Kamis, 11 Februari 2016. Untuk kali pertama, Pimpinan Pusat Persatuan Islam mengumpulkan pengurus perguruan tinggi yang ada di lingkungan Persis. Kegiatan ini diinisiasi oleh Bidang Dakwah dalam rangka pengembangan dakwah Persis.
Seperti yang sudah diketahui, PP Persis sudah mengirimkan da`inya ke luar jawa 03 Februari 16 yang lalu. Akan tetapi, 13 da`i yang diutus oleh Persis, kesemuanya adalah lulusan STAIPI Garut.
Rakor yang dilaksanakan di ruang Ketum Persis ini diadakan dalam rangka menyatukan visi misi perguruan tinggi Persis, untuk ikut serta dalam mengembangkan dakwah Persis, melalui kader-kader Persatuan Islam yang ada di Kampus Persis.
Ada sebelas orang yang hadir pada pertemuan ini. Diantaranya; KH. Zae nandang selaku PYMT Bidang Dakwah, KH Supriatna, Sekretaris Bidang Dakwah, KH. Uus M Ruhiat, Bidgar Sumber Daya Dakwah, Ust. Nurmawan, Bidgar Kemasjidan, Ust. Tiar Anwar Bahtiar, perwakilan dari STAIPI Garut, Ust. Sukardi, perwakilan dari STAIPI Bandung, ust. Uhud Solehudin, perwakilan dari STKIP Persis, ust. Haris Muslim, perwakilan dari Ma`had Al-Imarat, Gugum Gunawan, perwakilan dari Bidang Dakwah PP Pemuda Persis, dan Angga Nugraha didampingi Heri Solehudin, mewakili dari PZU Pusat.
Hanya perwakilan dari Tasik dan Ma`had Usman Jakarta saja yang berhalangan hadir. Kesemuanya sepakat dan siap membantu juga menyiapkan kader da`inya dari masing-masing kampus, untuk dibina yang kemudian dikirimkan untuk mengembangkan dakwah di berbagai daerah minim dakwah, sekaligus mengembangkan jam`iyyah Persis di Luar jawa.
Menurut KH Zae Nandang, kader kafilah du`at yang akan dikirimkan harus dibekali keilmuan yang memadai, sehingga di dalam tugasnya nanti, para da`i bisa membantu berbagai permasalahan jam`iyyah yang ada di daerah.
Oleh karena itu, KH Uus M Ruhiat, selaku Bidgar Sumber Daya Dakwah, akan membuat data base du`at Persatuan Islam, yang kemudian akan dilakukan pembinaan muballigh. Karena jam`iyyah yang ada di daerah juga meminta muballigh-muballigh yang sudah berpengalaman dikirim dan membina di luar jawa.
Kenapa harus alumni Mahasiswa??, padahal dulu santri tingkat Muallimien itu sudah bisa dan mampu berdakwah sekaligus membina umat. Ini lebih disebabkan, perkembangan dakwah hari ini yang begitu kompleks, sehingga memerlukan tenaga dan SDM yang betul-betul matang dan siap secara keilmuan.
Pengiriman Kafilah Du`at Persis diawali secara resmi oleh STAIPI Garut, melalui Prodi Tafsir Hadits. Berawal dari kurangnya minat menjadi Mahasiswa TH, STAIPI Garut menjadikan ini sebagai peluang. Dengan biaya kuliah yang digratiskan, mahasiswa TH diwajibkan untuk menetap di asrama, dan diakhir studinya para mahasiswa dikirimkan ke luar jawa untuk satu tahun pengabdian.
Pembiayaan Mahasiswa TH ini, awalnya subsidi silang dari prodi PAI. Seiring perkembangan Prodi TH, akhirnya program ini mendapatkan respon positif dari BAZNAS, yang siap memberikan bantuan untuk program kaderisasi da`i melalui Prodi TH.
Dan upaya ini tidak lepas dari kerjasama antara STAIPI Garut bersama Pimpinan Daerah Persis Kabupaten Garut, beserta seluruh jamaahnya yang bergotong royong membantu program ini.
Sementara untuk perguruan tinggi lainnya, secara tidak langsung sebetulnya sudah melakukan hal yang sama jauh-jauh hari sebelum STAIPI Garut berdiri. Hanya pengabdian yang dilakukan alumninya bersifat mandiri. Terbukti banyak alumni STAIPI Bandung yang aktif di jam`iyyah di luar jawa. Ini menunjukkan adanya kontribusi positif hasil binaan perguruan tinggi Persis.
Tidak hanya STAIPI Bandung, STKIP Persis pun, dengan jurusan Bahasa Inggris dan Sejarahnya, mampu menempatkan mahasiswanya di masjid-masjid jamaah Persis. Sehingga dengan kehadirannya, jamaah Persis merasa terbantu.
Begitupun dengan Ma`had al-Imarat dan perguruan tinggi Persis lainnya. Dengan konsep yang sama mampu memberikan kontribusi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Khusus untuk Ma`had al-Imarat, ust. Haris Muslim selaku mudir, akan memanfaatkan peluang kerjasama dengan lembaga yang sudah berpengalaman dalam pengiriman da`i, yaitu AMCF.
Namun, tujuan dari rakor kali ini adalah untuk menyeragamkan pola dan mekanismenya. Sehingga mahasiwa yang sudah dipilih, semuanya bisa dikirim untuk mengembangkan dakwah Persis dengan pola yang sama. Pola yang teratur, juga bisa dikontrol oleh Pimpinan Pusat Persatuan Islam, yang akhirnya segala permasalahan yang muncul, diatasi langsung oleh Pimpinan Pusat, khususnya Bidang dakwah.
Dari berbagai laporan perguruan tinggi Persis, kendala saat ini adalah kaitan dengan keuangan dan anggaran kampus untuk memberikan beasiswa penuh bagi mahasiswa yang siap mengabdi. Untuk itu, kehadiran PZU Pusat pada rakor ini adalah untuk mensinergikan program kerja, yang kebetulan program unggulan PZU tahun ini adalah sebar da`i. PZU hanya menekankann laporan yang baik dan terpola sebagai timbal balik untuk para muzaki.
Kehadiran PZU akan memudahkan langkah Bidang Dakwah dalam menjalankan program kafilah du`at ini. Melalui PZU Bidang Dakwah akan mengkomunikasikan hal ini ke berbagai lembaga zakat yang ada.
Di luar lembaga yang zakat yang ada, kami selaku team Bidang Dakwah Persis mengajak ikhwatu ieman sekalian untuk bersama-sama ikut mensukseskan program jihad ini.
gugum gunawan