Bahasa Arab dan Sunnah Sebagai Jati Diri Muslim

oleh Reporter

11 Agustus 2022 | 02:11

Oleh: Uus Suhendrik (Delegasi PP Pemuda PERSIS, Ketua PD Pemuda PERSIS Garut)

Konferensi Ilmiah Pemuda Internasional ke-4 yang sedang berlangsung kali ini mengangkat tema jati diri muslim. Di antara hal yang mempengaruhi jati diri seseorang adalah bahasa yang dipelajari dan digunakan.

Sebagai seorang muslim semestinya mempunyai izzah dan harakah yang kuat di dalam mempelajari bahasa Arab. Dikarenakan bahasa Arab merupakan bahasa Alquran dan hadis, di mana Alquran dan hadits diturunkan menggunakan bahasa Arab.

Syekh Ahmad Asyinqiti mengatakan: “Sungguh ironi seorang Muslim tidak mempunyai keinginan dan kesungguhan dalam mempelajari bahasa Arab.”

Kita ketahui bahwa untuk bisa mempelajari dan memahami Alquran dan juga hadis, maka kita memerlukan pemahaman terhadap bahasa Arab. Oleh karenanya suatu kemestian bagi ummat Islam agar dapat mempelajari bahasa Arab.

Dr. Hasan Aljunaid, seorang sastrawan Arab mengatakan: “Seseorang diukur sejauh mana pemahaman dia terhadap Islam dengan ukuran sejauh mana dia memahami bahasa Arab.”

Salah satu alat ukur jati diri seorang muslim adalah sejauh mana dia berpegang teguhnya terhadap sunnah Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan sehari-harinya. Mengamalkan sunnah dan menghidupkan nya adalah bentuk rasa cinta dan pembelaan seorang muslim kepada Nabi Muhammad Saw.

Syekh Muhammad Shogir berkata: "Menjadi pembela Nabi Muhammad Saw adalah fardu ain untuk setiap muslim."

Banyak sekali upaya orang kafir dalam menyerang sunnah Nabi, di antaranya adalah dengan melayangkan fitnah, tuduhan dan celaan kepada para sahabat dan perowi yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. Karenanya seorang muslim wajib mempelajari sunnah dan disiplin ilmunya sebagai bentuk pembelaannya terhadap beliau.

Selain itu, seorang muslim wajib mempelajari siroh nabi dan mengambil pelajaran hidup dari perjalanan kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Syekh Muhammad Ilhami mengatakan: "Tidak mungkin bisa membuktikan cinta yang sebenarnya kepada Nabi kecuali kita mengenal nabi dan mengetahui keutamaannya, karenanya wajib bagi kita mempelajari sirohnya." (*)

 

Editor: Fia Afifah R

Reporter: Reporter Editor: admin