Medan - persis.or.id, Sekretaris Dewan Dakwah Islamiyah (DDII) Drs. Avid Solihin, MM menyerahkan buku biografi Mohammad Natsir kepada Sekretaris PW. Persatuan Islam (Persis) Sumatera Utara, Abdul Aziz, ST di sela-sela menghadiri pengukuhan aktifis Muslimat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumatera Utara Prof.Dr.dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes FISFH,FISCM di gedung Mahasiswa Usu Medan, Senin (16/3/2020).
Menurut Avid Solihin, DDII menerbitkan buku biografi Mohammad Natsir ini dengan maksud agar buku ini bisa menjadi pembuka wawasan sejarah masyarakat Indonesia tentang sosok Mohammad Natsir yang sangat banyak jasanya bagi perkembangan Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atas Mosi Integral yang fenomenal dengan itu, Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1950 yang kita nikmati sekarang.
Selain itu sosok M. Natsir adalah teladan dan pembelajaran bagi generasi penerus bagaimana sebenarnya sikap seorang pemimpin.
Dalam buku tersebut diungkapkan, Pak Natsir adalah seorang pemimpin yang sederhana, jujur, bersahaja, lembut dan memiliki tingkat kesalehan sosial yang sangat tinggi, Beliau selalu menolong orang yang datang kepadanya, termasuk orang yang kesulitan keuangan, meski beliau sendiri tidak memiliki cukup uang.
“Sosok seperti inilah yang yang harus di teladani dan jadi panutan oleh pemimpin sekarang. Semoga buku ini bermanfaat bagi kader-kader Persis di daerah”, kata Avid
Sementara itu Sekretaris PW Persis Sumut merasa bangga bisa menerima buku biografi seorang tokoh besar sekaliber Mohammad Natsir.
“Dalam kondisi kepemimpinan bangsa yang carut marut saat ini, buku ini menjadi sangat penting artinya bagi generasi penerus, bagaimana seharusnya kita meneladani sikap dan prilaku seorang pemimpin”, ungkap Aziz
M. Natsir bukan saja tokoh Nasional, dikancah Internasional, tetapi Ia juga sangat dihormati para Ulama dan pemimpin dunia.
“Natsir pernah menjabat sebagai Presiden Liga Muslim Se - Dunia ( World Muslim Congress) dan Ketua Dewan Masjid se Dunia serta Dewan Eksekutif Rabhitah Alam Islamy yang berpusat di Makkah”, terang Aziz.
Tentang Mosi Integral M. Natsir menurut Bung Karno memiliki konsep yang kuat untuk menyelamatkan Republik Indonesia melalui jalur Konstitusi, ketika Mosi Integral ini disampaikan beliau dalam sidang Parlemen, tak seorangpun menolaknya ini sepenuhnya Menunjukkan persetujuan Parlemen untuk meninggalkan Format Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karena itulah Presiden Soekarno memberi mandat kepada Mohammad Natsir untuk memimpin Negara dan bangsa Indonesia dan mengukuhkannya sebagai Perdana Menteri.
“Kami mengucapkan terima kasih atas hadiah buku Biografi M. Natsir ini, menjadi referensi yang sangat berharga”, pungkas Aziz. (/AA)