Jakarta – persis.or.id, Ketua bidang Tarbiyyah PP Persis, Dr. Irfan Safrudin, M.Ag, melantik dan memberikan amanat kepada Mudir Am, Mudir Muallimin serta Mudir Tsanawiyah PPI 69 Kramat Asem Jakarta, sabtu (11/11/2017).
Perlu kita melihat sebentar ke belakang bahwa Persis pada masa tahun 60-70 yang ada adalah Pimpinam Pusat dan Cabang. Kemudian awal tahun 80an berdiri PD PD dan terakhir Pimpinan Wilayah, sehingga inisiatif pendirian Pesantren banyak dilakukan oleh Cabang, maka hubungan yang terjadi antara PP dan Cabang, sehingga regulasi dibuat untuk hubungan cabang dengan PP.
Dalam perkembangan selanjutnya, Pesantren dibantu oleh PD dan PW. Persis kemudian berkembang dengan banyaknya berdiri PW-PW, dimana PW ada yang tidak punya PD atau tidak punya PC.
Pendirian Pesantren kalau merujuk ke regulasi hanya ke PC, tidak akan berdiri di PW PW yang baru (di luar Jawa), maka hal ini perlu ada revisi regulasi di bidang Tarbiyah.
Tantangan perubahan zaman, pada era globalisasi, ada tiga perubahan yaitu
Development : yang mengusung bidang ekonomi, negara miskin menjadi negara berkembang dan kemudian menjadi negara maju, dengan indikator equity dan equility (penerataan dan kesetaraan) pendapatan bagi Rakyat;
Westernization : Eroupean Culture or American Culture – peoses pembaratan dalam berbagai bidang : economi, social, politic, culture, education, vision on technology (world View).
Modernization : cara pandang selalu melihat ke depan (future) yaitu progress – kemajuan
Pemikiran ini ada cara berpikir Islam, karena selalu melihat ke depan
Pesantren Persis Matraman sekarang berada pada era Global dan berkedudukan di pusat pemerintahan serta ibukota negara yaitu Jakarta, tentunya ini memunculkan tantangan tersendiri dan luasnya peluang dan kesempatan untuk maju.
Kami mengamanatkan kepada Mudir Am, mudir-mudir untuk senantiasa mengingat 4 hal;
Pertama, jadikan Pesantren matraman ini menjadi Pesantren rujukan dan model Pesantren modern yang bisa menjadi pusat inspirasi dan pendorong lahirnya pesantren-pesantren Persis yang besar di 5 PD lainnya yang ada di Jakarta. Untuk eksternal sebagai tempat bechmarking bagi pesantren-pesantren lainnya
Kedua, bagi santri-santri. Jadikan pesantren ini sebagai kebun Ilmu dan Rumah peradaban, dimana terjadi interaksi antar siswa yang beragam baik dari segi ekonomi, budaya, suku, ras, kelas, strata, mereka merasa nyaman menimba ilmu di Pesantren ini.
Ketiga, untuk para asatidz dan asatidzahnya. Bisa dijadikan tempat berprestasi, mengembangkan diri dan mengaktualisasikan keilmuwannya serta juga mendapatkan kesejahteraan bagi kehidupan dirinya dan keluarga
Keempat, bagi Jamiyyah. Pesantren ini memberikan benefit (kegunaan) bagi perkembangan dakwah Jamiyyah, sebagai garda terdepan dalam kaderisasi SDI untuk Jamiyyah.
Semua hal tersebut tidak mudah dan tidak sederhana, tetapi hal ini bisa dikerjakan dan diselesaikan dengan kepemimpinan yang demokratis-transformatif serta kerjasama dari mulai anggota Persis, Tendik, Guru, Mudir, Mudir Am, PC Matramam, PD Jakarta Timur, PW DKI Jakarta, dan tentunya Dukungan dari Bidang Tarbiyah.
Faidza azzamta fatakkal ala Allah !