Jakarta - persis.or.id, Ketua Umum PP Hima Persis, Nizar Saputra, menuturkan kondisi kronologi yang terjadi di ring 1 sehingga menyebabkan ricuh pada Aksi Bela Islam, jumat (04/11) di Jakarta
"Kami berada di depan, paling depan terus di depan mobil komando, khususnya dengan bang Munarman, mengusahakan untuk ada perwakilan dari Persis untuk orasi", ujar Nizar.
Hima Persis mengajukan ustad. Jeje untuk orasi sejak sore. Akhirnya disepakati Persis mendapatkan waktu untuk orasi. "Ketika malam, magrib, delegasi dari peserta Aksi membawa hasil negosiasi, saya sudah memprediksi akan ribut. Tapi masih aman, karena semuanya masih terkendali", ungkap Nizar. Kondisi memasuki malam, ustad Jeje sudah tidak di tempat. Maka ketua umum PP Hima Persis itu pun berinisiatif agar Hima bisa orasi, menyampaikan suara.
Ketika menunggu mau orasi, daaar tembakan. Peserta aksi ketika ada suara tembakan, tidak berlarian. Masih banyak yang bertahan. "Yang menyebabkan peserta Aksi berpencar perih dan sesaknya dari gas air mata yang sebelumnya tidak dipersiapkan oleh para peserta Aksi", tutur Nizar.
Aksi ricuh diduga berawal dari adanya kerusuhan dari sebelah kiri yang diisi oleh HMI yang dimasuki provokator. Pasukan Hima Persis sampai pukul 19.00, masih ada di ring satu paling depan istana. Terlihat bendera Persis dan bendera Hima. "Ternyata terakhir diketahui, mereka adalah kang sani dan Andri Nurkamal. Mereka paling depan, siap mati seperti yang selalu disampaikan ketika orasi", sambung Nizar. Keduanya sempat ditangkap dan diamankan TNI. Namun akhirnya aman dan sudah bebas.
"Saya dan rekan-rekan betapa tersayat hati, meskipun banyak perbedaan dengan kita, para ulama diperlakukan seperti itu oleh keamanan. Ada ustad. Bachtiar Nasir, Ustad. Arifin Ilham yang ketika orasi, beliaulah yang menyebutkan nama Persis, Adian Husaini, Habib Rizieq, dll", papar Nizar.
Kedepannya Hima Persis mendorong agar semua elemen Aksi Bela Quran melakukan evaluasi management aksi. Selain itu, TNI sejauh ini terlihat ada keberpihakan pada umat Islam yang terjun aksi. "Saya menyaksikan bagaimana keberpihakan Panglima TNI kepada para ulama kemarin ketika suara tembakan", pungkas Nizar. (HL & TG)