Bandung - persis.od.id, Pesantren Sastra Pemuda Persis melaksanakan agenda perdana Kelas Mulazamah Khazanah Sastra Ulama Persis pada hari Ahad, 16 Agustus 2020 di Bandung. Bertempat di ruang rapat PP Persis, agenda yang dihadiri oleh kurang lebih 27 kader Persis yang berasal dari Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Jakarta, dan Bandung ini membahas tema awal seputar gagasan kebudayaan khususnya kesusastraan yang tumbuh dalam lingkungan jam’iyyah Persatuan Islam.
Agenda yang dimulai sekitar pukul 09.30 ini, dibuka dengan sambutan yang disampaikan kang Aldy Istanzia Wiguna, ketua Pesantren Sastra lalu dilanjutkan sambutan sekaligus pembukaan oleh ustadz Ginanjar Nugraha, ketua lembaga Kajian Turats dan Pemikiran Islam Pemuda Persis.
“Program Kelas Mulazamah ini merupakan salah satu program sosialisasi hasil kajian Pesantren Sastra selama empat tahun terakhir berkaitan dengan rancang bangun gagasan serta penelusuran terhadap karya-karya sastra yang disusun para ulama Persis. Program ini, insya Allah akan diadakan setiap satu bulan sekali tepatnya di Ahad kedua dengan mengangkat beberapa tema kajian, seperti Menimbang Sastra dalam Kultur Dakwah Persis, Maklumat Sastra Hikmah, Sastra dalam Bahan Ajar Diniyyah Persis dan orasi kebudayaan bertajuk Gagasan Dakwah Kultural Persatuan Islam untuk Indonesia yang sedianya nanti akan disampaikan oleh ustadz Pepen Irpan Fauzan” tutur kang Aldy dalam sambutannya.
Dalam sambutan sekaligus pembukaannya di agenda Kelas Mulazamah, al-ustadz Ginanjar Nugraha menyampaikan, “bahwasannya kehadiran beberapa lembaga kajian di Pemuda Persis selain menambah semarak khazanah kajian juga turut menyumbangkan sumbangsih pemikiran terkait gerakan dakwah Persis ke depannya, salah satunya adalah gerakan dakwah kesusastraan. Jika ditilik lebih jauh, kehadiran sastra dalam khazanah pemikiran ulama Persis merupakan sesuatu yang wajar menilik aktivitas Persis yang selama ini lebih terlihat dalam gagasan fiqih. Ini dibuktikan dengan hadirnya buku Pepatah dan Syair yang ditulis A Hassan serta ulama-ulama Persis lainnya sehingga nantinya dapat ditarik satu benang merah berkesinambungan tentang corak dakwah Persis ke depannya.”
Setelah pembukaan agenda disambung dengan pemaparan materi pertama dalam kelas mulazamah tersebut. Materi yang diangkat berkaitan dengan Menimbang Sastra dalam Kultur Dakwah Persis. Penyaji, kang Aldy Istanzia Wiguna menyampaikan dan memaparkan hal-hal berkaitan dengan aktivitas dakwah para ulama Persatuan Islam dalam bidang kebudayaan khususnya keusastraan. Dipaparkan berdasarkan urutan genealogi, karya, serta corak gagasan.
“Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan guru kita, bapak Mohammad Natsir (allahu yarham) sebagaimana termaktub dalam bukunya Capita Selecta jilid 1, bahwasannya gilang gemilang kebudayaan harus disertai dengan ruh intiqad agar kelak kehadirannya seimbang.” pungkas kang Aldy menutup kajiannya.
Kajian perdana kelas mulazamah ini ditutup dengan taujih dari ustadz Eka Permana Habibillah, ketua umum PP Pemuda Persis yang dalam taujihnya beliau menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh teman-teman dari Pesantren Sastra merupakan sesuatu yang luar biasa hingga ke depannya diharapkan dapat merangsang serta memacu kembali hadir dan giatnya ghirah literasi di Persatuan Islam dalam seluruh aspek khazanahnya. (/AIW)
Kepesantrenan
19 Januari 2025 | 14:04
Daurah Al-Qur’an PPI 100 Banjarsari: Membangun Kecerdasan Spiritual Santri