam berfikir, tidak menerina mentah-mentah argumen yang diutarakan tokoh.
Ia analogikan kekhawatiran hilangnya identitas tersebut, dengan analogi Burung Unta. "Burung Unta itu burung bukan? Mau disebut burung, tapi tidak bisa terbang."
Terakhir, Ginanjar mengingatkan generasi muda agar belajar dari masa lalu, namun tidak untuk menjadi terlena karenanya.
"Kita harus belajar dari masa lalu, namun kita jangan terlena dengan masa lalu," pungkas Ginanjar dengan lugas. (SN/H)