Ahad 2 Januari 2022 menjadi tanggal wafat H. Amin. Para aktivis dakwah di Persatuan Islam (PERSIS) dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Barat akan mengenal baik sosok H. Amin. Beliau dikenal sebagai donatur dakwah islamiyah.
Pria yang bernama lengkap Syarif Amin ini lahir pada tanggal 10 Juni 1947. Di Pasir Lanjung Tarogong, H. Amin dilahirkan dari ayah H. Enjum dan ibu Hj. Maemunah. Setelah lulus Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), pada tahun 1967 beliau ke Bandung. Mulai usia 20 tahun tersebut, H. Amin hidup, berjuang, dan tinggal di kota Kembang dengan wasilah pamannya, bapak H. Abas.
Tahun 1972 H. Amin menikah dengan Hj. Lilis Mulyani, putri KH. Abdul Fatah yang juga mertua ustaz Syamsul Falah, mantan Ketua PW PERSIS Jawa Barat. Dari pernikahan di usia 25 tahun hingga meninggal itu beliau dikaruniai 6 putra dan 12 cucu.
Kesibukan menutupi kebutuhan hidup sehari-hari tidak melupakan H. Amin terhadap kewajiban hidup. Di samping mengelola percetakan, bapak 6 anak ini mengikuti Tamhidul Mubalighin di Pesantren Pajagalan. Pada usia 33 tahun tersebut beliau pun turut serta mendirikan majalah Bina Dakwah bersama ustadz H. Entang Mukhtar ZA., H. Abas, dan H. M. Daud Goenawan.
Anugerah Allah berupa harta tidak membutakan H. Amin. Beliau menunaikan ibadah haji melalui KBIH PERSIS tahun 1985. Kekayaan tersebut digunakan pula untuk berbagi kepada keluarga dan handai tolan. Amal dari ilmu agama yang dimiliki mendorong juga penggunaan harta dalam dunia dakwah. Selain sebagai donatur tetap Pusat Zakat Umat (PZU), H. Amin pun mempunyai saham di BPR Amanah Rabbaniyah.
Bangunan pesantren PERSIS di Garut, kantor PD PERSIS Garut, dan kelas serta aula STAI PERSIS Garut ada bagian harta H. Amin.
"Kayu Raksamala kelas STAIPI, genting kantor PD, dan masjid Lempong Warung Peuteuy dari H. Syarif Amin. Begitu pula pesantren ustadz Ujang Juanda di Pasir Jeungjing," jelas ustaz Ena Sumpena, Ketua PD PERSIS Garut.
"Pa haji Amin memiliki komitmen yang tinggi dalam dakwah bilkitabah, wabil khusus penerbitan dan percetakan buku-buku dakwah, seperti buku-buku karya KH. Aceng Zakaria, buku-buku PERSIS Press, termasuk menerbitkan Majalah Bina Dakwah. Sudah puluhan tahun majalah Bina Dakwah yang digawangi Dewan Dakwah Jabar sejak almarhum Haji Abbas (alm.) terus disupport oleh pa Haji Amin. Berbagai macam hambatan dana dan administrasi yang dialami oleh Bina Dakwah, banyak diatasi oleh beliau. Saya selama puluhan tahun mengelola Bina Dakwah merasakan betul besarnya perhatian dan bantuan pa haji Amin terhadap eksistensi dan perkembangan majalah bahasa Sunda tersebut," ujar kang Muhsin Al-Fikri mantan Pimpinan Redaksi Bina Dakwah.
“Lebih dari dua puluh tahun, buku-buku saya dicetak di percetakan H. Amin,” ucap ustadz A. Zakaria.
Keberhasilan H. Amin ditopang kedisiplinan yang tinggi. Apa yang sudah menjadi bagian dirinya akan dibereskan dengan tuntas dan tepat waktu.
"Prinsip hidup beliau adalah komitmen terhadap janji yang diucapkan untuk dipenuhi. Apakah itu urusan pribadi, bisnis, maupun organisasi. Bila berjanji untuk tanggal 10, maka tidak pada waktu tersebut pemenuhannya, apalagi menyebrang ke 11 dan seterusnya. Beliau berusaha menunaikannya di tanggal 8," ujar Ahmad salah satu putranya.
Meski penulis belum bersua secara serius dengan H. Amin, tetapi kebaikan dan perjuangannya sangat terasa. Majalah bahasa Sunda Bina Dakwah yang diberi dana awal bapak M. Natsir dapat terbit hingga sekarang. Majalah tersebut tidak pernah ditinggalkan H. Amin. Hingga meninggal dunia kemarin tercatat sebagai Bagian Produksi Bina Dakwah. Beliau dikebumikan pada pukul 17.00 WIB di pemakaman Pasir Lanjung, Tarogong Kaler, Garut. Insyaallah Pak Haji segera mendapatkan rahmat dan magfirah Allah dari hasil amal yang dipersembahkannya dalam dakwah. Amin ya Rabbal’alamin.
(Yusup Tajri, pengasuh PPI 183 Almanar, Cioyod, Bayongbong/dh)