Ustaz Sofyan Tekankan Kemandirian Organisasi dalam Muskerwil III PW PERSIS DKI Jakarta

oleh Henri Lukmanul Hakim

11 Desember 2025 | 10:59

Ketua PW PERSIS DKI Jakarta, Ustaz Sofyan Munawwar saat memberikan sambutan. (Foto: Henri Lukmanul Hakim)

Bogor, persis.or.id - Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (PW PERSIS) DKI Jakarta secara resmi membuka kegiatan Musyawarah Kerja Wilayah Ketiga (Muskerwil III) masa jihad 2023-2028 di Hotel New Ayuda, Puncak, Bogor Rabu, 10 Desember 2025.


Mengusung tema “Kemandirian Jam’iyyah dan Transformasi Dakwah untuk Jakarta sebagai Kota Global,” forum ini dimandatkan sebagai titik awal penguatan identitas dakwah dan eksistensi organisasi di Ibu Kota.


Dalam sambutan pembukaannya, Ketua PW PERSIS DKI Jakarta, Ustaz Sofyan Munawwar, mengajak seluruh pengurus (Tasykil) dan jajaran otonom untuk melangkah bersama dengan tekad yang sama.


“Perubahan besar, di manapun dan kapanpun, selalu diawali dari gerakan kecil dan sederhana, yang kita nyalakan di ruangan seperti ini, ruangan Muskerwil Ketiga,” ujar Ustaz Sofyan.


Ia menegaskan kembali pentingnya eksistensi PERSIS di Jakarta, seraya berharap perjuangan ini dilanjutkan oleh generasi muda PERSIS berikutnya.


Selain itu, Ustaz Sofyan juga menekankan bahwa kemandirian organisasi adalah inti dari Muskerwil ini, yang juga menjadi tema sentral Pimpinan Pusat (PP) PERSIS.


“Kemandirian itu sebetulnya merupakan jiwa dari organisasi. Kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri tegak, berdiri kokoh, tanpa menengadahkan tangan,” tegasnya.


Kemandirian yang dimaksud mencakup empat aspek. Pertama, kemandirian dalam pemikiran (ideologis). Kedua, kemandirian dalam pendanaan (finansial), meskipun Ustaz Sofyan mengakui bahwa saat ini organisasi masih sangat mengharapkan bantuan dana hibah untuk menjalankan program.


Ketiga, kemandirian dalam program (menyusun program-program progresif). Dan keempat, kemandirian dalam identitas keislaman (berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah).


Mengutip pemikiran Sa’id Hawa, Ustaz Sofyan menyebutkan bahwa Jihadul Maal (jihad dengan harta) adalah penentu dari empat jenis jihad lainnya, seperti bahan bakar bagi kendaraan. Oleh karena itu, penguatan sumber daya menjadi krusial.


Ustaz Sofyan juga merujuk pada teladan Rasulullah SAW saat membangun masyarakat Madinah, di mana kemandirian dicapai melalui penguatan umat dan pembangunan masjid (Qayyimul Masjid ) serta Muakhah (persaudaraan), bukan melalui ketergantungan pada pihak luar.


Dakwah Global Harus Cerdas dan Produktif


Menghadapi status Jakarta sebagai kota global, Ustaz Sofyan menginstruksikan agar transformasi dakwah segera direalisasikan.


Ia menekankan bahwa dakwah tidak lagi cukup hanya berhenti pada ceramah (tabligh) semata, melainkan harus memperluas pengaruhnya (tapak pengaruh) ke berbagai bidang: Pendidikan, Teknologi, Literasi, Ekonomi, Lingkungan, dan Etika Publik.


“Jakarta sebagai kota global menuntut kepada kita dakwah yang juga berbeda, dalam pengertian cerdas secara intelektual,” katanya, yang juga menuntut peningkatan kualitas keilmuan mubaligh.


Selain itu, para juru dakwah PERSIS juga harus tampil kuat secara moral, elegan secara sosial, produktif secara ekonomi, dan hadir secara digital.


Ustaz Sofyan menutup sambutannya dengan harapan agar dakwah PERSIS tampil sebagai pembawa kesejukan, penyampai ilmu, penggerak perubahan, dan penjaga akhlak publik.


“Sebaik-baik manusia adalah orang yang mampu berkontribusi positif kepada sesama manusia yang lainnya. Nah, bagaimana Jam’iyyah kita, Persatuan Islam di Jakarta, mampu berkontribusi positif kepada (manusia lain),” tutupnya.


[]

BACA JUGA:

PW PERSIS DKI Gelar Silaturahmi Gabungan ke PD Jakarta Barat dan Jakarta Utara