Bandung – persis.or.id, Pesantren Persatuan Islam diharapkan senantiasa bisa merespon perubahan zaman. Ketua bidang Tarbiyyah PP Persis, mengajak Pesantren Persis agar bisa merespon perubahan-perubahan.
“Pesantren Persis sudah ideal dan bahkan dinilai ‘sakral’, kurang berorientasi pada keduniawian, masih sangat cenderung berorientasi kehidupan diniyyah. Padahal jika berhasil diintegrasikan bisa membawa perubahan besar”, ujar Dr. Irfan Safrudin, M.Ag, rabu (15/11/2017).
Dr. Irfan menerangkan, peradaban Islam di masa silam, sudah berhasil mengintegrasikan persoalan diniyyah dengan duniawiyyah, tetap sesuai dengan syariat Islam.
Adanya integrasi pendidikan agama dan umum, menurut kabidgar Tarbiyyah PP Persis itu akan berdampak pada perubahan mindset santri. Pos pos kaderisasi dinilainya bisa diisi.
Merubah masyarakat melalui pendidikan juga dinilai prosfek olehnya, termasuk merubah konsep sehat di masyarakat.
“Pesantren cerminan masyarakat muslim, jika masyarakatnya sudah bersih, bersih juga ke individu individu di rumahnya”, tambah Dr. Irfan
Masih menyoal tentang mindset, Dr. Irfan menyoroti fenomena di masyarakat. Dimana belajar seringkali dihayati learning to do.
“Pendidikan dibatasi untuk bekerja. Jangan sekolah tinggi tinggi, akhirnya ke dapur juga. Secara sistematis, secara budaya, secara terprogram, secara bawah sadar menimbulkan diskriminasi terhadap pendidikan. Ini harus dipotong”, terangnya.
Harusnya, pendidikan itu mesti dihayati sebagai learning to be. “Pendidikan itu punya prestasi, punya pilihan pilihan dalam hidup. Banyak pilihan, kesempatan dan kemungkinan”, tambah Dr. Irfan
Dengan adanya mindset yang benar, Dr. Irfan mengharapkan pesantren pesantren Persis mampu melahirkan kader-kader yang mengisi berbagai pos di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (HL/TG)