Ashab dan Hawariyun

oleh Redaksi

08 Oktober 2025 | 08:57

Ashab dan Hawariyun

أصحاب وحواريون

Oleh: A. Zakaria




يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوٓا۟ أَنصَارَ ٱللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّـۧنَ مَنْ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۖ قَالَ ٱلْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ۖ فَـَٔامَنَت طَّآئِفَةٌۭ مِّنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَكَفَرَت طَّآئِفَةٌۭ ۖ فَأَيَّدْنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ عَلَىٰ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا۟ ظَـٰهِرِينَ ١٤


Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana ‘Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapa-kah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah,” lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (Q.S. ash-Shaff: 14)


وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى ٱلْحَوَارِيِّـۧنَ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِى وَبِرَسُولِى قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَٱشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ ١١١


Dan (ingatlah), ketika aku ilhamkan kepada pengikut ‘Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.” Mereka menjawab: “Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).” (Q.S. al-Mâidah: 111)


عَنْ عَبْدِ اللهِ مَسْعُوْدٍ ر أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِى إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّوْنَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُوْنَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُوْنَ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوْفٌ يَقُوْلُوْنَ مَا لاَ يَفْعَلُوْنَ وَيَفْعَلُوْنَ مَا لاَ يُؤْمَرُوْنَ، فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوْ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الْإِيْمَانِ حَبَّةُ خُرْذَلٍ. -رواه مسلم، 1:40-


Dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang pun nabi yang Allah utus untuk ummat sebelumku kecuali dari kalangan ummat itu ada ‘Hawariyyun’ dan ‘Ashhâbun’ yang berpegang kepada sunnah-Nya dan mengikuti perintah-Nya. Kemudian akan datang (generasi) pengganti mereka yang mengatakan apa yang tidak mereka amalkan dan mengamalkan apa yang tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang berjihad terhadap mereka dengan tangannya, maka dialah mu’min, dan barangsiapa yang berjihad terhadap mereka dengan lisannya, maka dialah mu’min, dan barangsiapa yang berjihad terhadap mereka dengan hatinya, maka dialah mu’min, dan tidak ada di luar itu iman walau sebesar biji sawi.” (H.R. Muslim, 1: 40)]


اَلْحَوَارِيْ: هُوَ مَنْ أَخْلَصَ سِرًّا وَجَهْرًا فِي الْمَوَدَّةِ. وَحَوَارِيُّوْا اْلأَنْبِيَاءِ: اَلْمُخْلِصُوْنَ لَهُمْ. -المراغى، 7:54-


Hawari adalah orang yang betul-betul ikhlas kecintaannya, baik dalam keadaan menyendiri atau dalam keadaan terbuka. Hawari para Nabi ialah mereka yang ikhlas untuk membela para nabinya.” (al-Marâghi, 7: 54)


اَلَّذِيْنَ أُخْلِصُوْا وَنُقُّوْا مِنْ كُلِّ عَيْبٍ. -النهاية، 1:458-


Ialah mereka yang dibersihkan dan disucikan dari segala aib.” (an-Nihâyah, 1: 458)


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَرَاوِيُّ وَحَوَارِى اَلزُّبَيْرُ بْنُ الْعَوَّامِ. -رواه البخاري، 2: 302-


Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya untuk setiap nabi ada ‘hawari’, dan hawariku Zubair bin ‘Awwam.” (H.R. Bukhari, 2: 302)


اَلزُّبَيْرُ اِبْنُ عَمَّتِى وَحَوَارِيِّ مِنْ أُمَّتِى، أَيْ خَاضَنِى مِنْ أَصْحَابِى وَنَاصِرِي.


Zubair adalah anak bibiku dan hawari dari ummatku yaitu pilihanku dari sahabatku dan pembelaku.”


KRITERIA ‘IBADURRAHMAN


Ada delapan kriteria ‘ibadurrahman menurut al-Quran surat al-Furqân ayat 63-77, yaitu;

  1. Siang hari berjalan di muka bumi dengan tenang dan tidak mengganggu orang lain.
  2. Di malam hari sujud dan tunduk terhadap Rabb-Nya.
  3. Berdo’a agar terhindar dari siksa neraka.
  4. Suka infaq dan tidak berlebih-lebihan.
  5. Tidak menyekutukan Allah, tidak membunuh kecuali dengan cara yang hak dan tidak berbuat zina.
  6. Tidak menjadi saksi palsu.
  7. Jika diperingatkan dengan ayat-ayat Allah ia tunduk dengan penuh kesadaran.
  8. Senantiasa berdo’a agar diberi pasangan dan keturunan yang membahagiakan dan menjadi imam bagi orang yang bertakwa.
BACA JUGA:

EMPAT WARISAN NABI SAW

Reporter: Redaksi Editor: Gicky Tamimi