Bandung, persis.or.id - Daurah Ekonomi yang diselenggarakan PP PERSIS dan Himpunan Pengusaha Persatuan Islam (HIPPI) di hotel Horizon Bandung, Jumat (14/1/2022), dihadiri pula secara daring oleh Ketua Masyarakat Ekomomi Syariah sekaligus Menteri Badan Usaha Milik Negara H. Erick Thohir sebagai keynote speaker.
Pada kesempatan tersebut, Erick Thohir mengungkapkan pentingnya jaringan ormas Islam, termasuk PERSIS untuk meningkatkan ekonomi syariah dan indusri halal.
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menimbulkan ketidakpastian yang tinggi terhadap ekonomi global, dan saat ini masih berada pada masalah yang kompleks yang tentunya terus muncul. Inflasi di Amerika Serikat diprediksi akan mencapai yang terparah dalam empat dekade terakhir.
Namun, di sisi lain ada harapan pada perkembangan ekonomi syariah. Ekonomi syariah dalam sebuah ekosistem akan menjadi solusi alternatif, tentunya bagi bangsa Indonesia. Ia menilai pertumbuhan sektor industri halal maupun industri ekonomi syariah menunjukan tren, baik pada sektor riil maupun sektor jasa keuangan.
“Artinya ada potensi pasar yang sangat besar dan dapat kita optimalkan untuk menggerakan roda perekonomian umat. Dari rakyat Indonesia dan untuk rakyat Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut Ia menyebutkan, Indonesia sebagai negara populasi penduduk muslim terbesar di dunia memiliki daya beli yang tinggi. Hal itulah yang menjadikan potensi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.
“Namun dengan populasi penduduk muslim yang tinggi, saat ini belum bisa kita manfaatkan untuk perputaran ekonomi di dalam negeri. Indonesia masih kalah oleh Brazil, Amerika Serikat, dan Argentina dalam memproduksi dan ekspor produk halal. Padahal RI paling besar pangsa pasarnya,” ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Erick menyebut, pemerintah saat ini memiliki perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan ekonomi syariah di Indonesia. Berbagai kementerian dan instansi bergotong royong dalam membangun indstri halal, antara lain pusat industri halal Kemenperin dan program wisata halal oleh Kemendag.
“Kami berperan dan berkomitmen dalam pengembangan industri halal dan ekonomi syariah di Indonesia, karena betapa pentingnya membangun ekosistem di Indonesia untuk mendorong kemajuan ekonomi umat,” jelasnya.
Beberapa program yang digulirkan di antaranya melakukan merger 3 Bank Syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia. Bank tersebut menjadi pertama kalinya terjadi RI mempunyai Bank Syariah yang sangat besar, masuk ke dalam tujuh bank terbesar di Indonesia dan 11 terbesar di dunia.
Sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah, dirinya senantiasa mendorong Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Ia menyebut menggunakan strategi berkolaborasi dengan kementrian lain, BRI, OJK, dan semua pihak yang bisa mewujudkan mimpi ini menjadi kenyataan. Hal itu dilakukan dengan pendekatan kemitraan, pelatihan, hingga pemberdayaan wakaf.
“Saat ini, alhamdulillah sudah on the track melakukan kesemuanya. Tidak hanya wacana, tetapi sudah berimplementasi yang berkolaborasi dengan banyak pihak. Hal ini untuk kesejahteraan peningkatan ekonomi untuk umat dan keseimbangan ekonomi yang kita harapkan,” ungkapnya.
Terakhir, dirinya meminta untuk tidak berpuas diri. Masih banyak langkah yang harus kita lakukan secara kolektif, bersama-sama membangun cita-cita Indonesia dalam membangun ekosistem ekonomi syariah global serta ekonomi di pesantren dan umat Islam, sebagai kekuatan ekonomi Indonesia ke depan.
(HL/dh)