Khas pesantren Persis tingkat Muallimin (SMA), di samping penyelenggaraan karya tulis ilmiah (Paper), adalah program pengabdian dan khidmat jam'iyyah di masyarakat. Secara umum, penyelenggaraan program tersebut lebih diarahkan khusus kelas XII.
Umpama bangku kuliah, lembaga pendidikan Muallimin di Persis juga menerapkan budi khidmat dalam wujud pengabdian terhadap masyarakat di beberapa waktu tertentu yang terukur dan terrencana. Demikian juga Program Kependidikan dan Khidmat Jam'iyyah (PKKJ) diselenggarakan oleh SMA Plus Muallimin Persis 182 Rajapolah, Kab. Tasikmalaya.
Sejak didirikannya pada tahun 2005-an awal, SMA Plus Muallimin Persis 182 Rajapolah telah mengeluarkan 11 angkatan. Ada pun santri yang saat ini tengah melaksanakan PKKJ di Bandung merupakan calon allumni angkatan ke-12.
Menurut pihak pesantren, tercatat 56 santri RG-UG yang mengikuti PKKJ dengan recahan 3 kelompok di tiga tempat dari 2 Pimpinan Cabang berbeda. Masing-masing adalah Nanjung di PC. Margaasih, Muara di PC. Kutawaringin, dan Kopo di PC. Kutawaringin.
PKKJ tersebut berlangsung selama 10 hari (20-29/01/2018) dengan rangkaian agenda berupa kewajiban yang normatif sebagai tugas pesantren, serta berbagai program inovasi santri yang adaptif dengan masing-masing kebutuhan jama'ah.
Alhasil, pada praktiknya di lapangan, para santri berkesempatan secara terbuka untuk mengeksplorasi pembacaan mereka dengan merealisasikannya dalam aneka macam program yang inovatif. Dan semata, pelaksanaannya ini demi mengembangkan potensi santri agar kian dewasa dan lebih berkarakter mandiri.
Seperti diungkap oleh Ustadz Dede Reviana Ibrahim selaku wakasek kesantrian SMA Plus Muallimin Persis 182, disampaikannya bahwa, sebagaimana telah menjadi kesepahaman seluruh civitas akademika lembaga tentang konsentrasi kaderisasi aktivis jam'iyyah yang harus lahir dari buah didikan pesantrennya, maka upaya pengarahan dan pelepasan santri secara mandiri merupakan diantara cara tepat mempercepat akselerasi kader ideal yang sesuai harapan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, PKKJ angkatan ke-12 ini bersifat tematik dengan mengambil nilai dari Visi besar pesantren, yakni Integrasi ilmu, iman dan amal.
Ada pun bagi Eri Agnian, salahsatu peserta PKKJ, disampaikannya bahwa tema tersebut secara lebih aplikatif di lapangan ditambahkan satu kata baru, yakni Silatul harokati (menyambungkan gerakan).
"Realiasi dari silatul harokati ini diantaranya mengambil semangat sejarah dengan mengunjungi tokoh-tokoh besar Persis seperti ayahanda, al-ustadz Romli. Di samping itu, kami adakan studi banding pergerakan ke-RG/UGan bersama pimpinan santri di PPI 34 Cibegol, serta pelaksanaan LDK di PPI Al-falah." Papar Eri.
Mewakili para peserta PKKJ, Eri juga mengutarakan bahwa para peserta PKKJ sedang menyiapkan beberapa agenda terahir jelang perpisahan menuju kepulangan kembali ke bangku pesantren.
"Pada prinsip dasarnya, sejak keberangkatannya, kami telah dibekali oleh asatidzah, dan berikut juga kakak-kakak allumni (JASMUSIM) bahwa di PKKJ ini, kami harus bisa memberi dan menerima. Memberi semua ilmu serta didikan selama di pesantren supaya bisa diserap oleh masyarakat, dan kami juga diajarkan untuk menerima segala ilmu dan ajaran hidup yang kami pandang baik, baru, dan benar dari masyarakat di sini untuk diterapkan di lingkungan kami." Tambah Eri lagi.
Menurut rencana, PKKJ tersebut akan dipungkas dengan Tabligh Akbar dengan menghadirkan pembicara dari pihak sesepuh pesantren SMA Plus Muallimin Persis 182 Rajapolah. (Z3)