Markaz Khidmat Al-Quran wa al-Sunnah Ikuti Wisuda Tahfizh

oleh Reporter

26 November 2020 | 16:20

Garut - persis.or.id, Markaz Khidmat al-Qur`an wa al-Sunnah (MKQS) mengikuti Wisuda Akbar Beasiswa Tahfizh Muamalat. Acara yang bertepatan dengan 10 Rabi’ al-Tsani 1422 H ini mewisuda ratusan hafizh al-Qur`an dari sejumlah rumah tahfizh.

Kegiatan secara daring tersebut mengakhiri rangkaian program beasiswa Tahfizh Muamalat selama satu tahun. Pelantikan para hafizh ini mengambil tema: “Generasi Qur`ani Pahlawan Negeri", Kamis, 26 November 2020

Wisuda Tahfizh diawali pembukaan, bacaan al-Qur`an, dan sambutan. Prakata pertama disampaikan oleh bapak Direktur Bank Muamalat Indonesia (BMI) bapak Achmad Kusna Permana. Ketua Dewan Pembina Yayasan BMM tersebut mengemukakan bahwa program ini digulirkan bagi 549 penghafal al-Qur`an. 414 orang mencapai 30 juz dalam waktu setahun. Ini berarti sekitar 73% keberhasilan didapatkan. Biaya yang digunakan adalah sekitar 6,5 miliar.

“Program ini digulirkan agar mereka yang tidak mampu untuk tekun belajar al-Qur`an,” ujar Direktur Utama BMI.

Keberadaan Hafizh al-Qur`an di Indonesia masih jarang. Jumlahnya masih sangat minim bila dibanding negara lain. Di Pakistan terdapat 7 juta hafiz dari sekitar 190 juta penduduk di tahun 2015. Hal ini tidak jauh beda dengan di Saudi. Sementara di Indonesia baru 30 ribu hafizh dari 200 juta penduduk.

“Maka dengan 500 hafizh yang diwisuda sekarang tentu ini adalah jumlah yang sangat signifikan. Karena itu kami sangat mendukung. Selamat atas programnya,” ucap bapak Zainulbahar Noor dari Baznas dalam sambutannya.

Program menghafal al-Qur`an merupakan bentuk peningkatan sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk membangun sumber daya manusia dalam bidang agama. Ke depan program ini harus disebarluaskan ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia.

“Akan lebih hebat pula bila para santri dibekali dengan soft skill lainnya sehingga siap terjun di masyarakat,” papar  bapak Tarmizi dari Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementrian Agama Republik Indonesia.

Sambutan terakhir disampaikan Menteri Agama. Bapak Fachrul Razi menyambut baik program wisuda ini. Menghafal adalah bagian dari memelihara, menjaga, bahkan membela al-Qur`an. “Ironis jika Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia hanya memiliki sedikit penghafal al-Qur`an,” ujar pa Menteri. Setiap tahunnya terjadi peningkatan permintaan imam salat dari luar negeri ke Indonesia. Pa Fachrul Razi berharap agar para alumni dapat memberikan manfaat kepara orang lain, mengamalkan al-Qur`an, dan membangun masyarakat.

Dalam wisuda ini dihadirkan pula syeikh Muhammad Jaber sebagai pemberi tausiah. Adik dari syeikh Ali Jaber itu mengingatkan para peserta akan keagungan al-Qur`an. Sebagai anugerah Allah terhadap Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam al-Qur`an mempunyai mukjizat yang sangat hebat. Bila mukjizat yang lain sifatnya adalah terbatas dan sementara, maka al-Qur`an adalah mukjizat bagi umat Islam hingga hari Kiamat. Diantara keagungan al-Qur`an adalah fungsi selanjutnya yang akan menjadi teman manusia.

“Kita mempunyai teman, tetapi itu diikat oleh tempat dan masa. Sementara al-Qur`an akan menemani dan membela kita hingga akhirat. Al-Qur`anlah yang akan memberi syafaat kepada kita,” ucap syeikh Jaber.

Markaz Khidmat al-Qur`an wa al-Sunnah diantara 60 Lembaga Tahfizh al-Qur`an yang mengikuti program ini. Santri yang mengikuti program Beasiswa Tahfizh tersebut wasilah bimbingan ustadz Hasan Abu Faris dapat menyelesaikan target dengan baik. Mereka ialah Dede Ajat, Fikri Rahman Hakim, Firdaus Nuryadin, Dzikril Hakim, Wahdah Syariati, Sri Halimah Hidayah, Mutia Ilma Nurhalimah, Aeni Nurul Hasanah, dan Ernawati. (/Yusri)

Reporter: Reporter Editor: admin