Ada Apa di Balik Gempa?

oleh Reporter

21 November 2018 | 22:49

Indonesia merupakan salah satu wilayah di belahan dunia yang rawan terjadi peristiwa gempa bumi. Bisa kita saksikan, setiap tahun bisa terjadi beberapa kali gempa di berbagai wilayah.
Tentu saja, penyebab terjadinya gempa bumi diulas juga oleh para ahli bumi, seperti ahli geologi, geografi, dan ahli lainnya. Namun, bagaimana sudut pandang agama dalam menyikapio peristiwa gempa belum banyak diulas dan dikaji.
Berikut adalah beberapa penjelasan muhasabah dari sahabat Nabi dan ulama tabiín mengenai fenomena gempa bumi.
1. Pendapat Umar bin Khattab
Gempa juga tercatat pernah terjadi di zaman kekhilafahan Umar. Sebagaimana yang disampaikan dalam riwayat Ibnu Abid Dun-ya dalam Manaqib Umar. Madinah sebagai pusat pemerintahan kembali bergoncang. Umar menempelkan tangannya ke tanah dan berkata kepada bumi, “Ada apa denganmu?” Dan inilah pernyataan sang pemimpin tertinggi negeri muslim itu kepada masyarakat pasca gempa,
“Wahai masyarakat, tidaklah gempa ini terjadi kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan. Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya!”
Kembali, generasi terbaik itu mengajarkan ilmu mulia bahwa gempa terjadi karena dosa yang dilakukan oleh masyarakat. Umar dengan tegas menyatakan itu. Lebih tegas lagi saat dia bersumpah bahwa jika terjadi gempa susulan, Umar akan meninggalkan Madinah. Karena itu artinya dosa kembali dikerjakan dan tidak kunjung ditaubati.
2. Pendapat Ka’ab bin Malik
Sahabat Ka’ab bin Malik mempunyai pendapat yang mirip dengan Umar bin Khattab. Inilah pernyataan lengkapnya tentang gempa, “Tidaklah bumi bergoncang kecuali karena ada maksiat-maksiat yang dilakukan di atasnya. Bumi gemetar karena takut Rab nya azza wajalla melihatnya.”
Ka’ab menyebut bahwa goncangan bumi adalah bentuk gemetarannya bumi karena takut kepada Allah yang Maha Melihat kemaksiatan dilakukan di atas bumi-Nya.
3. Pendapat Ummul Mukminin, Aisyah RA
Suatu saat Anas bin Malik bersama seseorang lainnya mendatangi Aisyah. Orang yang bersama Anas itu bertanya kepada Aisyah: “Wahai Ummul Mukminin jelaskan kepadaku tentang gempa”. Aisyah menjelaskan, “Jika mereka telah menghalalkan zina, meminum khamar, dan memainkan musik. Allah azza wajalla murka di langit-Nya dan berfirman kepada bumi: “goncanglah mereka! Jika mereka taubat dan meninggalkan (dosa), atau jika tidak, Dia akan menghancurkan mereka”. Orang itu bertanya kembali: “Wahai Ummul Mukminin, apakah itu adzab bagi mereka?” Aisyah menjawab, “Nasehat dan rahmat bagi mukminin. Adzab dan kemurkaan bagi kafirin.” Anas berkata: “Tidak ada perkataan setelah perkataan Rasul yang paling mendatangkan kegembiraan bagiku melainkan perkataan ini.” Sangat jelas penjelasan Ummul Mukminin Aisyah tentang penyebab spiritual gempa. Tiga dosa yang semuanya marak di zaman kita ini. Khusus untuk dosa yang pertama, Aisyah menggunakan kata “istabahu”, yang artinya masyarakat telah menganggap zina itu mubah (perkara biasa). Zina tidak hanya dilakukan, tetapi telah dianggap mubah. Dari ucapan, tindakan, kebijakan sebuah masyarakat boleh dibaca bahwa mereka yang telah meremehkan dosa zina, memang layak dihukum dengan gempa.
4. Pendapat Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz yang memerintah tahun 99 H–101 H dengan prestasi fantastik dalam memakmurkan masyarakatnya hanya dalam 2 tahun itu memberikan solusi terhadap gempa. Hal ini berawal dari gempa yang terjadi di zaman pemerintahannya.
Selepas gempa menggoncang, Umar bin Abdul Aziz segera menulis surat instruksi kepada semua jajaran pejabatnya di seluruh negeri kekuasaannya. Dan inilah instruksinya, “Gempa ini adalah sesuatu yang Allah azza wajalla gunakan untuk menegur hamba-hamba-Nya. Saya telah menulis perintah ke seluruh wilayah agar mereka keluar pada hari yang telah ditentukan pada bulan yang telah ditentukan, siapa yang mempunyai sesuatu maka bersedekahlah karena Allah berfirman, ‘Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat”. (QS Al-A’la: 14-15)
Dan katakanlah sebagaimana Adam berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi’.” (QS Al-A’raf: 23)
Dan katakanlah sebagaimana Nuh berkata, ‘Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi.’ (QS Hud: 47)
Dan katakanlah sebagaimana Yunus berkata, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.’ (QS Al-Anbiya’: 87)
5. Pendapat Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy
“Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, ‘Sesungguhnya Allah sedang menegur kalian’.’’
Dari ayat-ayat al-Qur’an, hadits-hadits, dan semua pernyataan hamba-hamba terbaik Allah di muka bumi ini tentang gempa, ternyata penyebab terjadinya gempa, antara lain sebagai berikut:
1. Sedikitnya orang-orang shiddiq (jujur dan amanah) dan syahid yang tinggal di atas muka bumi.
2. Masyarakat telah menghalalkan zina dan riba.
3. Masyarakat telah mengkonsumsi khamar (narkoba).
4. Kemunkaran, dlal mudlil, dan harakah irtidad merajalela di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Itulah jawaban terhadap sebuah pertanyaan “Ada Apa di balik Gempa?“.

Wallahu A’lam bis Shawab
Oleh:
Nana Supriatna, S.Pd, M.Pd.I

Reporter: Reporter Editor: admin