Program yang dilaksanakan
Kegiatan da`i di SBT tidak hanya mengisi pengajian saja, tetapi juga dipercaya sebagai Bendahara Pesantren Al-Anshar, dan menggarap sebagian kecil tanah pesantren untuk mencoba memandirikan pesantren.
Membuat kajian untuk santri yang berkaitan dengan etika, tanggung jawab, bahasa arab, dan bahasa inggris.
Mengisi Majelis di Perusahaan minyak CITIC membina akidah dan ibadah para security pegawai CITIC selama 4 pertemuan dalam dua bulan dan mengisi khutbah jum’at di kampung awam dan mualaf.
Kota Ambon
Kondisi Ambon tidak jauh beda dengan SBT, selain cuaca yang panas, karakter orangnya pun terlihat keras. Sehingga untuk membina ibadah dan penerapan amaliah shalat saja, perlu ekstra perhatian.
Da`i yang ditugaskan di kota Ambon tidak hanya bertugas di perkotaan saja, tetapi ditugaskan juga untuk membina santri Madrasah Aliyah Al-Muluk di Telaga Kodok Maluku Tengah, yang sudah dirintis oleh PW Persis Maluku selama dua tahun. Keberadaan dai atau tenaga pengajar di telaga Kodok ini sangat diperlukan, mengingat pengurus PW Persis Maluku yang tidak mampu maksimal mengajar di Aliyah ini, karena rata-rata bertugas sebagai dosen di IAIN Ambon, yang akhirnya Madrasah Aliyah sedikit terabaikan.
Di Madrasah Aliyah, Sandi Pujiansyah mengajar bahasa Arab dua hari, yaitu hari senin dan Jum`at. Santri Aliyah Persis Al-Muluk di Telaga kodok, sangat jauhh berbeda dengan keumuman santri Persis yang ada, terutama dalam masalah akhlak dan kualitas ibadahnya. Sehingga diperlukan kelas tambahan bagi mereka, yang dilaksanakan setiap pagi di hari Senin sampai Kamis.
Di kelas tambahan inilah santri Aliyah Al-Muluk Persis diajari bagaimana menulis dan membaca huruf hijaiyyah, serta materi keagamaan dasar lainnya. Saying seribu saying, respond an semangat mereka sangat kurang, tercatat dari 39 santri, hanya 4 orang saja yang rutin mengikuti pembinaan. Sementara yang lainnya giliran hadir, bahkan ada juga yang sama sekali tidak pernah mengikuti kajian tambahan.
DARUL ARQOM
Selain mengajar di MA, da`i yang bertugas di kota Ambon ini mengajar juga di TPQ Darul Arqom. TPQ yang berdiri di atas tanah bekas gereja ini, selalu menjadi perhatian para orangtua. Sehingga tercatat sekitar 150 orang lebih yang belajar di TPQ Darul Arqom, yang terdiri dari anak usia PAUD sampai usia SMA.
Sebelumnya TPQ ini pernah dibina oleh da`i Persis lainnya yang tinggal di TPQ bersama istri dan dua anaknya, yaitu Gugum Gunawan dan Nurfajrina. Oleh da`i Persis inilah perlahan Darul Arqom mengalami perubahan dan berkembang. Selain metode pembelajaran yang tidak hanya mengandalkan Iqra saja, perlengkapan administrasi pun mulai dikenalkan kepada asatidz dan santri Darul Arqom.
Alhamdulillah, program ini bisa dilanjutkan oleh da`i berikutnya, sekalipun hanya dua hari saja, di hari jum`at dan Sabtu, mengingat da`i harus fokus di Telaga Kodok. Sekalipun begitu, kehadiran da`i Persis ini setidaknya mampu menarik simpati asatidz di Darul Arqom, sehingga mereka menyempatkan waktu untuk sama-sama belajar agama yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Tantangan dakwah di pelosok memang sedikit unik, mengingat daerah yang berbeda dengan tempat tinggal para da`i, karakter orang dan kebiasaan daerah pun menjadi tantangan tersendiri bagi peserta kafilah du`at Persatuan Islam. Oleh karena itu, dukungan dan support ikhwatu ieman sekalian tentu akan sangat membantu keberadaan mereka di berbagai pelosok nusantara. (Gugum Gunawan)
Hima Persis
30 Oktober 2025 | 11:14
Bangkitkan Semangat 1928 di Era Global: Tantangan Baru Pemuda Indonesia