Wapres RI HM. Jusup Kalla Resmi Buka Acara Forum Ilmiah Internasional ke 5 Ulama dan Dai se Asia Tenggara, Afrika dan Eropa

oleh Reporter

03 Juli 2018 | 23:44

Jakarta - persis.or.id, Wakil Presiden RI, H. Muhammad Jusuf Kalla (JK), membuka secara resmi Forum Ilmiah Internasional ke 5 Ulama dan Dai se Asia Tenggara, Afrika dan Eropa yang berlangsung di Grand Hotel Jakarta. 

Forum Internasional yang akan berakhir pada Jumat (6/7/2018) itu, dihadiri lebih dari 500 orang peserta.

Didominasi oleh para undangan dalam negeri yang terdiri dari para ulama, cendekiawan, dai, dan para utusan pimpinan ormas Islam seperti MUI, Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, PERSIS, Wahdah Islamiyah, Dewan Dakwah Islamiyah, FPI,  Al Irsyad, Syarikat Islam, An Najat al Islamiyah, PUI,  Al Washliyah,  Hidayatullah,  GP Anshar DKI,  dan ormas-ormas lainnya.

Dalam forum itu pun terlihat ratusan ulama dan dai datang sebagai undangan dari negara-negara Asia Tenggara dan beberapa ulama dan tokoh utusan dari negara-negara Afrika dan Eropa serta belasan duta besar negara-negara Islam untuk Indonesia.

Dalam sambutannya Wapres JK menyampaikan apresiasi atas segala upaya para ulama dalam berkontribusi memperkuat kesatuan dan persatuan umat.

“Forum-forum saja tidaklah cukup, harus dibarengi dengan kerja keras”, tuturnya.

Ia juga mengatakan, beberapa waktu lalu ulama-ulama dari Indonesia, Pakistan dan Afghanistan juga melakukan pertemuan serta melaksanakan dialog trilateral Jakarta.

“Kita masih menunggu realisasinya”, tambahnya.

JK menilai forum pertemuan akbar itu sudah lima kali dilaksanakan, berarti sudah banyak gagasan dan pikiran yang dibicarakan.

Perkembangan dakwah sudah cukup semarak,  diantaranya terlihat masjid-masjid ramai dikunjungi. Wanita muslimah semakin banyak yang menutup aurat. 

“Namun kita juga masih harus terus bekerja keras untuk meningkatkan ekonomi bangsa”, imbuh JK.

Lanjutnya, kita prihatin melihat berbagai kondisi konflik yang terjadi di beberapa negara. Maka harus mengambil peran. 

Suriah yang sudah hancur itu membutuhkan waktu berpuluh puluh tahun untuk merekonstruksinya kembali. Mungkin tidak cukup tiga puluh sampai empat puluh tahun. 

“Demikian juga, kedamaian saja tidak cukup, melainkan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan berbagai kemajuan”, JK mengungkapkan.

JK menyebutkan, Islam masuk ke Indonesia lewat banyak ulama yang pedagang.  Indonesia negeri dengan mayoritas penduduknya muslim. Tapi peninggalan sejarah atau destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi justru tidak mencerminkan Islam. 

Candi Borobudur, Bali, dan lain lain. Sebaliknya di India, justru peninggalan sejarah dan destinasi wisata yang dikunjungi malah peninggalan Islam, seperti Taj Mahal.

JK juga melihat Indonesia telah berusaha mewujudkan perdamaian di beberapa negara seperti di Myanmar, Afghanistan dan beberapa tempat lain.

“Pertemuan seperti ini perlu jadi sarana belajar berbagai penyebab konflik di beberapa negara untuk kita mampu  mengantisipasinya dan berkontribusi memberi solusinya”, ungkap JK.

“Kita juga tidak dapat menampik fakta bahwa konflik kinflik di negeri muslim itu tidak lepas dari campur tangan dan intervensi kepentingan negara negara Barat”, tambahnya. (HL/TG)

Photo by Islamic News Agency'Zakhi Hidayatullah

Reporter: Reporter Editor: admin