Sepenggal Cerita Dibalik Matan Hadist "Samudera Maghfirah Cinta-Nya Allah"

oleh Reporter

30 Agustus 2020 | 11:17

Sepenggal Cerita Dibalik Matan Hadist "Samudera Maghfirah Cinta-Nya Allah"

Oleh: Ella Kamilawatie - Ketua PW Persisitri Jawa Barat.

Membunuh manusia tanpa alasan yang benar" termasuk dosa besar dalam Islam, meski ada kalanya, membunuh menjadi amal yang sangat berharga di hadapan Allah SWT. Itu artinya ada membunuh yang diperbolehkan ada juga membunuh yang dilarang, maka muncul istilah ada membunuh bilhaq ada membunuh bighairil haq. Tentu akan sangat berbeda nilainya jika seseorang membunuh karena suatu kemarahan dan kebencian atau sebuah pertengkaran, dengan membunuh dalam sebuah peperangan antara muslim dan kafir, seorang muslim membunuh seorang kafir dalam rangka membela agama Allah, yakni agama Islam.
Yang akan dikupas di sini sekarang adalah begitu besar dosa membunuh tanpa alasan yang benar dalam pandangan Islam, dan itu termasuk KABAIR, yakni kumpulan dosa-dosa besar. Allah SWT. berfirman:

ولا تقتلوا النفس التي حرم الله الا بالحق... (ق.س. الاسراء ٣٣:١٧).

Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu alasan yang benar.... (QS. Al-Isra[17]:33).

Dalam sebuah hadis shahih dijelaskan juga larangan membunuh tanpa alasan yang benar, bukan sekedar dosa besar, tapi juga termasuk yang membinasakan dirinya, 

عن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: اجتنبوا السبع الموبقات، قالوا: يا رسول الله وما هن؟ قال: الشرك بالله والسحر وقتل النفس التي حرم الله الا بالحق واكل الربا واكل مال اليتيم والتولى يوم الزحف وقذف المحصنات المؤمنات الغافلات. (رواه البخاري ومسلم).
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw. beliau bersabda: "Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!" 
Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulallah, apakah itu?" Beliau menjawab, "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh berzina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Seorang pembunuh saat ia sadar dari kesalahannya dan ingin bertobat, lantas ia menangisi diri dan bertanya dalam hati, adakah Allah menerima tobatnya? Karena betapa besar dosa yang ia lakukan.
Nyatanya Allah Mahabaik, 'tak ada secuil dendam kepada hamba-hamba-Nya yang pernah berdosa,  dosa apapun dan sebesar   apapun. Di antara nama-nama-Nya yang baik, maka dikenal kata الغفور - الغفار - التواب. Sebagai panggilan khusus kepada siapapun yang hendak membersihkan diri untuk tidak ragu bersimpuh memohon ampunan-Nya.

Pada zaman dahulu ada seseorang menyusuri sebuah jalan saat ia merasa diri tidak berarti, betapa tidak, dosa itu bagai menggunung karena ia telah membunuh 99 orang, dengan jalan gontai mendatangi seorang tokoh ilmu di suatu tempat. Orang itu menuntunnya kepada seorang rahib lalu dijumpainya dan berkata, 

انه قتل نسعة وتسعين نفسا فهل له من توبة؟ فقال: لا...

"sesungguhnya orang ini telah membunuh 99 orang, adakah ia diterima tobatnya?" Rahib itu menjawab: "Tidak!"

Jawaban itu membuat ia marah, lalu rahib itu dibunuh pula, maka ia genap membunuh 100 orang. Tapi keinginan untuk bertobat tetap ada, ia meneruskan perjalanannya sehingga bertemu seorang tokoh ilmu yang lain di suatu tempat, orang itu lalu menuntunnya kepada seorang cendikiawan seraya berkata, 

انه قتل مائة نفس فهل له من توبة؟ فقال: نعم... من يحول بينه وبين التوبة؟ انطلق الى ارض كذا وكذا فان بها اناسا يعبدون الله معهم ولا ترجع الى ارضك فانها ارض سوء...

"Sesungguhnya ia telah membunuh 100 orang, adakah ia diterima tobatnya?" Cendikiawan itu menjawab, "Ya bisa.... Siapa yang bisa menghalangi antara ia dengan tobat?"
Pergilah kamu ke satu tempat yang begini... begini... di sana ada sekumpulan orang yang menyembah Allah bersama mereka, dan janganlah kamu kembali ke tempatmu (dulu) sebab itu tempat yang buruk..."

Maka orang itu pergi, tapi baru setengah perjalanan malaikat maut datang dan mencabut nyawanya...
Maka terjadi perdebatan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, 

جاء تائبا مقبلا بقلبه الى الله تعالى.

"Ia datang (dengan maksud bertobat) dan menghadap kepada Allah Taala dengan sepenuh hatinya."

Malaikat adzab berkata,

انه لم يعمل خيرا قط

"Ya, tapi ia belum pernah berbuat baik sedikitpun..."

Maka datanglah malaikat penengah dengan wujud manusia, seraya berkata, "Ukurlah antara dua tempat, manakah yang lebih dekat dengannya!"
Maka mereka bersama mengukurnya, ternyata ia lebih dekat satu hasta ke tempat yang baik yang ia tuju, lalu ia dimasukkan ke golongan orang-oang yang terampuni. 
(HR. Al-Bukhary dan Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudry r.a.).

Memperhatikan cerita ini menjadi lebih yakin dalam hati bahwa Allah SWT. Maha Pengampun, Maha Penerima tobat, Dia selalu menunggu dengan sabar kapan manusia-manusia pendosa itu datang untuk membersihkan dirinya... Dia selalu siap menerima tobat itu siang dan malam.

Allah SWT. berfirman,

ياايها الذين امنوا توبوا الى الله توبة نصوحا عسى ربكم ان يكفر عنكم سياتكم ويدخلكم جنت تجري من تحتها الانهار  يوم لا يخزى الله النبي والذين امنوا معه نورهم يسعى بين ايديهم وبايمانهم يقولون ربنا اتمم لنا نورنا واغفر لنا انك على كل شيئ قدير. (ق.س. التحريم [٦٦]:٨).

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman dengannya; sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, seraya berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya itu untuk kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Mahakuasa  atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim[66]:8).

Maghfirah/Pengampunan Allah itu seluas samudera bahkan lebih dan lebih dari itu, jadi jangan pernah kita tunda-tunda lagi bertobat kepada-Nya, sebelum kita terlambat. Sebanyak apa dosa kita Allah akan menghapuskan semuanya dengan pengampunan yang tulus.

Maka Nabi Saw. menegaskan pula bahwa orang-orang yang benar-benar terampunkan dosanya, maka ia akan suci seperti tidak pernah berbuat dosa... Sedangkan orang yang mempermainkan istghfar dengan terus berbuat dosa, maka ia seperti mempermainkan  Tuhannya.

قال صلى الله عليه وسلم: التائب من الذنب كمن لا ذنب له، والمستغفر من الذنب وهو مقيم عليه كالمستهزئ بربه.
 (رواه البيهقي عن ابن عساكر  وابن عباس رضي الله عنهما).

Rasulullah Saw. bersabda, "Orang yang bertobat dari satu dosa seperti tidak pernah punya dosa, sedangkan orang yang beristghfar dari satu dosa tapi tetap melakukannya, maka ia seperti memperolok-olok Tuhannya.
(HR. Al-Baihaqy dari Ibnu Asakir dan Ibnu Abbas r.a).

Maksud dari hadits ini, bertobatlah dengan benar, jangan bertobat hanya di bibir saja, setiap meminta ampun, Allah ampunkan, tapi kembali ia melakukan dosa-dosa, karena tobat yang seperti ini tidak akan bisa membersihkan dosanya, bahkan Allah akan tambah murka karena dipermainkan, bisa jadi Allah akan mempermainkan mereka di dalam api neraka kelak... نعوذ بالله من ذلك

Bahan renungan buat kita dan sekaligus berdoa... Semoga kita bisa bertobat setiap saat, sehingga saat Allah mengambil kita dari dunia ini, kita dalam keadaan suci bersih dari dosa-dosa itu...
Aamiin....

Reporter: Reporter Editor: admin