Bandung, persis or.id - Pimpinan Daerah Kabupaten Bandung telah meresmikan pendirian Pimpinan Cabang PERSIS Cikancung, Ahad (30/10/2022).
Dengan diresmikannya pimpinan cabang ini, PD PERSIS Kabupaten bandung memiliki 31 pimpinan cabang di 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung.
Pada peresmian tersebut, PW PERSIS Jawa Barat diwakili oleh Ust. Anas Nasrullah sekaligus menyampaikan sambutannya.
"Mohon maaf, Ketua PW PERSIS Jawa Barat tidak dapat hadir karena tugas mendampingi gubernur Jawa Barat ke Garut," jelasnya.
Selanjutnya, Ust. Anas menyampaikan kilas balik PERSIS yang sudah hadir di Indonesia hampir 100 tahun.
"Lahir pada tahun 1923, tokoh-tokoh besar mewarnai kiprah dakwah Islam di Indonesia, mulai dari Ahmad Hasan yang menjadi lawan serta kawan debat Ir. Soekarno, hingga Isa Anshari yang lantang melawan komunis di parlemen dan di lapangan," tutur Anas.
Ia pun menegaskan bahwa PERSIS adalah aset bangsa Indonesia, dan PERSIS tidak radikal tetapi mengakar pada sumber yang jelas.
Lebih lanjut ia menyampaikan, cakupan Pimpinan Wilayah Jawa Barat cukup luas. Terdapat 27 kabupaten dan kota yang potensial untuk mengembangkan Al-Qur'an dan sunah.
"Sudah ada 200 PC dari 600 kecamatan di Jawa Barat," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Bidjam PP PERSIS Ust. Salam Russyad yang turut memberikan sambutan dan taujihnya dengan mengutip tema Muktamar XVI PERSIS kemarin.
"Sebutan NKRI adalah sumbangan dari PERSIS. Hal ini dicetuskan oleh Perdana Menteri pertama yang juga salah satu tokoh PERSIS, M. Natsir dengan mosi integralnya," papar Ust. Salam, "itu sudah qadla, bukan takdir", lanjut Ust. Salam mengomentari khutbah iftitah ketua PC Cikancung.
Ia pun menyampaikan, dalam perhitungan hijriah, PERSIS sudah melewati 100. Jika abad lalu adalah tahap penjelasan dan penerangan (bayan), pada abad kedua kini adalah proses pengamalan (tathbiq).
"Pengamalan ini mulai dari hal yang kecil. Di perlintasan traffic light ada lampu merah dan hijau. Sudah jelas, bagaimana (sikap kita) ketika merah dan ketika hijau," lanjutnya.
Selanjutnya, ia menyampaikan terkait implementasi rahmatan lil 'alamin.
"Pertama, berpijak pada aturan yang jelas. Kedua, pengamalan secara kaffah, menyeluruh. Ketiga, amalkan Islam dalam konstitusi, artinya negara ikut berperan. Insyaallah, akan terwujud baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur", tegasnya,
[]
(MN/dh)