Oleh: Syarief Ahmad Hakim (Wakil Ketua Dewan Hisab dan Rukyat PP Persis dan anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI)
Perbedaan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha bukan hanya terjadi di Indonesia saja, namun dialami juga oleh negara-negara yang berada di Timur Tengah meskipun dalam lingkup antar negara yang berdekatan.
Berbeda umpamanya dengan perayaan Natal yang dilaksanakan secara serempak di seluruh dunia pada setiap tanggal 25 Desember.
Fenomena ini mendorong kesadaran beberapa negara Islam akan keharusan adanya kalender tunggal yang diberlakukan untuk umat Islam di seluruh dunia.
Dengan harapan nantinya tidak ada lagi perbedaan dalam pelaksanaan hari raya umat Islam.
Salah satu negara yang paling dominan dalam usaha penyatuan kalender Islam adalah Turki.
Di mana pada 26-29 Dzulhijjah 1398 H/27-30 Nopember 1978 di Istanbul Turki diadakan Konferensi Penetapan Awal Bulan Qamari (Mu’tamar Tahdid Awa’il asy-Syuhur al-Qamari).
Di antara keputusannya ialah bahwa penentuan awal bulan didasarkan kepada kriteria Imkan ar-ru’yah dengan ketinggian hilal minimal 5° dan jarak elongasi minimal 8°.
Terakhir, Turki mengadakan kongres internasional penyatuan kalender Islam di Istanbul Turki pada 21-23 Sya’ban 1437 H/28-30 Mei 2016.
Di antara hasil keputusannya ialah mengukuhkan kriteria 5° dan 8° dengan beberapa penyempurnaan.
Di Indonesia, ormas Islam yang akan segera mengadopsi kriteria KIG 2016 adalah Muhammadiyah, karena sejalan dengan hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar 1436 H / 2015 M.
Muhammadiyah memandang perlu adanya upaya penyatuan kalender Islam hijriyah yang berlaku secara internasional, sehingga dapat memberikan kepastian dan dapat dijadikan sebagai kalender transaksi.
Saat ini baru tahap sosialisasi dan segera akan diberlakukan setelah disahkan oleh Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Kriteria KIG 2016 Turki
KIG merupakan singkatan dari Kalender Islam Global, sedangkan angka 2016 merujuk kepada tahun diselenggarakannya kongres penyatuan kalender Islam, yakni pada 2016.
Dinamakan global karena cakupan wilayah keberlakuannya secara internasional (globe = dunia).
Kriteria KIG 2016 Turki diperoleh dari hasil Kongres Kalender Islam Internasional (KKII) pada Mei 2016 di Istanbul, Turki.
Kongres tersebut diikuti oleh sekitar 200 orang para ulama dan pakar astronomi dari 50 negara di dunia.
Dalam kongres tersebut diusulkan 2 (dua) konsep kalender yang sudah dikaji oleh Scientific Committee, yakni kalender Bizonal (dua zona) berbasis ijtima’ serta kalender Singular (tunggal) berbasis Imkan ar-ru’yah.
Kalender Islam Bizonal diusung oleh Nidhal Guessoum serta Mohammad Syawkat Odeh. Prinsip Kalender Islam Bizonal antara lain:
- Dunia dibagi menjadi dua zona, yakni zona Barat dan zona Timur.
- Awal bulan kamariah diawali di kedua zona itu pada hari selanjutnya apabila konjungsi (tawalludu al-hilal) terjadi saat sebelum fajar di Makkah.
- Awal bulan kamariah dimulai pada hari selanjutnya di zona Barat serta ditunda satu hari pada zona Timur apabila konjungsi berlangsung antara fajar di Makkah dan jam 12.00 UT.
Sebaliknya, kalender tunggal berbasis Imkan ar-ru’yah (visibilitas hilal) digagas oleh Jamaluddin Abdul Razik. Prinsip kalender tunggal adalah:
- Seluruh kawasan dunia dipandang sebagai satu kesatuan, sehingga bulan baru dimulai pada hari yang sama di seluruh kawasan dunia.
- Awal bulan baru dimulai apabila terjadi imkan ar-rukyah di belahan bumi manapun sebelum pukul 12 malam (00.00 GMT/07.00 WIB) dengan syarat ketinggian hilal minimal 5° dan elongasi minimal 8° pada saat terbenam matahari.
- Apabila imkan ar-rukyah pertama di muka bumi terjadi melewati pukul 12 malam (00.00 GMT/07.00 WIB) bulan baru tetap dimulai dengan syarat:
a. Kriteria imkan ar-rukyat (tinggi hilal minimal 5°, elongasi minimal 8°) terpenuhi dan telah terjadi konjungsi sebelum fajar di New Zealand,
b. Imkan ar-rukyat menjangkau di daratan Benua Amerika.
Menyikapi adanya usulan konsep KKII di atas, terjadi perdebatan dalam persidangan.
Perdebatan terjadi ketika perserta kongres dihadapkan pada keharusan memilih satu konsep KKII yang akan diterapkan di dunia Islam.
Pada akhirnya dalam sesi akhir persidangan ditentukanlah pemilihan konsep KKII dengan cara pemungutan suara tertutup (voting).
Pilihan kalender adalah dua konsep kalender di atas yaitu kalender bizonal dan kalender singular.
Ada 127 peserta yang memiliki hak suara. Berdasarkan hasil voting; 80 suara memilih kalender Islam tunggal, 27 suara untuk kalender Islam bizonal, 16 suara abstain, dan sisanya 6 suara tidak sah.
Dengan demikian, maka KKII memutuskan bahwa konsep kalender tunggal ditetapkan menjadi kalender Islam global.
Awal Ramadhan 1445 H Menurut Kriteria KIG 2016
Perhatikan peta keterlihatan hilal awal Ramadhan 1445 H menurut kriteria KIG 2016 Turki berikut ini!
Gambar 1. Peta keterlihatan hilal awal Ramadhan 1445 H berdasarkan kriteria KIG 2016 Turki
Dari gambar 1 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peta dunia tersebut menggambarkan posisi hilal yang belum dan sudah imkan ar-ru’yah menurut kriteria KIG 2016 Turki.
2. Waktu posisi hilal yang dihitung adalah saat maghrib di masing-masing tempat seluruh permukaan Bumi.
3. Peta dunia yang tertutup warna merah menunjukkan wilayah yang belum imkan ar-ru’yah seperti bagian timur Amerika Latin, benua Eropa, Afrika, Australia dan Asia termasuk Indonesia. Sedangkan yang tertutup warna hijau menunjukkan wilayah yang sudah imkan ar-ru’yah seperti benua Amerika kecuali bagian Timur Amerika Latin.
4. Sesuai dengan prinsip poin ke 2 kalender tunggal, yakni telah imkan ar-ru’yah (tinggi minimal 5° dan jarak elongasi minimal 8°) dimana saja sebelum jam 00:00 GMT dan ternyata benua Amerika sudah imkan ar-ru’yah, maka menurut kriteria KIG 2016 Turki Ramadhan 1445 H. ditetapkan Senin, 11 Maret 2024 M. dan berlaku untuk seluruh dunia.
Awal Ramadhan 1445 H Menurut Kriteria Neo MABIMS
Kriteria Neo Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) yang telah resmi digunakan di negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam sejak 21 Desember 2021 dan telah digunakan oleh Persis sejak 31 Maret 2012 memiliki prinsip bahwa awal bulan hijriyah akan masuk saat maghrib tanggal 29 Kamariah apabila:
1. Telah terjadi ijtima’
2. Ketinggian hilal minimal 3°
3. Jarak elongasi Bulan-Matahari minimal 6,4°
Apabila kriteria ini dijadikan acuan dalam penentuan awal bulan Ramadhan 1445 H maka harus dikomparasi dengan data hilal awal Ramadhan 1445 H. dimana menurut hasil hisab program Astronomis Persis diperoleh data:
1. Ijtima’ akhir Sya’ban 1445 H. terjadi hari Ahad, 10 Maret 2024 M, pukul 16:00:22 WIB.
2. Di wilayah Indonesia saat maghrib tinggi Bulan antara -0° 18’ 57” s/d 0° 51’ 38”,
3. Jarak elongasi Bulan-Matahari antara 2° 14’ 49” s/d 2° 41’ 57”.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pada tanggal 29 Sya’ban 1445 H telah terjadi ijtima’ sebelum maghrib tepatnya terjadi pada pukul 16:00:22 WIB.
Berarti untuk poin ke-satu sudah masuk kriteria. Untuk poin ke-dua, yakni ketinggian Bulan maksimal hanya 0° 51’ 38”, kurang dari 3°, berarti belum masuk kriteria.
Demikian juga untuk poin ke-tiga, yaitu jarak elongasi Bulan-Matahari maksimal nilainya hanya 2° 41’ 57”, kurang dari 6,4°, berarti belum masuk kriteria juga.
Karena dua parameter kriteria, yakni ketinggian dan jarak elongasi belum masuk maka bulan Sya’ban diistikmalkan atau disempurnakan menjadi 30 hari dan tanggal 1 Ramadhan ditetapkan mulai maghrib malam berikutnya yakni malam Selasa, 12 Maret 2024 M.
Perhatikan peta keterlihatan hilal awal Ramadhan 1445 H menurut kriteria Neo MABIMS berikut ini!
Gambar 2. Peta keterlihatan hilal awal Ramadhan 1445 H berdasarkan kriteria Neo MABIMS
Gambar 2 di atas memuat informasi tentang daerah yang sudah dan belum masuk awal Ramadhan 1445 H. pada saat maghrib hari Ahad, 10 Maret 2024 menurut kriteria Neo MABIMS, yaitu daerah yang sudah masuk berwarna hijau dan yang belum masuk berwarna merah.
Yang sudah masuk awal Ramadhan 1445 H. adalah semua negara yang ada di benua Amerika sehingga tanggal 1 Ramadhannya bertepatan dengan hari Senin, 11 Maret 2024 M.
selain benua Amerika belum masuk awal Ramadhan sehingga tanggal 1 Ramadhannya bertepatan dengan hari Selasa, 12 Maret 2014 M.
Awal Ramadhan 1445 H Menurut Kriteria Wujud al-Hilal
Kriteria wujud al-hilal yang sampai saat ini masih digunakan oleh Muhammadiyah memiliki prinsip bahwa awal bulan hijriyah akan masuk saat maghrib tanggal 29 Kamariah apabila:
1. Telah terjadi ijtima’
2. Ketinggian hilal lebih dari 0°
Kriteria ini apabila dikomparasi dengan data hilal yang ada, maka untuk poin pertama yaitu ijtima’ yang telah terjadi sebelum maghrib (pukul 16:00:22 WIB.) berarti sudah masuk kriteria, demikian juga untuk data ketinggian hilal sudah lebih dari 0° (0° 51’ 38”) berarti sudah masuk juga.
Oleh karena kedua parameter kriteria wujud al-hilal sudah tercapai maka tanggal 1 Ramadhan 1445 H. ditetapkan mulai maghrib malam Senin, 11 Maret 2024 M.
Perhatikan peta keterlihatan hilal awal Ramadhan 1445 H menurut kriteria Wujud al-Hilal berikut ini!
Gambar 2. Peta keterlihatan hilal awal Ramadhan 1445 H berdasarkan kriteria Wujud al-hilal
Gambar 3 di atas memuat informasi tentang daerah yang sudah dan belum masuk awal Ramadhan 1445 H. pada saat maghrib hari Ahad, 10 Maret 2024 menurut kriteria Wujud al-hilal, yaitu daerah yang sudah masuk berwarna hijau dan yang belum masuk berwarna merah.
Yang sudah masuk awal Ramadhan 1445 H. adalah semua negara yang ada di benua Amerika, Afrika, Eropa, Australia, Asia Barat, Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia kecuali pulau Papua, sehingga tanggal 1 Ramadhannya bertepatan dengan hari Senin, 11 Maret 2024 M.
Selain wilayah yang disebutkan di atas seperti Asia Timur belum masuk awal Ramadhan sehingga tanggal 1 Ramadhannya bertepatan dengan hari Selasa, 12 Maret 2014 M.
Perhatikan tabel yang memuat data Hilal awal Ramadhan 1445 H saat maghrib hari Ahad, 10 Maret 2024 berikut ini!
NO |
DATA HISAB |
KRITERIA |
|||
PARAMETER |
NILAI |
NEO MABIMS |
WUJUD AL-HILAL |
KIG 2016 TURKI |
|
1 |
Ijtima’ |
16:00:22 WIB. |
Sebelum maghrib (sudah masuk) |
Sebelum maghrib (sudah masuk) |
- |
2 |
Tinggi Hilal |
0° 51’ 38” |
3° (belum masuk) |
Lebih dari 0° (sudah masuk) |
5° dimanapun (sudah masuk) |
3 |
Elongasi Hilal |
2° 41’ 57” |
6,4° (belum masuk) |
- |
8° dimanapun (sudah masuk) |
4 |
Ramadhan 1445 H. |
|
Selasa, 12 Maret 2024 M. |
Senin, 11 Maret 2024 M. |
Senin, 11 Maret 2024 M. |
Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tanggal 1 Ramadhan 1445 H menurut kriteria KIG 2016 Turki sama dengan kriteria wujud al-hilal yang dipegang Muhammadiyah, yakni bertepatan dengan hari Senin, 11 Maret 2024 M.
Sesuai dengan maklumat PP Muhammadiyah no. 1/MLM/I.0/E/2024 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1445 Hijriyah.
Berbeda satu hari dengan kriteria Neo MABIMS yang bertepatan dengan hari Selasa, 12 Maret 2024 M.
[]
Foto: Ilustrasi (Freepik.com)