Khutbah Jumat: Mencintai Rasulullah

oleh Redaksi

08 Februari 2025 | 12:17

Gurutta H. Al Hafid Ibnu Qayyim, M.Th.I.

MENCINTAI RASULULLAH

Gurutta H. Al Hafid Ibnu Qayyim, M.Th.I.

Kandidat Doktor (Hadis) PPs UIN Alauddin Makassar

Penasehat PW PERSIS Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Anggota Dewan Hisbah PP. PERSIS



إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Mencintai Rasulullah saw. tidaklah sama dengan mencintai orang tua kita, istri-istri dan anak-anak kita. Tentu kita akan bertanya dalam hati, mengapa demikian? Sebabnya adalah mencintai Rasulullah saw. merupakan bagian dari pokok-pokok iman kita, yaitu iman kepada Rasulullah. Allah swt. berfirman dalam QS. Al-Ahzab: 6:

اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَنْفُسِهِمْ

“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri.”

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah saw. menegaskan:


لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ


“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.” 


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Di antara ciri-ciri orang yang beriman dan mencintai kepada Rasulullah Saw di antaranya adalah membela Rasulullah saw. saat beliau masih hidup dan membela seluruh prinsip ajaran Islam yang beliau bawa setelah beliau wafat. Mereka yang mencintai Rasulullah saw. tidak akan pernah Ridha dengan siapa pun yang mencela dan menghina beliau. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw. pernah bersabda: 


مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا، نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي، يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ


“Di antara ummatku yang sangat mencintaiku adalah orang-orang sepeninggalku, salah seorang di antara mereka ingin melihatku dengan (mengorbankan) keluarga dan hartanya.”


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Iman dan cinta kepada Rasulullah saw. mesti senantiasa menjalankan perintahnya dengan baik. Orang yang mengaku cinta kepada Rasulullah saw. lalu tidak menjalankan perintahnya, maka sesungguhnya itu hanyalah sebuah kebohongan. 

Cinta yang sebenarnya kepada Rasulullah saw. harus diiringi dengan meneladaninya dan mengikuti jalan hidupnya. Orang yang mengaku beriman dan mencintai Rasulullah saw. juga akan selalu mendahulukan Rasulullah saw. dari siapa pun. Allah swt. berfirman dalam QS. At-Taubah: 24:


قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ


“Katakanlah, jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”


Di ayat yang lain dalam QS. At-Taubah: 120 juga disebutkan,


مَا كَانَ لِاَهْلِ الْمَدِيْنَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِّنَ الْاَعْرَابِ اَنْ يَّتَخَلَّفُوْا عَنْ رَّسُوْلِ اللّٰهِ وَلَا يَرْغَبُوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَنْ نَّفْسِهٖۗ


“Tidak pantas bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak pantas (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada (mencintai) diri Rasul.”


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Selanjutnya, tanda iman dan cinta kepada Rasulullah saw. yakni hendaknya ittiba’ atau mengikuti beliau dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Seorang ulama yang bernama al-Qadhi ‘Iyadh pernah menjelaskan dalam kitab Asy-Syifa bi Ta’rifi Huquqi al-Musthafa:


اعْلَمْ أَنَّ مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا آثَرَهُ وَآثَرَ مُوَافَقَتَهُ وَإِلَّا لَمْ يَكُنْ صَادِقًا فِي حُبِّهِ، وَكَانَ مُدَّعِيًا


“Ketahuilah bahwa barangsiapa yang mencintai seseorang, maka ia pasti akan mengutamakan dan mengikutinya. Jika tidak, maka cintanya tidaklah benar, hanya sebuah pengakuan kosong belaka.”


Tentunya, mereka yang menyatakan cintanya kepada Rasulullah saw. mestinya tampak pada dirinya semangat dalam meneladani sunnah-sunnahnya, mengamalkan perintah dan menjauhi larangannya. Allah swt. berfirman dalam QS. Ali ‘Imran: 31:


قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Iman dan cinta kepada Rasulullah saw. juga harus dibuktikan dengan gigih dalam berdakwah dan mendidik umat tentang ajaran sebenarnya yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dalam berdakwah dan mendidik umat bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak rintangannya dan banyak godaannya. Oleh karena itu, berdakwah dan mendidik adalah dua pekerjaan yang sangat mulia. Amanah yang hanya mampu diemban oleh orang-orang yang berjiwa mulia. Kemuliaan yang tumbuh atas dasar cinta Allah swt dan cinta Rasulullah saw.


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Iman dan cinta kepada Rasulullah saw. juga seharusnya dibuktikan dengan memperbanyak shalawat kepada Baginda Rasulullah saw. Dalam QS. Al-Ahzab: 56, Allah swt berfirman:


اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



KHUTHBAH KEDUA


الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أما بعد:


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Jauhi perkara-perkara bid’ah, karena mereka yang mencintai Rasulullah saw. dengan sebenarnya tidak akan pernah mau melakukan perkara-perkara bid’ah itu; tentu akan selalu terngiang dalam telinga orang-orang yang beriman itu sabda Nabi saw. iyyakum wa muhdatsaatil umur, fa inna kulla muhdatsatin bid’ah.


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Jauhi sikap ghuluw yaitu sikap keras, kaku, berlebih-lebihan, dan melebihi batas yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Orang yang Iman dan cinta kepada Rasulullah Saw. tidak akan ghuluw terhadapnya. Sikap ghuluw itu terlarang. beliau sangat membenci perbuatan tersebut. 

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim; pernah ada tiga orang yang mendatangi rumah istri Rasulullah saw. Mereka bertanya perihal ibadah Rasulullah saw. Setelah mereka diberitahu, mereka merasa ternyata amalan mereka masih sangat sedikit sekali. Kemudian, salah satu dari mereka menyatakan diri ingin shalat sepanjang malam. Satunya lagi ingin melaksanakan shiyam sepanjang tahun. Orang yang ketiga ingin menjauh dari perempuan dan tidak akan menikahi perempuan selamanya. Sikap tiga orang tersebut termasuk kategori sikap ghuluw. Buktinya, saat itu Rasulullah saw langsung menegur sikap tersebut dengan sabdanya, “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, tetapi aku berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur malam, dan aku juga menikah dengan perempuan. Barang siapa yang benci terhadap sunnah ku, maka ia tidak termasuk golonganku.”

Semoga ciri-ciri mereka yang beriman dan cinta kepada Rasulullah saw. itu ada pada diri kita masing-masing.


رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، رَبَّنَا اَتِنَا فىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفىِ الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.


BACA JUGA:

Tafsir Al-Furqon Surat Al-Baqoroh Ayat 284-286

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon