Tafsir Al-Furqon Surat Al-Baqoroh Ayat 104-110

oleh Asep Sofyan Nurdin

14 Januari 2025 | 14:20

Tafsir Al-Furqon Surat Al-Baqoroh Ayat 104-110

سورة البقرة

SURAT AL-BAQARAH

(Sapi Betina)

Surah ke 2: 286 Ayat

Ayat 104-110



﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقُوْلُوْا رَاعِنَا وَقُوْلُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوْا وَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ١٠٤ ﴾


104. Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu berkata: “Ra’ina”107) tetapi katalah: “Unzhurna”,108) dan dengarkanlah; karena adalah bagi orang-orang kafir itu siksaan yang pedih.109)


﴿ مَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَلَا الْمُشْرِكِيْنَ اَنْ يُّنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ خَيْرٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ ١٠٥ ﴾


105. Orang-orang kafir dari ahli Kitab dan orang-orang Musyrikin tidak suka bahwa diturunkan atas kamu kebaikan dari Tuhan kamu, padahal Allah menguntukkan RahmatNya atas siapa-siapa yang Ia sukai, karena Allah itu mempunyai pemberian yang luas.


﴿ ۞ مَا نَنْسَخْ مِنْ اٰيَةٍ اَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَآ اَوْ مِثْلِهَا ۗ اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ١٠٦ ﴾


106. Mana-mana ayat yang Kami mansukhkan dia atau Kami lupakan dia. Kami gantikan dengan yang lebih baik daripadanya atau serupanya. Tidaklah engkau ketahui, bahwasanya Allah itu amat Berkuasa atas tiap-tiap sesuatu?110)


﴿ اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ ١٠٧ ﴾


107. Tidaklah engkau ketahui, bahwasanya Allahlah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, dan kamu tidak mempunyai pengawal dan penolong lain daripada Allah?


﴿ اَمْ تُرِيْدُوْنَ اَنْ تَسْـَٔلُوْا رَسُوْلَكُمْ كَمَا سُىِٕلَ مُوْسٰى مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْاِيْمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ ١٠٨ ﴾


108. Apakah kamu hendak bertanya kepada Rasul kamu sebagaimana ditanya Musa dahulu dari ini, padahal barangsiapa menukar iman dengan kekufuran, maka sesungguhnya sesatlah ia (dari) jalan yang lurus?


﴿ وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ١٠٩ ﴾


109. Kebanyakan dari Ahli Kitab suka hendak memalingkan kamu jadi kafir sesudah kamu beriman, lantaran dengki dari hati-hati mereka sesudah ternyata kebenaran kepada mereka. Lantaran itu, ampunkanlah dan biarkanlah hingga Allah unjukkan kekuasaanNya, karena sesungguhnya Allah itu amat Berkuasa atas tiap-tiap sesuatu,


﴿ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ١١٠ ﴾


110. Dan dirikanlah sembahyang dan keluarkanlah zakat, karena apa-apa amal baik yang kamu sediakan untuk diri-diri kamu, nanti kamu dapati (ganjaran)-nya di sisi Allah, karena sesungguhnya Allah itu amat Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.


____________________________

107) “Ra’ina” itu artinya, tunggu sebentar, hai orang bodoh! Dan di dalam bahasa Yahudi dipakai buat bahasa makian.

108) “unzhurna” itu artinya, berilah tempo kepada kami, dengarlah perkataan kami.

109) Hai orang-orang yang beriman diwaktu kamu beromong-omong dengan Rasulullah, janganlah kamu gunakan perkataan “Ra’ina” sebagaimana digunakan oleh kaum Yahudi terhadap Rasulullah, lantaran perkataan itu ada mengandung arti kasar dan makian, tetapi hendaklah kamu gunakan “unzhurna” yang mengandung arti hormat dan tidak mengandung arti makian atau kasar, dan di waktu Rasulullah omong, hendaklah kamu dengar betul-betul, supaya tidak kamu membanyakkan pertanyaan-pertanyaan; dan adalah bagi kaum kafir itu siksaan yang pedih.

110) Apabila ada satu keterangan yang menghalalkan sesuatu, kemudian datang satu keterangan yang mengharamkannya, maka ayat yang pertama tadi dinamakan “mansukh” (yang sudah dihapuskan), dan yang kedua dinamakan “Nasikh” (yang menghapuskan). Perkataan itu ada mempunyai beberapa arti;

  1. Tanda,
  2. Mukjizat,
  3. Keterangan,
  4. Hukum
  5. Serangkai perkataan,
  6. Agama, karena tiap-tiap agama ada mengandung perkataan-perkataan dan keterangan-keterangan dari Allah.


Ringkasnya pada faham saya: Tidak kami mansukhkan satu ayat (mukjizat) atau kami sebabkan manusia lupakan dia, melainkan Kami gantikan dengan ayat (mukjizat) yang lebih baik atau dengan ayat (mukjizat) yang sebanding dengannya, karena Allah itu amat berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.


BACA JUGA:

Tafsir Al-Furqon Surat Al-Baqoroh Ayat 99-103