Peran yang seharusnya dijalankan oleh dinas intelijen sebuah negara adalah memberikan informasi yang tepat pada waktunya dan benar sebagai dukungan terhadap para panglima tentara perang, namun bagi Mukhabarat Askariya (dinas intelijen) mesir ada prioritas lain yang harus diutamakan.
Bocoran percakapan telepon yang dilakukan oleh Kapten Ashraf el Kholi, seorang perwira menengah Intelijen Militer tersebar di awal minggu ini. Dalam percakapan tersebut el-Kholi terdengar memberikan instruksi kepada sejumlah pembaca acara talk show dan juga awak TV tentang apa yang mereka harus sampaikan terkait keputusan Trump tentang Jerusalem. “Sampaikan kepada para pemirsa bahwa harus ada sikap mengalah,” demikian instruksinya,” saat kita berhasil mencapai kesepakatan bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel dan Ramallah adalah Ibukota Palestina….. maka kita harus menerima hal itu.”
Di bagian kedua rekaman tersebut , el Kholi terdengar menyampaikan kepada seorang pembawa acara talk show yang terkenal tentang apa yang harus dia sampaikan kepada pemirsa terkait mantan perdana menteri dan kandidat pilpres yang potensial, Ahmed Shafik. “Jangan serang dia sekarang…. tetapi jika dia (Shafik) tidak menuruti permintaan kita, maka kita akan maki hingga ke nenek moyangnya,”
Selain dukungan bagi pendudukan ilegal yang dilakukan Israel terhadap Jerusalem dan upaya untuk mencurangi pemilihan umum, rekaman ini juga memberikan suatu gambaran tentang kerja kotor mereka yang saat ini memegang tampuk kekuasaan di Mesir. (/Al Jazeera dan dialih bahasakan oleh Lukman)