Tahun Berganti, Waketum: Disayangkan Jika Diisi dengan Pesta

oleh Reporter

30 Desember 2021 | 03:07

Bandung, persis.or.id - Bagi umat Islam, bertambahnya tahun Hijriyah atau tahun Masehi adalah waktu yang diberikan oleh Allah. Karena itu, umat muslim diharapkan agar dapat mensyukuri nikmat waktu hidup yang telah diberikan.

“Bagi mereka yang beriman, pergantian tahun atau tahun baru harus dimaknai sebagai peringatan. Bergantinya tahun berarti peringatan jatah umurnya di dunia telah berkurang satu tahun,” hal ini dikatakan Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Dr. Jeje Zaenudin, Rabu (29/12/2021).

Dr. Jeje Zaenudin menambahkan, pergantian tahun bagi siapa pun tentu memiliki makna yang penting. Sebagaimana makna penting dari waktu itu sendiri.

“Karena pergantian tahun hakikatnya adalah pergantian waktu kehidupan dalam rentang satu tahun, yaitu siklus dua belas bulan,” ucap Dr. Jeje.

Lebih lanjut Waketum PERSIS ini menjelaskan oleh sebab itu pergantian waktu seharusnya disikapi dengan muhasabah diri, mengevaluasi perjalanan hidup dalam setahun. Semua patut bersyukur jika dalam setahun yang dilalui dapat mengukir prestasi amal saleh lebih banyak dari kesalahan dan dosa.

“Sebaliknya jika nihil prestasi amal saleh dalam satu tahun yang lalu, sepatutnya bersedih dan menyesal telah menyia-nyiakan waktu yang sangat mahal itu. Di samping itu, waktu yang telah digunakan itu harus dipertanggungjawabkan kepada Zat pemilik waktu itu, pada hari akhirat nanti,” ucapnya.

Ia menegaskan, sangat patut disayangkan jika setiap momen pergantian waktu satu tahun, yang terpikir banyak orang hanya masalah perayaan, pesta, dan kegembiraan-kegembiraan lainnya yang hampa dari evaluasi diri. Padahal sejatinya kita tidak layak bergembira apalagi berpesta pora menyongsong pergantian tahun, manakala kita minim prestasi hidup bahkan sebaliknya bergelimang dengan dosa.

“Patutkah manusia merayakan kegembiraan atas berkurangnya jatah hidup dan semakin dekatnya ajal atau kematian. Mari jadikan pergantian tahun ini sebagai momentum evaluasi diri untuk memperbaiki kualitas hidup, baik sebagai pribadi, keluarga, umat, maupun sebagai bangsa,” tegas Dr. Jeje.

Ia juga menerangkan, berbagai kesalahan, kekurangan, dosa dan kemaksiatan yang dilakukan sepanjang tahun 2021, harus diperbaiki pada 2022 supaya kesalahan dan kekeliruan tidak terulang di tahun depan.

"Cukup sudah segala penderitaan, musibah dan malapetaka yang menimpa kita sepanjang 2021 menjadi pelajaran yang berharga bagi kita, untuk lebih bersyukur atas segala karunia, bersabar dalam mengatasi segala cobaan, serta bekerja keras dalam mewujudkan kebajikan hidup di antara sesama umat manusia," pungkas Dr. Jeje Zaenudin.

(HL/dh)

Reporter: Reporter Editor: admin