Allah SWT bersumpah dengan waktu dhuha.
وَالضُّحَىٰ﴿١﴾ “Demi Waktu Dhuha” (1)
Saat dhuha, orang bisa menyaksikan sinar matahari yang indah, betapa hangatnya mentari, sinarnya menimbulkan kesejukan, kehangatan dan ketenangan meliputi tubuh kita. Artinya, Allah menyuruh kita untuk memperhatikan kondisi-kondisi suka dalam hidup kita. Selanjutnya, Allah juga bersumpah dengan pekatnya malam.وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ﴿٢﴾
“dan demi malam apabila telah sunyi (pekat)” (2)
Pernahkah kita keluar malam hari, tak ada bintang, tak ada bulan, tak ada sinar lampu. Kita rasakan kegelapan, kesunyian, ketakutan. Kita sulit melangkah, padahal jalannya ada. Artinya, Allah menyuruh kita untuk memperhatikan kondisi-kondisi sulit dalam hidup kita.وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ “dan bahwasanya Dialah Allah yang menjadikan orang tertawa (suka) dan menangis (duka)”. (Q.S. An-Najm: 43)
Sadari bahwa semua yang sudah terjadi dalam hidup kita ada kemahabesaran Allah di dalamnya. Saat kita menggapai berbagai prestasi, menorehkan karya, kesuksesan dll semuanya atas pertolongan Allah. Saat kita merasakan pahitnya ujian dan ditimpa musibah, itu pun atas kehendak Allah SWT. Rekontruksi Pikiran-mu, wahai hamba Allah !مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ﴿٣﴾ “Rabb-mu tidak akan pernah meninggalkan-mu dan tidak pula membenci-mu” (3).
Ayat ini romantis banget. Allah SWT telah bersumpah tak akan pernah meninggalkan kita baik dalam kondisi suka ataupun duka, tidak pula akan membenci diri kita sekalipun kita berlumur dosa dosa. Ini tersyaratkan di ayat ke-4 nya. Disini poin nya adalah, kita wajib memperbaiki struktur pikiran kita. Stabilkan pikiran dan hati kita dengan cara senantiasa husnudzan kepada Allah SWT. Berprasangka yang baik-baik kepada Allah SWT, akan merekontruksi pikiran dengan cepat, stabil lebih cepat, kecemasan (anxiety) segera hilang, kesedihan mulai terhapuskan dengan ketenangan demi ketenangan. Amazing !Perbaiki Orientasi Hidup-mu
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ﴿٤﴾وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ﴿٥﴾ “Dan sungguh Akhirat itu lebih baik bagimu daripada kehidupan dunia” (4), Dan kelak pasti Rabb-mu akan memberikan karunia-Nya kepadamu, lantas engkau pun akan ridha (5).
Allah sudah berjanji, tidak akan pernah meninggalkan hambanya dan tidak akan pula membenci diri hamba itu selama dia senantiasa menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya orientasi hidup (arah dan tujuan hidup). Ikhlash dalam menjalani semuanya. Just focus on Allah, hanya fokus kepada keridhaan Allah (mardhatillah). Kegagalan, keterpurukan, kesengsaraan, dan hal-hal lain yang membuat depresi, jika ikhlas dan berorientasi kepada Allah, maka seketika itu Allah akan mengganti depresi dengan rasa tenang atas izin dan karunia-Nya. Allah menjanjikan surga atas kesabaran dan keikhlasan kita saat di dunia. Allahu akbar ! Jadi teringat, surah Ad-Dhuha ini turun saat banyaknya provokasi orang-orang Quraisy menyerang psikisnya nabi SAW, karena memang waktu itu sudah 6 bulan wahyu belum ada yang turun. Allah tepis provokasi tersebut, Allah jawab dengan surah ini. Kita lanjut,أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰوَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ﴿٧﴾وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ﴿٨﴾
“Bukankah Dialah Allah yang mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungimu? (6) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk? (7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan lalu Dia memberikan kecukupan? (8)
Allah SWT mengajak flashback ke belakang tentang hidup kita, inilah alasan kenapa kita mesti yakin dengan janji-janji Allah. Saat kita masih bayi kecil, Allah yang mengurus kehidupan kita. Saat memasuki fase remaja akil baligh, kita dari yang tak memahami agama dan mengalami krisis jati diri, Allah tuntun hingga memahami agama dan hidayah-Nya. Allah juga senantiasa memberikan rezeki dari awal kita di kandungan ibu, hingga kita dewasa, sampai detik ini. Inilah alasan kita mesti yakin yakin benar dengan janji Allah SWT. Urai Egosentris dengan Altruistik, Pecahkan Belenggu Depresi dengan Berbagi dan Peduli kepada orang yang Lebih Berat Beban Hidupnya. Saya sering menemukan ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan mengapa terjadinya kerusakan pikiran dalam diri manusia, dan pada ujung-ujungnya Allah selalu menyuruh manusia itu agar memperhatikan dan berbagi dengan oranglain. Sekarang saya pahami, memang benar, saat orang depresi, dia jauh lebih fokus kepada dirinya sendiri. Egosentrisnya sangat kuat, dan ini akan menghambat penyembuhan depresi. Tetapi saat Allah menyuruh kita, hamba-hambanya untuk anti egosentris, bersikap peduli dan menolong oranglain (altruistik) maka depresi itu bisa menyublim menjadi sebuah kekuatan dan pada akhirnya depresi itu hilang tergantikan dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Lihat dan perhatikan baik-baik pesan dari Allah SWT;فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ﴿٩﴾وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ﴿١٠﴾وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ “Maka adapun terhadap anak yatim, maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang! (9) Dan terhadap orang yang minta-minta (pengemis yang benar-benar papa, maka janganlah engkau menghardiknya! (10) Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah engkau menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (11).
Allah menyebutkan dua kondisi orang yang mesti kita berbuat baik terhadapnya, mesti dijaga baik baik sikap kita terhadapnya, mesti kita perhatikan hidupnya. Mereka adalah anak yatim dan orang fakir. Mengapa dan ada apa dengan anak yatim? Ada apa dengan orang yang sangat fakir hingga dia harus meminta minta? Bersyukurlah, karena Allah masih membuat kita bisa tegak berdiri karena sokongan ayah yang luar biasa. Hangat kasih sayangnya membuat kita tegar, ada tempat mengadu, ada tempat mencurahkan cerita, ada tangan ayah yang mendorong jalannya hidupmu. Bersyukurlah, kita juga dijaga dirawat dan diberi kecukupan rezeki, tak seperti orang yang Allah uji dengan kefakiran. Dua kondisi tersebut sungguh sangat membebani psikis seseorang. Pantaslah jika kita mentaati perintah Allah agar peduli dengan hidup mereka. Penderitaan kita mungkin belum seberapa. Bantulah mereka, berbagilah dengan mereka. Agungkan nama Allah, sebutlah nama Allah atas berbagai karunia yang kita bagikan untuk mereka. Syukuri seluruh kenikmatan yang telah kita terima dari Allah SWT. Saat kita bisa mengamalkan semuanya, Allah pasti akan memberikan kelapangan hati dan pikiran kita kurang dari 13 detik. Sebab, setelah turunnya surah Ad-Dhuha, wahyu Allah selanjutnya turun surah Al-Insyirah. Allahu A’lam. *** Penulis: Taufik Ginanjar (BK MTs Persis 3 Pameungpeuk)