Ketua Bidang Dakwah PP PERSIS Tekankan Pentingnya Menjaga Kesabaran untuk Meraih Kemabruran Haji

oleh Henri Lukmanul Hakim

03 Mei 2025 | 08:09

Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), Drs. KH. Uus Muhammad Ruhiyat - Foto: Henri Lukmanul Hakim

Bandung, persis.or.id - Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), Drs. KH. Uus Muhammad Ruhiyat menekankan pentingnya kesabaran dalam meraih manisnya kemabruran ibadah haji.


Kyai Uus menegaskan, untuk meraih kemabruran suatu amalan sangat dibutuhkan kesabaran. Apalagi untuk meraih kemabruran ibadah haji.


Selain itu, ibadah haji merupakan ibadah yang sangat memerlukan keuangan, waktu dan tenaga. Oleh karena itu, ibadah haji sangat dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi.


“Karena, salah satu wujud dari manisnya melaksanankan ibadah haji adalah kemabruran. Dan semua ini sangat memerlukan ketenangan jiwa dan hati,” ujar Kyai Uus ketika dimintai keterangannya, Sabtu (3/5/2025).


Jemaah haji sudah dituntut kesabarannya sejak mendaftar menjadi calon Jemaah haji hingga hari keberangkatan. Bertahun-tahun menunggu hari keberangkatan sangat membutuhkan kesabaran tingkat tinggi.


"Dari sinilah awalnya mulanya sabar. Hingga saat jemaah melaksanakan ibadah haji pun sangat dituntut kesabarannya. Satu per satu rukun haji harus dilaksanakan dengan tertib dan sabar,” tambah dia.


Ia pun menjelaskan, bukankah sebaik-baik bekal bagi jamaah haji itu adalah taqwa?. Sedang kriteria taqwa merupakan perintah Allah yang tersirat didalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 17.


  1. Al-Sabirin, yakni yang menjalankan kesabaran yang tanpa batas, karena Allah SWT akan menyempurnakan pahala bagi orang yang sabar itu tak terbatas.
  2. Al-Shadiqin, yakni benar dan jujur dalam menjalankan ibadah sesuai dengan khudzu anni manasikakum yaitu sesuai dengan manasik Rasul.
  3. Al-Qanitin, yakni taat dan tunduk kepada aturan dan ketentuan Allah, tidak kita jaga dan pelihara di mana pun berada kecuali tetapi istiqamah tunduk dan taat menjalankan aturan dan ketentuan Allah Swt.
  4. Al-Munfiqin, yakni senantiasa melakukan kepedulian terhadap orang lain, baik tenaga, harta dan pikiran guna memperoleh kebaikan di mana pun berada.
  5. Al-Mustagfirin, yakni senantiasa menyadari kelemahan, kekhilafan dan kesadaran akan keterbatadan diri .


Itulah bekal utama bagi jamaah haji. Semua jemaah harus membawa bekal sabar sebanyak-banyaknya terlebih bagi para petugas sebagai pelayan tamu Allah harus lebih banyak sabarnya dari pada jamaah biasa.


“Semua ini untuk meraih manisnya kemabruran ibadah haji,” tutupnya.

BACA JUGA:

Jam'iyyah: Carita Dewan Hisbah