Makkah, persis.or.id - Di terminal Syib Amir jarum jam menunjukkan pukul 12.50. Matahari tengah garang-garangnya memanggang kawasan Terminal Syib Amir, Makkah.
Siang itu, dua jemaah berkursi roda mendekati bus di dekat Sektor Khusus terminal. Mereka didorong oleh dua petugas pendorong.
Setelah kedua jemaah mendekat, dua petugas sektor khusus, Ali Tophan dan rekannya Muhammad Syukron dengan sigap memapah jemaah lansia tersebut naik ke atas bus. Di atas bus, rekannya telah siap untuk memegang jemaah tersebut dan membantunya naik duduk di kursi bus.
Setiap hari secara bergantian, Ali Tophan dan rekan-rekan Seksus membantu para jemaah lansia menaiki bus khusus lansia yang diparkir di depan kantor Seksus. Mereka bekerja dalam tiga shift, masing-masing selama 8 jam.
Ali mengatakan, meski harus terpanggang sinar matahari setiap hari, dia dan rekan-rekannya sangat senang melayani para jemaah lansia. Semangat para lansia tersebut untuk berhaji menjadi penyemangat bagi mereka.
"Kadang-kadang temen-temen yang menaikkan atau menurunkan jemaah lansia itu meneteskan air mata. Karena terharu. Orang-orang di usia 90 atau 95 tahun tetap semangat untuk berhaji. Bahkan tanpa pendamping. Ini menjadi penyemat kami. Masak kalah dengan lansia," tutur Ali.
Berjaga di terminal, kata Ali, punya tantangan sendiri. Sebab mereka juga harus berhadapan dengan petugas jasa pendorong kursi roda. Para pendorong itu sulit untuk ditertibkan. Apalagi terkendala bahasa.
"Itu kan membahayakan jemaah kita. Akhirya kita ketemu pentolannya. kita berunding agar ketika jemaah kita datang itu mereka tidak berebut," ungkap dia.
Untuk mengendalikan aksi para pendorong kursi roda, Kemenag telah menyiapkan kartu kendali. Menurut Ali, para pendorong itu nanti dikasih kartu dan salinannya dipegang petugas. Jika telah selesai mendorong jemaah mereka harus mengembalikannya kepada petugas.
"Biasanya yang membayarkan itu penanggung jawab kloter atau dari penanggung jawab ketua rombongannya. Alhamdulillah berjalan baik," tambah Ali.
Ali bilang untuk bus lansia sebenarnya dibutuhkan terminal khusus untuk menaikkan dan menurunkan mereka. Saat ini yang ada bus lansia memjadi satu dengan bus lainnya. Karena proses menaikkan dan menurunkan lansia membutuhkan waktu mereka kerap diklakson oleh bus di belakangnya.
"Jadi ketika kita menaikkan atau menurunkan jemaah itu bis yang di belakang sudah membunyikan klakson,'' kata dia.
Ali melanjutkan, setelah berkoordinasi dengan seksi transportasi mereka sepakat untuk menmpung lansia terlebih dahulu dikantor seksus.
"Jadi kalau lansianya banyak nanti kita tampung dulu di sektor khusus ini . Nanti bisnya yang menjemput ke sini," imbuhnya.
Dari Makkah, Henri persis.or.id tim Media Center Haji (MCH) 2024 melaporkan.