Kongres Dunia Pemuda Asia Afrika atau World Congress Asian African Youth Government (AAYG) telah berlangsung di Indonesia. Pertemuan Internasional yang bertempat di Hotel Savoy Homann Bandung ini diselenggarakan 4 hari, dari tanggal 16-19 Desember 2021 dan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dari 52 negara anggota AAYG serta 11 negara observer.
Sebagaimana dikutip dari www. Rmoljabar.id, kongres internasional ini merupakan yang kedua diselenggarakan setelah kongres yang pertama pada tahun 2015. Eksistensi atau keberlangsungan dari Kongres Pemuda Asia Afrika ini tentu bukan hanya didasari dengan keberhasilan para delegasi berdialektika dan bernarasi serta memformulasikan solusi terhadap berbagai isu sosial.
Namun lebih besar daripada itu, konsistensi solidaritas antara negara Asia Afrika ditunjukkan dengan keseriusan para delegasi dalam menghormati sejarah, dan memaknai semangat kebersatuan pemuda Asia Afrika yang pernah berkumpul dan bersatu melawan hegemoni bangsa-bangsa penjajah di tahun 1955, pada Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Kongres ini mengambil tema "The nation of Asian African Youth for the World's Collaboration on Covid-19 and Beyond" bertujuan untuk membahas isu-isu hangat kontemporer yang sedang terjadi di dunia, salah satunya mengenai pandemi global Covid-19 dan kondisi geo-politik kawasan.
Pada konferensi tahun ini, Indonesia sebagai tuan rumah diwakili oleh banyak delegasi dari berbagai institusi dan organisasi yang merepresentasikan gagasan-gagasannya masing-masing.
Salah satu dari delegasi Indonesia yang hadir dalam Kongres II Asian-African Youth Government ini adalah Rombongan dari PP Pemuda Persatuan Islam (PERSIS), yang terdiri atas Ibrahim Nashrul Haq al-Fahmi (Ketua Umum), Ghazi Abdullah Muttaqien (Co-Founder of Strategic Research Society OIC Youth Indonesia), Achmad Fadhilah (Ketua Bidang Hubungan Kerjasama Antar-Lembaga), dan Adi Thahir (Ketua Bidang Jam’iyyah).
Adapun kongres tersebut dibuka oleh Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. Dia mengingatkan soal nilai-nilai keluhuran Pancasila.
"Pemuda bukan hanya mendorong adanya kolaborasi dan partnership, tetapi adanya langkah-langkah konkret dalam berkontribusi terhadap kemajuan negara. Nilai-nilai luhur Pancasila dapat dijiwai oleh pemuda Asia Afrika khususnya dalam melaksanakan kongres pemuda Asia Afrika," tutur Bamsoet yang hadir secara virtual.
"Negara-negara Asia Afrika harus sejajar dengan bangsa-bangsa lain," lanjut dia.
Dalam kesempatan ini turut hadir Menparekraf Sandiaga Uno secara virtual sebagai pembicara diskusi. Menurutnya, COVID-19 memiliki dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada pengusaha. Dengan ini, Pemuda Asia Afrika diharapkan bisa berinovasi seperti halnya para pengusaha.
Melalui keikutsertaan Pimpinan Pusat Pemuda PERSIS di kongres tingkat dunia ini, diharapkan agar bisa membuka peluang bagi para kader persis untuk tampil di podium internasional, serta menjadi perekat tali silaturahim dan kerjasama jangka panjang dengan negara-negara di kawasan Asia-Afrika demi mewujudkan kesejahteraan bersama, transfer of knowledge dan masa depan yang cerah di kemudian hari.
Serta, diharapkan Kongres ke-2 ini mampu menyiapkan peta jalan untuk menyambut perubahan global yang hampir pasti terjadi, termasuk menyiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan di era disrupsi akibat percepatan perkembangan teknologi.
Hal ini ditandai dengan kunjungan resmi pimpinan kongres Pemuda Asia-Afrika ke kantor PP Persatuan Islam pada 19 Desember 2021 yang dihadiri oleh Mr. Tantan Taufiq Lubis (Vice President of ICYF), Mr. Beni Pramula (Demisioner President of Asian-African Youth Government), dan Mr. R. Saddam al-Jihad (Elected President of AAYG).
Beni Pramula menyebut kongres ini sebagai ajang spektakuler. Sebab, para pemuda se-Asia dan Afrika berkumpul memunculkan gagasan bersama. "Ini acara yang sangat spektakuler di mana pemuda-pemuda di kawasan Asia Afrika berkumpul untuk bertekad bersama.
(HL/dh)