Saum tiga hari di setiap bulan, apakah harus berurutan 13, 14 dan 15 atau boleh tidak berurutan, afdolnya yang mana?
Jawaban:
Shaum tiga hari tiap bulan adalah shaum yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw yang keutamaannya seperti shaum satu tahun. Sebagaimana dalam hadis diterangkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ أُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي أَقُولُ وَاللَّهِ لَأَصُومَنَّ النَّهَارَ وَلَأَقُومَنَّ اللَّيْلَ مَا عِشْتُ فَقُلْتُ لَهُ قَدْ قُلْتُهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ فَإِنَّكَ لَا تَسْتَطِيعُ ذَلِكَ فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ وَصُمْ مِنْ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ قُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمَيْنِ قُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ فَقُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ
Dari 'Abdullah bin 'Amr berkata; Diberitakan kepada Rasulullah Saw bahwa aku berkata: "Demi Allah, sungguh aku pasti akan berpuasa sepanjang hari dan sungguh aku pasti akan shalat malam sepanjang hidupku". Aku katakan secara terus terang; "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, sungguh aku memang telah mengatakannya". Maka Beliau berkata: "Sungguh kamu pasti tidak akan sanggup melaksanakannya. Akan tetapi berpuasalah dan berbukalah, shalat malam dan tidurlah dan berpuasalah selama tiga hari dalam setiap bulan karena setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa, dan itu seperti puasa sepanjang tahun ". Aku katakan; "Sungguh aku mampu lebih dari itu". Belau berkata: "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah selama dua hari". Aku katakan lagi: "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu". Beliau berkata: "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah sehari, yang demikian itu adalah puasanya Nabi Allah Daud 'alaihi salam yang merupakan puasa yang paling utama.". Aku katakan lagi: "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu". Maka beliau bersabda: "Tidak ada puasa yang lebih utama dari itu". (HR. Al-Bukhari)
Pelaksanaan shaum tiga hari tiap bulan dapat dilakukan di awal bulan, tengah bulan atau akhir bulan. Saum ini juga bisa dilakukan secara berturut-turut atau berselang sebagaimana keterangan berikut:
عَنْ يَزِيدَ الرِّشْكِ قَال سَمِعْتُ مُعَاذَةَ قَالَتْ قُلْتُ لِعَائِشَةَ أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ r يَصُومُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لَا يُبَالِي مِنْ أَيِّهِ صَامَ.
Dari Yazid Ar Risyk dia berkata, saya mendengar Mu'adzah berkata, saya bertanya kepada 'Aisyah, apakah Rasulullah Saw suka berpuasa tiga hari pada setiap bulan?. Aisyah menjawab,, Iya”. Saya bertanya, di bagian bulan yang mana beliau berpuasa? Dia menjawab, Beliau tidak peduli pada bagian mana beliau berpuasa. (H.r. At-Tirmidzi no. 694, Ibnu majah no. 1699 dan Ahmad no. 23874)
عَنِ ابْنِ عُمَرَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ r كَانَ يَصُومُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ مِنْ أَوَّلِ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسِ الَّذِي يَلِيهِ ثُمَّ الْخَمِيسِ الَّذِي يَلِيهِ.
Dari Ibnu 'Umar bahwasanya Rasulullah Saw berpuasa tiga hari dalam sebulan; hari Senin di awal bulan, hari Kamis berikutnya, kemudian hari Kamis berikutnya lagi. (HR. An-Nasai no. 2371)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قال: كَانَ النَّبِيُّ r يَصُومُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ الْخَمِيسَ مِنْ أَوَّلِ الشَّهْرِ وَالِاثْنَيْنِ الَّذِي يَلِيهِ وَالِاثْنَيْنِ الَّذِي يَلِيهِ.
Dari Ibnu Umar berkata: Setiap bulan Rasulullah Saw melakukan puasa tiga hari; hari kamis di awal bulan, hari senin setelahnya dan hari senin setelahnya. (HR. Ahmad no. 5385)
عَنْ حَفْصَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ...وَكَانَ يَصُومُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسَ وَالِاثْنَيْنِ مِنْ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى
Dari Hafshah istri Nabi Saw, bahwa beliau shaum 3 hari setiap bulan, mulainya senin terus kamis kemudian senin pada pekan berikutnya. (HR. Ahmad)
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas menunjukkan bahwa shaum tiga hari setiap bulan boleh dilaksanakan pada waktu mana saja. Di antara pelaksanaan Nabi Saw terkadang di awal bulan pada hari senin, lalu hari kamis dan kamis lagi pada pekan berikutnya, terkadang pula di lakukan pada hari kamis, lalu senin, lalu senin lagi pada pekan berikutnya.
Namun yang lebih utama shaum tiga hari tiap bulan dilaksanakan pada ayyamul bidh, yaitu tanggal 13, 14 dan 15 bulan hijriyyah. Sebagaimana terdapat anjuran Rasulullah Saw dan wasiat kepada beberapa sahabat. Sebagaimana keterangan berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي r بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ, صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلاَةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ. رواه البخاري
Dari Abu Hurairah, ia berkata,"Kekasihku (Nabi Saw) telah berwashiat kepadaku dengan tiga perkara yang aku tidak boleh meninggalkannya hingga mati; yaitu saum tiga hari tiap bulan, shalat dhuha dan witir sebelum tidur". (HR. Al-Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ r بِأَرْنَبٍ قَدْ شَوَاهَا فَوَضَعَهَا بَيْنَ يَدَيْهِ فَأَمْسَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَأْكُلْ وَأَمَرَ الْقَوْمَ أَنْ يَأْكُلُوا وَأَمْسَكَ الْأَعْرَابِيُّ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ َr مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَأْكُلَ؟ قَالَ: إِنِّي أَصُومُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ إِنْ كُنْتَ صَائِمًا فَصُمْ الْغُرَّ. رواه النسائي
Dari Abu Hurairah, ia berkata; telah datang seorang badui kepada Nabi Saw membawa kelinci yang telah ia bakar, kemudian ia meletakkannya di hadapan beliau. Kemudian Rasulullah Saw menahan diri tidak memakannya, dan beliau memerintahkan orang-orang agar memakannya, dan orang badui tersebut menahan untuk makan. Kemudian Rasulullah Saw bersabda kepadanya: "Apa yang menghalangimu untuk makan?" Ia berkata; sesungguhnya Saya sedang berpuasa tiga hari dari setiap bulan. Beliau bersabda: "Apabila engkau berpuasa maka berpuasalah pada hari-hari putih." (HR. An-Nasai no.4236)
Dalam redaksi lain masih riwayat an-Nasai terdapat penjelasan dari Nabi Saw tentang al-Gurr:
قَالَ إِنْ كُنْتَ صَائِمًا فَعَلَيْكَ بِالْغُرِّ الْبِيضِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Beliau bersabda: "Apabila kamu berpuasa, berpuasalah pada hari-hari Bidh yaitu tanggal 13, 14, dan 15."
عَنْ ابْنِ مِلْحَانَ الْقَيْسِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ قَالَ وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
Dari Ibnu Milhan Al-Qaisi dari ayahnya, ia berkata; Rasulullah Saw memerintahkan kami agar berpuasa pada hari Bidh yaitu tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas. Ia berkata; dan beliau berkata; hari-hari tersebut seperti satu tahun. (HR. Abu Dawud)
عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِعَنْ النَّبِيِّ r قَالَ صِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صِيَامُ الدَّهْرِ وَأَيَّامُ الْبِيضِ صَبِيحَةَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ. رواه النسائي
Dari Jarir bin 'Abdullah dari Nabi Saw, beliau bersabda: "Puasa tiga hari setiap bulan adalah puasa Dahr dan puasa hari-hari Bidh (putih cerah karena sinar rembulan), adalah waktu pagi tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas." (HR. An-Nasai, no. 2377)
Dalam menggabungkan beberapa keterangan mengenai shaum tiga hari setiap bulan, Ibnu Hajar menjelaskan:
وَاَلَّذِي يَظْهَر أَنَّ الَّذِي أَمْر بِهِ وَحَثَّ عَلَيْهِ وَوَصَّى بِهِ أَوْلَى مِنْ غَيْره ، وَأَمَّا هُوَ فَلَعَلَّهُ كَانَ يَعْرِضُ لَهُ مَا يَشْغَلُهُ عَنْ مُرَاعَاة ذَلِكَ ، أَوْ كَانَ يَفْعَل ذَلِكَ لِبَيَانِ الْجَوَاز ، وَكُلُّ ذَلِكَ فِي حَقِّهِ أَفْضَلُ ، وَتَتَرَجَّحُ الْبِيضُ بِكَوْنِهَا وَسَطَ الشَّهْرِ وَوَسَطُ الشَّيْءِ أَعْدَلُهُ ،
Dan yang jelas bahwa yang diperintahkan, dianjurkan dan diwasiatkan oleh Nabi Saw adalah lebih utama dari yang lainnya. Adapun perbuatan Rasulullah Saw boleh jadi karena terdapat sesuatu yang menyibukkan dari memeliharanya atau beliau melakukannya untuk menunjukkan kebolehan, namun semua itu pada hak beliau lebih utama. Dan shaum ayyamul bidh lebih utama karena ia pertengahan bulan sedangkan pertengahan sesuatu adalah yang paling lurus. (Fathul Bari, 4: 227)
Kesimpulan:
Saum tiga hari di setiap bulan boleh dilakukan disembarang hari, tapi lebih utama dilakukan pada Ayyamul Bidh, yaitu tanggal 13, 14 dan 15 di bulan Hijriyah.
BACA JUGA:Shaum Ramadan mengajarkan Seni Pengendalian Diri