PP Pemudi PERSIS dan Semangat Kerukunan di Interfaith Harmony Camp 2025

oleh Fia Afifah

25 November 2025 | 16:19

DR. H. Ahmad Zayadi, M.Pd. sebagai Direktur Penerangan Agama Islam bersama Ummu Habibah, S.Pd. Kabid. Tarbiyah PP Pemudi PERSIS. (Foto: PP Pemudi PERSIS)

Bogor, persis.or.id – Pimpinan Pusat (PP) Pemudi Persatuan Islam (PERSIS) mendapatkan kesempatan untuk bergabung dalam kegiatan Kemeterian Agama Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, yang merupakan salah satu agenda dari The Wonder of Harmony, yakni Interfaith Harmony Camp 2025.


Bertempat di Camp Hulu Cai, Bogor, Jawa Barat, acara yang digelar pada Jumat - Sabtu, 21-22 November 2025 ini dilaksanakan dalam menyambut Hari Toleransi Internasional.

Tujuannya adalah untuk memperkuat struktur sosial kerukunan antar umat beragama di Indonesia melalui peran pemuda.


Kegiatan ini dihadiri oleh Organisasi Kepemudaan antar agama (Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konguchu) serta bimas antar agama.


PP Pemudi PERSIS sendiri mengirimkan perwakilan tasykilnya untuk mengikuti acara tersebut, yakni Ummu Habibah, S.Pd. selaku Kabid. Tarbiyah; Nur Khairina, A.Md. selaku Bidgar HAL; Nia Komalasari selaku Biro Umum; dan Rizka Setianingsih, S.Pd. selaku Bidgar KOMINFO.


Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Jendral Kememterian Agama yaitu Bapak Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin, M.A. Dirinya menyisipkan harapan dalam sambutannya terkait kegiatan Interfaith Harmony Camp 2025 ini.


“(Kegiatan ini diharapkan) menjadi penguatan kapasitas pemuda lintas agama dalam mengedepankan nilai kemanusiaan, persatuan dan keadilan sosial yang bersumber dari kepercayaannya masing-masing,” ujarnya.


Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi ruang untuk menumbuhkan keberanian dalam berdialog, membangun empati dan memperkuat kemampuan generasi muda dalam mengelola beragaman.


Dalam acara yang digelar selama dua hari ini terdapat beragam kegiatan, seperti diskusi panel tentang Kerukunan Umat Beragama, wawasan kebangsaan dan ekoteologi, diskusi ide proyek kolaborasi antar umat beragama.


Saat diskusi Coffee Morning yang membahas ide-ide proyek kolaborasi yang akan menjadi output selepas kegiatan, Dr. H. Ahmad Zayadi,M.Pd selaku Direktur Penerangan Agama Islam menyampaikan dengan kalimat 'Min hunna nahnu nabda'.


“Yang berartikan dari sini kami memulai, agar semangat memulai dari sini itu menjadi internalisasi dalam diri kita dan kemudian terekspresikan dalam aktualiasi kolektif dari masing-masing agama atau kelompok,” tandasnya.


Ia berharap agar hasil diskusi ide proyek ini kelak menjadi aksi nyata pada setiap kelompok, sehingga Kementrian Agama memiliki hasil progres report di action plan yang nanti akan menjadi awal laporan pada kegiatan yang sama di tahun depan.


Hasil dari diskusi coffee morning tersebut membahas ide-ide proyek kolaborasi yaitu pertama, meningkatkan kesadaran umat beragama agar terlibat aktif dalam merawat dan menjaga lingkungan.


Kedua, berperan aktif dan menjadi teladan dalam mempererat kerukunan antar umat beragama. Dan terakhir merawat keakraban dengan sesama alumni Interfaith Harmony Camp 2025 dalam jangka panjang.


Dalam penutupan acara, hasil diskusi tersebut dibacakan dihadapan seluruh peserta, dan dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi Interfaith Harmony Camp 2025 yang ikuti oleh seluruh peserta.


Penandatanganan komitmen (Ekoteologi, Harmoni dan Kemanusiaan) oleh perwakilan dari masing-masing agama. Dan dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon kerukunan yang diwakili oleh antar agama.


Dalam acara penutup, DR. H. Ahmad Zayadi, M.Pd. sebagai Direktur Penerangan Agama Islam menyampaikan bahwa kolaborasi kegiatan hari ini sangat istimewa karena kolaborasi lintas iman.


“Relasi kita dengan alam, dengan sesama manusia itu bukan yang sifatnya eksploitatif tetapi relasi yang penuh dengan tanggung jawab, moral dan spritualitas,” tuturnya.


Menurut Nur Khairina, ekoteologi yang digaungkan dalam kegiatan ini membawa harapan agar umat beragama dapat hidup lebih rukun melalui kesadaran bahwa bumi adalah amanah Allah yang harus dijaga bersama.


"Dengan memahami bahwa setiap ajaran agama mengajarkan kepedulian terhadap alam, diharapkan muncul rasa persaudaraan lintas iman dan kemauan untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan," paparnya.


Kerja bersama dalam kegiatan sederhana seperti menanam pohon, mengurangi sampah, atau merawat ruang hijau dapat menurutnya dapat memperkuat hubungan, menumbuhkan saling menghormati, dan mengurangi jarak antar kelompok.


"Pada akhirnya, ekoteologi diharapkan membantu membangun masyarakat yang lebih damai, saling peduli, dan berkomitmen menjaga kelestarian bumi bagi generasi mendatang," harapnya.


[]

BACA JUGA:

Fokus Pengaderan Skala Nasional, PP Pemudi PERSIS Gelar Lawatan ke Bangil

Kemeterian Agama Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam berfoto dengan perwakilan ormas kepemudaan. (Foto: PP Pemudi PERSIS)
Reporter: Fia Afifah Editor: Fia Afifah Rahmah